Daftar Isi [Tampilkan]

Anak adalah generasi penerus bangsa, pemimpin masa depan dan pelopor perubahan. Namun 1 dari 3 anak Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Hanya 2 dari 5 anak di Indonesia yang konsumsi makanannya sesuai rekomendasi WHO dan 1 dari 4 anak Indonesia masih kurang minum. Malnutrisi dan penyakit tidak menular masih menghantui masyarakat, terlebih Anemia Defisiensi Besi (ADB).

 
Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger

 
Bahaya anemia belum disadari sepenuhnya oleh semua orang. Memang sih, kelihatannya sepele dan masih dianggap enteng potensi kerugian bagi mereka yang mengalami kekurangan zat besi. Padahal di kalangan medis, anemia berkaitan erat dengan potensi kelahiran prematur lho.

Disusul kemudian penyakit infeksi hingga kematian ibu dan anak, manakala sang ibu melahirkan mengalami perdarahan hebat. Wah, menyeramkan sekali, bukan? Hhmm..anemia ternyata bisa menyebabkan stunting! Jika si ibu menderita anemia, anak yang dilahirkan bisa prematur serta berat badan dan tinggi yang juga rendah.

Anemia pada Remaja Putri dan Tablet Tambah Darah (TTD)

Aku teringat cerita anak sulungku, teteh Rafa yang dua tahun lalu masih duduk di bangku kelas 8 MTS 4 Jakarta. Murid-murid remaja putri di sekolah tersebut diberikan tablet penambah darah. Rupanya anakku dan teman-temannya manut saja, karena petugas Puskesmas menjelaskan manfaatnya. Tapi ada juga sih yang ogah meminumnya setelah mengetahui rasanya yang tidak enak.

Tablet penambah darah biasanya di-drop ke puskesmas-puskemas. Setelah itu sekolah akan berkoordinasi dengan Puskesmas untuk hal teknis tablet. Bisa Puskesmas yang mengirimkan tablet ke sekolah atau sekolah yang mengambilnya ke Puskesmas secara berkala.

Remaja putri ternyata membutuhkan tablet penambah darah untuk membantu mereka lebih bugar. Tablet ini membantu mengatasi anemia agar mereka sehat dan berprestasi di sekolah. Aku baru ngeh kenapa para anak baru gede alias ABG ini mudah terkena anemia. Ooooh yaaa, karena mereka mengalami menstruasi, ditandai dengan tubuh mudah lemas, malah ada pula yang sering pingsan.

Kondisi itu membuat sel darah berkurang, ditambah dengan gizi yang tidak seimbang. “Kalau gizinya seimbang untuk remaja putri tak apa-apa tak konsumsi tablet penambah darah. Tapi kalau gizi tidak seimbang ditambah siklus menstruasi, butuh tablet untuk meningkatkan darah dan zat besi’, begitu kira-kira penjelasan dari pihak Puskesmas. 

Tablet tambah darah ini disarankan dikonsumsi secara konsisten misalnya seminggu sekali sesuai kebutuhan. Artinya jangan sampai hasilnya tidak efektif gara-gara minum tabletnya bolong-bolong kayak sarang laba-laba hehehe, apalagi remaja zaman now makin banyak aktivitasnya.

Ternyata tablet tambah darah tak hanya untuk remaja putri perkotaan, melainkan juga pedesaan. Kenapa begitu? Alasannya sih rata-rata remaja kekinian bisa mengalami malnutrisi karena gaya hidup yang kepengen langsing. Akhirnya mereka mengabaikan nutrisi pada makanan hanya karena lebih mementingkan penampilan.  

Masalah Anemia Defesiensi Zat Besi di Indonesia

Di Indonesia, masalah anemia pada remaja putri termasuk tinggi. Diperkirakan sepertiga dari mereka menderita anemia. Anemia akibat kurangnya zat besi merupakan isu nyata saat ini yang berdampak jangka pendek maupun jangka panjang. Penyakit defisiensi zat besi ini perlu kita perhatikan dan ketahui angka kejadiannya baik pada remaja, ibu hamil, menyusui maupun balita di Indonesia supaya kita tahu seberapa besar masalahnya.

Di tengah tantangan kesehatan global yang saat ini terjadi, isu pemenuhan malnutrisi masih menjadi ancaman kesehatan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia. Masalah gizi, baik gizi kurang atau gizi lebih, dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit lain, khususnya risiko terjadinya penyakit tidak menular.

Menurut Riskesdas 2018, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8% dan telah mencapai peringkat 4 dunia. Sedangkan 48,9% ibu hamil, 32% remaja 15-24, dan 38,5% balita mengalami anemia. Secara global, sekitar 50-60% angka anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi atau biasa disebut Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Webinar 'Nutrisi untuk Bangsa' 

Berkaitan erat dengan perayaan Hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2021 dan fokus pada isu anemia yang masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia, Indonesian Nutrition Association (INA) dan Danone Indonesia mengadakan online talkshow. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi tepat untuk menciptakan generasi yang sehat terutama terkait pencegahan anemia.

Webinar publik pada Youtube Channel ‘Nutrisi untuk Bangsa’ (biasa disebut ‘Sahabat Nutrisi Bangsa’) yang dipandu oleh MC Diska Dewi ini mengusung tema ‘Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi’ dengan narasumber sebagai berikut:

  • Ibu Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi., Sp.GK selaku Spesialis Gizi Klinik dari Indonesian Nutrition Association (INA.).
  • Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia.
 

Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger
Webinar Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi

Pembahasan webinar kali ini difokuskan pada beberapa poin berikut:

  1. Prevalensi anemia pada remaja, ibu hamil, menyusui dan balita di Indonesia.
  2. Anemia merupakan tantangan lintas generasi dimulai dari remaja hingga anak. 
  3. Gejala dan dampak pendek serta jangka panjang anemia.
  4. Cara dan upaya pencegahan anemia, kepada remaja, ibu hamil ibu menyusui dan balita.  

 


 

Kondisi Anemia Defisiensi zat Besi (ADB) yang terjadi pada penderita membawa pengaruh jangka pendek dan jangka panjang bagi tiap-tiap generasi. Jika ditarik benang merahnya, kondisi ini merupakan ancaman besar mengingat dampaknya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Di sisi lain, negara dituntut untuk dapat menciptakan generasi dengan daya saing global, sehingga terdapat urgensi untuk memutus mata rantai anemia lintas generasi.

Dr. Diana menyebutkan, "Intervensi melalui pemenuhan nutrisi dan edukasi secara menyeluruh merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam memutus mata rantai anemia baik di lingkup individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Saat ini Indonesia masih menghadapi tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia".

Seseorang dengan kondisi Anemia Defisiensi zat Besi (ADB) berisiko melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), stunting, komplikasi saat melahirkan dan risiko lainnya. Padahal kondisi ADB sendiri dapat terjadi lintas generasi dan dapat diturunkan sejak remaja, ibu hamil, anak dan seterusnya. Pada kasus balita dan anak, ADB bermula dari kurangnya zat gizi mikro pada 1000 Hari Pertama Kehidupan", ujarnya lagi.


Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger
Penyerapan Zat Besi, Klasifikasi dan Prevalensi Anemia

Pengertian Anemia

Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan darah yang ditandai dengan kurangnya sel darah merah dari jumlah normal dalam tubuh manusia. Kondisi ini disebut juga penyakit kurang darah, namun tidak sama dengan darah rendah. Anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak mencukupi, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. 

Protein inilah yang membantu sel-sel darah merah membawa oksiden dari paru-paru ke seluruh tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, jumlah darah merah atau eritrosit normal pada laki-laki adalah 4,32-5,72 juta sel/mcL dan perempuan sebanyak 3,90-5,02 juta sel/mcL. Adapun kadar hemoglobin normal untuk laki-laki sebanyak 132-166 gram/L dan 116-150 gram/L untuk perempuan. 

Nah, apabila jumlah hemoglobin seseorang kurang dari angka tersebut, maka dapat dikatakan ia kurang darah. Namun angka hemoglobin dapat berbeda-beda tergantung alat pemeriksaan yang digunakan oleh laboratorium. Seseorang yang tidak mendapatkan cukup darah yang mengandung banyak oksigen biasanya akan merasa cepat lelah, letih, lesu, lemas, serta mungkin mengalami sesak napas, pusing atau sakit kepala.

Ternyata kondisi ini sangat umum terjadi dan dapat memengaruhi sekitar 1,6 miliar orang di dunia. Justru kaum hawa yang memiliki penyakit kronis seperti kanker lebih berisiko paling tinggi. Jika anemia tidak ditangani serius dan berlangsung lama, penyakit ini dapat merusak jantung, otak dan organ lain dalam tubuh, bahkan menyebabkan kematian

Gejala

Gejala anemia bisa berdampak jangka pendek dan jangka panjang. Apa saja tanda dan gelaja anemia yang umumnya terjadi? 

  • Seseorang akan terlihat pucat kelopak matanya. 
  • Sakit kepala atau pusing sehingga sulit berpikir dan berkonsentrasi.
  • Otot terasa lemah.
  • Selalu merasa mudah marah.
  • Tubuh lebih sering lemah atau lelah saat beraktivitas sehari-hari atau ketika berolahraga. 
  • Jika kondisi anemia makin kronis dapat menyebabkan pembesaran limpa.

Jika semakin parah, akan muncul kondisi seperti: 

  • Warna biru hingga putih pada mata.
  • Kuku rapuh.
  • Warna kulit pucat.
  • Sesak napas.
  • Lidah terasa sakit.
  • Pusing saat berdiri.
  • Muncul keinginan makan es batu, tanah atau hal-hal lain yang bukan makanan (kondisi ini disebut juga ‘pica’).
Pada ibu hamil, gejala anemia yang terlihat seperti wajah terutama kelopak mata dan bibir tampak pucat, kurang nafsu makan, lesu dan lemah, cepat lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang. Sedangkan pada anak-anak, gejala anemia biasanya anak lebih rewel, lemas, pusing, tidak nafsu makan, gangguan konsentrasi, gangguan pertumbuhan, cenderung mengantuk dan tidak aktif bergerak.

Dampak anemia pada kehamilan dapat meningkatkan risiko infeksi, gangguan pertumbuhan gizi, kelahiran bayi prematur dan terjadinya pre-ekslampsia atau ekslampsia, kejang-kejang perdarahan pasca melahirkan serta gangguan fungsi jantung pada ibu. Dampak jangka panjang anemia pada dewasa dan anak-anak akan menurunkan daya tahan tubuh, infeksi akan meningkat serta kebugaran turun serta prestasi dan kinerja akan menurun.

Pemerintah sudah mencanangkan pendekatan masalah kesehatan berkelanjutan untuk lintas usia naik dari remaja, usia pekerja hingga balita dan ibu hamil. Semua dibuat berkelanjutan dibuat oleh pemerintah agar mata rantai masalah nutrisi di Indonesia dapat terselesaikan. 

 

Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger
Gejala dan Dampak Anemia

Penyebab

Teman-teman harus tahu bahwa penyebab utama anemia adalah kurangnya produksi sel darah merah. Di dalam sel tubuh kita terdapat hormon yang dibuat di ginjal yakni erythropoietin (EPO). Tugas EPO memberikan sinyal kepada sumsum tulang belakang untuk menciptakan lebih banyak sel darah merah bagi tubuh.

Sumsum tulang merupakan jaringan lunak di tengah tulang yang membantu pembentukan semua sel darah. Pada umumnya, sel-sel darah merah dapat bertahan antara 90-120 hari. Secara alami, tubuh akan mengganti sel-sel darah tua dan sudah rusak.

Beberapa penyebab anemia meliputi:

  • Sedang hamil.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
  • Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, anemia aplastik atau myelodysplasia, dan multiple myeloma.
  • Mengidap talasemia atau anemia sel sabit yang bisa diturunkan.
  • Terjadi eliminasi lebih awal dari biasanya pada sel darah merah, yang disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh.
  • Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal, rheumatoid arthritis, atau ulcerative colitis.

Jenis Anemia

Hingga saat ini, sudah lebih dari 400 jenis anemia yang teridentifikasi. Anemia akibat kekurangan zat besi alias defisiensi besi (ADB) merupakan yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Berikut beberapa jenis anemia yang dapat terjadi yaitu:

1. Akibat kekurangan produksi sel darah merah.

  • Anemia defisiensi zat besi, terjadi karena menurunnya kemampuan tubuh menyerap zat besi.
  • Anemia kekurangan vitamin B-12 dan folat.
  • Anemia karena penyakit kronis misalnya penyakit leukemia atau kanker darah lainnya, ginjal, lupus, HIV dan rheumatoid arthritis.
  • Anemia efek samping kemoterapi, mengakibatkan produksi sel darah merah daalam tubuh berhenti sementara.
  • Anemia aplastik, kurangnya darah merah karena kegagalan fungsi sumsum tulang.

2. Akibat kehilangan darah merah.

  • Anemia akibat kehilangan darah akut, terjadi karena pembedahan, trauma atau perdarahan akut dari luka.
  • Anemia kehilangan darah kronis yang terjadi karena menstruasi berat (menorrhagia) atau karena perdarahan saluran pencernaan yang disebabkan kekurangan zat besi. 

 3. Akibat kerusakan sel darah merah.

  • Anemia genetik atau keturunan seperti anemia sel sabit, talasemia, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), defisiensi piruvat kinase, elliptocytosis herediter, dan spherocytosis herediter yang terjadi akibat struktur hemoglobin berubah.
  • Anemia hemolitik alloimun, terjadi melalui reaksi transfuse atau pada ibu hamil dengan darah Rh-negatif dan darah janin Rh-positif. Penyakit ini merupakan jenis kurang darah akibat golongan darah yang tidak kompetibel.
  • Anemia hemolitik autoimun, disebabkan oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh sehingga menghancurkan sel darah merah.
  • Anemia induksi obat, terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap efek obat.
  • Anemia hemolitik mekanis, disebabkan kerusakan fisik pada sel darah merah yang dipicu oleh efek alat medis, tekanan darah tinggi atau aktivitas berat.
  • Nokturnal paroksismal terjadi ketika tubuh menghancurkan sel darah merah lebih cepat dan tubuh membuat setiap sel darah terlalu sedikit.

Faktor Risiko

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia yakni:

  • Menstruasi.
  • Kehamilan.
  • Gangguan usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan bitamin berkurang.
  • Pola makan kurang vitamin atau kadar nutrisi tertentu seperti zat besi atau vitamin B-12 dan folat.
  • Memiliki penyakit kronis.
  • Riwayat keluarga.
  • Faktor lain misalnya kondisi imun tubuh, paparan zat beracun, dan sebagainya.

Komplikasi

Anemia yang berlangsung lama dan kurang ditanggapi lebih lanjut dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti berikut:

  • Kelelahan berat, seperti mudah lelah, sulit berkonsentrasi sehingga tidak dapat menyelesaikan pekerjaan atau tugas sehari-hari.
  • Penyakit jantung seperti gagal jantung kongestif di mana jantung harus memompa lebih banyak untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi seperti ini menyebabkan aritmia yaitu denyut jantung yang cepat atau tidak teratur.
  • Kematian. Jika seseorang kehilangan banyak darah dengan cepat maupun kondisi keturunan seperti anemia sel sabit, maka anemia ini dapat mengancam jiwa.

Diagnosis

Jika ada teman-teman yang merasakan gejala seperti telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter. Ada beberapa diagnosis yang dilakukan dengan cara tes darah untuk mengetahui jenis umum anemia yang terdiri dari tes kadar zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin juga mineral lainnya. Akan dicek juga jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan jumlah retikulosit. 

Selain itu, ada pula tes lain yang mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang muncul. Jika dicurigai sebagai kurang darah, dokter akan memeriksa darah lengkap disebut complete blood count (CBC) yang dapat menunjukkan jika seseorang memiliki anemia normositik. 

Pengobatan

Beberapa pengobatan anemia yang dilakukan adalah:

  • Transfusi darah.
  • Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat lebih banyak sel darah.
  • Mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin dan mineral lainnya.

Pencegahan

Apa yang bisa kita lakukan agar terhindar dari anemia? Beberapa kondisi anemia memang tidak dapat dicegah. Namun kita bisa berikhtiar dengan lebih sering mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C agar tubuh dapat menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.

Teman-teman, itulah rangkaian pengenai penyakit anemia secara umum. Kini kita akan bahas anemia defisiensi zat besi (ADB) lebih lanjut. Kita harus mengetahui cara dan upaya pencegahan terjadinya anemia kepada remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita melalui konsumsi gizi seimbang dan lengkap berupa makanan kaya akan zat besi dan pengoptimalan penyerapan zat.

Kebutuhan zat besi pada anak-anak perempuan, baik di di usia remaja maupun masa kehamilan jumlahnya sebenarnya tidak terlalu besar. Penyebab pertama dan utama anemia kurang zat besi adalah asupan makanan, sakit (infeksi maupun penyakit kronis) dan penyebab lainnya.

Angka stunting di Indonesia masih tinggi berkisar 37%. Stunting berawal dari status gizi yang kurang baik pada remaja putri sehingga pada saat kehamilannya kurang baik. Hal ini terutama akibat anemia kurang zat besi, akan melahirkan bayi-bayi yang kurang berat badannya. Kalau nutrisi pada saat balitanya kurang baik akan berisiko mengalami pendek atau stunting. Siklus stunting berputar pada malnourished mother, underweight baby, stunted child dan malnourished young girl. 

Pencegahan anemia pada anak yang berusia di atas satu tahun dapat dilakukan dengan memberikan gizi seimbang termasuk pangan makanan dan minuman yang mengandung zat besi maupun mikronutrient lain yang mendukung penyerapan zat besi seperti vitamin C. 

Sedangkan pada remaja dapat dilakukan melalui penanaman pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan yang bersih, sehat, dan bergizi seimbang. Selain itu juga dapat diberikan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Tablet tambah darah adalah suplemen gizi dengan kandungan zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat.

Faktor-faktor Asupan pada Anemia

Berdasarkan riset kesehatan dasar Indonesia, konsumsi asupan pangan di Indonesia masih didominasi oleh nabati, asupan energi dan protein rendah, sehingga terjadilah defisit energi, protein dan mikronutrient. Padahal pertumbuhan seorang anak dipengaruhi banyak hal lho. Mulai protein, vitamin, karbohidrat, minetal, kalsium, jangan lupa terpenting adalah zat besi.  Zat besi tidak hanya untuk sel-sel darah merah atau hemoglobin atau anemia pengaruhnya kepada anak-anak balita tetapi juga untuk pertumbuhannya. 

Faktor-faktor asupan pada anemia kurang zat besi disebabkan oleh 3 faktor yakni faktor demografi, asupan dan sosial/fisik sebagai berikut:

  • Asupan zat besi yang rendah.
  • Asupan vitamin C yang rendah.
  • Konsumsi sumber fitat yang berlebihan.
  • Konsumsi sumber tannin yang berebihan seperti kopi dan teh.
  • Menjalankan diet yang tidak seimbang.

Penyebab anemia kurang zat besi pada anak:

  • Pemilih makanan (picky eater).
  • Asupan makanan yang tidak bervariasi.
  • Kondisi tertentu yang menyebabkan gangguan penyerapan.
  • Kondisi tertentu yang menyebabkan asupan besi rendah (alergi bahan makanan sumber besi heme).

Bahan Makanan Sumber Zat Besi

Ada dua bahan makanan sumber zat besi yang sebaiknya dikonsumsi yakni heme iron dan non-heme iron. Zat besi heme terkandung pada sumber protein hewani sehingga mudah langsung diserap tubuh. Adapun non-heme yang bersumber dari protein nabati, butuh proses terlebih dahulu agar dapat diserap dengan baik oleh tubuh. Asupannya dapat ditingkatkan dengan adanya asam askorbat atau vitamin C serta komponen-komponen lain dari makanan.

Non-heme akan dihambat oleh serat polifenol. Jadi penyerapan zat besi non-heme akan ditingkatkan penyerapannya oleh asam askorbat atau Vitamin C, asam sitrat dan komponen-komponen makanan lainnya. Penyerapannya akan dihambat oleh Fitat, Tanin, Polifenol, Kalsium dan Seng (Zinc).

Bahan makanan hewani (mg/100g) ada pada daging ayam (1,03), daging sapi (2,06), daging domba (1,57), hati ayam (8,99), hati domba (7,37), ikan salmon (0,38). Sedangkan bahan makanan nabati terdapat pada bayam (2,71), wortel (0,3), kangkung (1,47), tempe (2,7), tahu (1,98), brokoli (0,36), asparagus (2,14), jamur (0,5), daun singkong (4,09), kecipir (13,44) dan kacang buncis (1,8).

Bahan Makanan Sumber Vitamin C

Kandungan vitamin C 9mg/100g) terdapat pada paprika merah (190), brokoli (118), jambu biji (108), kiwi (100), cabai (84), kelengkeng (84), stroberi (56,7), blewah (49,2), mangga (41), tomat (34) dan jeruk (30-50).

Upaya Penganganan Anemia dan Masalah Gizi Lainnya

  • Ibu Hamil: Dilakukan berbagai upaya seperti suplementasi besi folat, fortifikasi makanan/ pemberian makanan tambahan, penanggulangan cacingan dan suplemen kalsium oleh keluarga, masyarakat, Dinkes/ Puskesmas, Antenatal Care pemantauan selama kehamilan.
  • Ibu Menyusui: Promosi menyusui/ ASI eksklusif dan konseling menyusui.
  • Bayi dan Balita: Pemantauan pertumbuhan, suplemen vitamin A, pemberian garam beryodium, PMT/ MPASI, fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia), Zinc untuk manajemen diare dan pemberian obat cacing.
  • Usia Sekolah: Penjaringan, bulan imunisasi anak sekolah, upaya kas sekolah, PMT anak sekolah dan promosi MJAS di sekolah.
  • Remaja dan Usia Produktif: Kespro remaja, konseling gizi dan suplementasi Fe.
  • Lansia: Konseling gizi dan pelayanan gizi lansia.

Upaya untuk anak usia sekolah terutama remaja putri dapat dilakukan dan dipantau secara berkelanjutan oleh berbagai pihak seperti orang tua, sekolah, dinas kesehatan, Posyandu, oraganisasi, Diknas serta fortifikasi makanan/ PMT. 

Beberapa poin yang harus dilakukan berkelanjutan adalah:

  1. Pastikan asupan bergizi seimbang sesuai dengan tumpeng Gizi Seimbang atau ‘Isi Piringku’.
  2. Bila asupan didominasi sumber gizi non-heme, pastikan dikonsumsi bersama dengan unsur yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi yaitu vitamin C. 
  3. Fortifikasi makanan merupakan salah satu solusi dalam menghadapi masalah kurangnya asupan zat besi baik itu dari tepung, biskuit maupun susu. 
  4. Mematuhi konsumsi tablet tambah darah bila memang mendapatkannya. 

Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger
Pengetahuan Gizi Seimbang dan Isi Piringku

Sekilas Tentang Danone Indonesia

Merayakan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menyebutkan, “Kami menyediakan inovasi nutrisi yang dapat membantu pemenuhan zat besi serta mendukung penyerapan zat besi pada anak berusia di atas satu tahun. Untuk menyasar golongan remaja, kami menjalin kerja sama dengan Fakultas Ekoogi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan buku panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID). 

Terdapat 3 modul untuk remaja SMP dan SMA, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab yang membahas mengenai kesehatan reproduksi, peran gizi bagi kesehatan dan kualitas hidup, anemia bagi remaja putri dan wanita usia subur, pencegahan pernikahan dini serta remaja berkarakter. Program ini telah melaksanakan pilot project dengan 20 Guru Pendamping dan 60 Murid SMP & SMA sebagai Duta GESID 2020".

Danone Indonesia sebagai salah satu produsen susu pertumbuhan yang berkomitmen untuk mendukung kesehatan masyarakat Indonesia turut berperan aktif dalam intervensi masalah nutrisi dan kesehatan di Indonesia. Danone Indonesia menjalankan bisnis dan sosial dengan ‘The Power of Work with Purpose’.
Perjalanan Danone dimulai sejak tahun 1954. PBB dan Indonesia mendirikan NV Saridele di Jogja yang merupakan cikal-bakal bisnis Danone di bidang spesialis nutrisi. 

Di tahun 1998 Aqua dan Danone menjalin kerjasama strategis. Mulai 2007-2008 mereka bersatu membangun usaha bersama dengan lebih dari 26 pabrik di seluruh Indonesia dan 15.000 karyawan serta 15 merk yang diedarkan dari Aceh hingga ujung utara dan selatan kemudian ujung barat ke timur. Dari segi produksi, pabrik Danone berawal dari Brastagi hingga Sulawesi Utara kemudian sebagian besar di Pulau Jawa. 

Danone memiliki 20 pabrik Aqua dan 4 pabrik yang khusus memproduksi produk-produk specialized nutrition seperti SG Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jakarta. Produk air minum untuk memenuhi hidrasi sehat hingga produk nutrisi untuk ibu dan anak dan nantinya akan terus berkembang diantaranya Aqua, Aqua Reflections, VIT, VIT Levite, Mizone, Lactamil, SGM Bunda, SGM Eksplor, SGM Soya, Bebelac, Bebelac Gold, Nutrilon Royal, Nutrilon Royal Prosyneo, Nutrinidrink. 

Komitmen 'One Planet, One Health'

Danone Indonesia memiliki komitmen ‘One Planet, One Health’. Ambisi dan visi bahwa kesehatan planet berkaitan dengan kesehatan masyarakat. ‘Setiap kali kita makan dan minum, kita memilih dunia seperti apa yang akan kita tempati’. Danone percaya bahwa kesehatan manusia dan planet saling berhubungan dan ingin memelihara serta melindungi keduanya. 

Danone merupakan salah satu perusahaan makanan terdepan dalam revolusi makanan. Tujuannya adalah memelihara penerapan kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat dan berkelanjutan. Danone mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam gerakan ini bersama-sama.

Danone ingin menjadi bagian yang positif memerangi perubahan iklim. Hingga saat ini, Danone berupaya untuk menjadi perusahaan yang karbon netral pada tahun 2050. Pemeliharaan dilakukan dari hulu hingga hilir, karena tak bisa bisnis jika tak ada air. Setiap air yang dimanfaatkan akan digunakan sebaik mungkin demi kesehatan manusia dan menjaga supaya air tetap ada di bumi ini.

Peran Danone Indonesia

Danone Indonesia mendefinisikan kontribusinya melalui ‘Tujuan Danone 2030’ selaras dengan ‘Tujuan Berkelanjutan 2030 PBB’. Dengan melakukan hal tersebut maka kita dapat mempertahankan kesehatan diri kita sendiri dan planet kita. Peran Danone Indonesia dalam mendukung kesehatan masyarakat Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

Menyebarluaskan Berita Baik

Penanganan gizi dan penyakit perlu disebarluaskan melalui media sosial dan blog agar semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mencegah dan mengatasi anemia lintas generasi sekaligus memerhatikan asupan sumber makanan yang mengandung zat besi. Bersama persatuan orang tua murid dan berbagai organisasi yang bergerak di bidang pengentasan anemia, Danone dan INA telah bekerjasama dengan pemerintah seperti Diknas dan Dinas Kesehatan.  

Adapun program yang dijalankan mulai untuk ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, anak usia sekolah, remaja dan usia produktif hingga lansia. Ada juga program edukatif yang dilakukan bersama-sama dengan beberapa mitra utama dari pemerintah dan organisasi terkemuka seperti yang dilakukan melalui Paypal Project yang sudah terbukti hasilnya.  

 

Putuskan Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi dengan Edukasi Gizi Menyeluruh Nurul Sufitri Travel Lifestyle Blogger
Peran Danone Indonesia Mengedukasi Masyarakat Tentang Gizi dan Kesehatan

Edukasi Masyarakat Tentang Gizi dan Kesehatan

Beberapa program edukasi masyarakat yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan diantaranya sebagai berikut:

Kampanye ‘Isi Piringku’  

Masalah gizi di Indonesia ternyata tidak melulu karena tidak punya uang, melainkan kurangnya pengetahuan tentang gizi. Salah satu programnya adalah Isi Piringku. Mempromosikan gizi seimbang untuk anak-anak usia 4-6 tahun melalui guru dan orang tua ini melibatkan 4.000 guru, 40.000 siswa, maupun siwa PAUD di 8 provinsi 44.000 lebih ibu. 

Gerakan Ayo Minum Air (AMIR)

Survey menyatakan bahwa 4 dari 5 anak Indonesia kurang minum. Sementara kekurangan hidrasi sebanyak 2% bisa memengaruhi konsentrasi. AMIR dilakukan untuk meningkatkan kebiasaan minum 7-18 liter air per hari bagi anak sekolah. Program ini sudah diikuti lebih dari 700.000 siswa dan SD 1,2 juta siswa PAUD di 5 provinsi dalam melibatkan 1,2 juta lebih kader PKK. 

Aksi Cegah Stunting

Program ‘Bersama Cegah Stunting’ Danone Indonesia adalah upaya pencegahan stunting Danone Indonesia yang mengintegrasikan program unggulan untuk mendukung intervensi nutrisi yang spesifik dalam mengurangi stunting di Indonesia. Aksi ini bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kementerian Sekretariat Negara, pemerintah daerah, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan sebagainya. 

Pilot project ini menurunkan stunting dalam 6 bulan sebanyak 4,3%. Keberhasilan tersebut berkat adanya pendekatan baru dalam monitoring, dipantau apakah ada risiko gagal tumbuh atau tidak. Selain itu juga memprioritaskan intervensi gizi bagi masyarakat yang berisiko tinggi mengalami stunting.

Warung Anak Sehat (WAS)

Warung Anak Sehat bertujuan melakukan edukasi kepada ibu-ibu pengelola kantin di sekolah. Kebiasaan anak-anak jajan kalau tidak dikontrol, apa yang dilihat maka akan dikonsumsi. Memilih makanan yang disajikan kepada anak-anak yang ditawarkan sekaligus makanan ini menjadi pilihan snack yang lebih sehat selama mereka berada di sekolah. Hingga saat ini sudah ada 234 agen warung sehat yang aktif, lebih dari 300 guru yang terlatih, 6.000 guru serta 27.000 anak.

Generasi Sehat Indonesia (GESID)

Melalui GESID Danone Indonesia bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran remaja tentang kesehatan dan gizi remaja, pentingnya 1.000 Hari Kehidupan’ dan pembentukan karakter. Program tersebut telah menjangkau 2.000 siswa di 5 SMP dan 5 SMA.

Taman Pintar

Selama bertahun-tahun Danone Indonesia telah mendukung 4 fasilitas pendidikan yang berfokus pada kesehatan dan gizi di Taman Pintar, Yogyakarta untuk lebih dari 1 juta pengunjung per tahun. 

Duta 1.000 Pelangi  

Memberikan bantuan kepada karyawan dan masyarakat sekitar tentang masalah gizi kesehatan dalam 1.000 hari pertama kehidupan dengan menjadikan karyawan sebagai duta. Karyawan dilatih dan dibekali pengetahuan tentang gizi seimbang dan materi lain yang berkaitan dengan ‘1000 Hari Pertama Kehidupan’.

Anemia merupakan isu nyata dan penting untuk diketahui dan ditindaklanjuti bersama. Orang tua, pemerintah dan berbagai pihak harus bekerjasama menghentikan ancaman anemia pada lintas generasi ini secara berkelanjutan. Pemenuhan gizi yang baik dan seimbang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar teori. 

Sumber:
Webinar “Peran Nutrisi dalam TantanganKesehatan Lintas Generasi” yang disiarkan Youtube “Nutrisi Untuk Bangsa”.
https://hellosehat.com/kelainan-darah/anemia/penyakit-anemia/
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia
 


90 comments:

  1. Muncul keinginan makan es batu, tanah? beneran pengen makan tanah? jadi kayak halusinasi gitu kali ya mbak. Ngeri ya dampaknya.

    Ibuku, usia sudah diatas 65, pernah sakit mbak. terus sama pihak rumah sakit didiagnosa anemia, sampai tranfusi darah habis 2 kantong. Ternyata lansia pun bisa kena anemia juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kalau sudah parah rupanya bisa kayak gitu deh penderita anemia hiiiyyyy jangan sampai ya mbak :D Betul, siapa saja bisa terkena anemia, berbagai usia :)

      Delete
  2. selain konsumsi makanan yang mengandung zat besi, wajib juga minum vitamin C supaya penyerapan zat besi bisa maksimal di dalam tubuh, btw nice info mak, lengkap banget loh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes, mbak :) Konsumsi Vitamin C itu baik banget untuk penyerapan zat besi dll :D Thanks :D

      Delete
  3. Kasus anemia di Indonesia masih ada dan kadang orangtua juga gak ngeh ya. Edukasi pada orangtua penting banget ya untuk memutus mata rantai anemia. Selain dari makanan bisa dibantu suplemen juga ya untuk memenuhi kebutuhan zat besi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoii..... masih banyak orang yang anggap ADB ini penyakit sepele. Idealnya ada penyuluhan secara berkala mulai lingkungan rumah, Posyandu, Puskesmas, di sekolah2 dll ya.

      Delete
  4. untuk kita kum perempuan, dampak danresiko anemia memang banyak dan perlu betul - betul dihindari ya. Semoga kita bisa selalu tercukupkan asupan zat besinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mbak Indah...terutama anak2 dan para abg ciwi2 ini rentan terhadap ADB, makanya kudu perhatikan pola makan Isi Piringku.

      Delete
  5. Aku pernah pingsan karena anemia, udah terasa sebelumnya tapi tetep gowes. Udah mau sampai rumah, tubuhku lemes banget. Akhirnya suami nelpon anakku minta dijemput. Sepedaku dinaiki adikku. Ngeri, untungnya gowes bareng suami.

    Harus rajin minum suplemen penambah darah selain konsumsi makanan sesuai Isi Piringku ala Kemenkes ya, agar terhindar dari anemia. Oiya aku pernah ikut acara bareng Danone. mendapatkan informasi semua kegiatan yang Mbak Nurul tulis tentang Taman Pintar, Warung Anak Sehat, dan lainnya. Semoga makin banyak Perusahaan yang mengambil peran seperti Danone

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh yaaa, Mbak Wati? Duuuuh kasian amat heuheu :D Iya, kan ada sumplemen penambah darah biar kita fit dan makin bertenaga. Wah, mantap sekali mbak pernah ikutan acara Danone :D

      Delete
  6. Ternyata program nasional ya Mbhak Nurul. Putri saya sewaktu baru masuk SMP tahun 2019 juga dapat tablet tambah darah di sekolahnya. Semoga bisa membantu menekan angka anemia ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Wah, iya sama donk anak2 kita mimi TTD di sekolahnya ya :D

      Delete
  7. Senang jika saat ini anemia sudah ditangani dengan baik temasuk pemberian tablet penambah darah ke sekolah dengan koordinasi Puskesmas. Mengingat aku dulu saat SMP sudah kena anemia dan syukurnya bisa segera tertangani. Salut dan bangga pada Danone dengan misi memutuskan mata rantai anemu defisiensi besi lintas generasi dengan edukasi gizi. Sehingga anemi bisa dibasmi nanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah. Oleh karena itu kita semua bersama pemerintah dan lembaga2 mesti concern terhadap anemia defisiensi besi ini. Jangan sampai generasi penerus bangsa menjadi rapuh. Salut sama Danon Indonesia yang turut berperan aktif mengentaskan mata rantai anemia ini.

      Delete
  8. Anemia defisiensi besi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan kondisi ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Anemia bisa menyebabkan anak mengalami gejala merasa lelah, lemas, hingga sesak napas.

    Duh, edukasi semacam ini kudu nyampe ke semua ortu ya.
    Supaya generasi Indonesia sehaaattt dan merdeka dari anemia!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, mbak Nurul. Iya, seluruh masyarakat harus paham mengenai anemia secara keseluruhan jika memang ingin benar2 memutuskan mata rantainya.

      Delete
  9. Dulunya kupikir anemia ini cuma kekurangan darah biasa kkarena kecapean atau siklus menstruasi pada perempuan. ternyata efeknya bisa merembet ke mana-mana, malah udah kayak lingkaran setan, ya. Bayi pun bisa kena anemia dan sedihnya mereka kan ga bisa ngomong apa aja keluhannya seperti kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, duluuu ya teh Efi. Tapi sekarang kita jadi tau deh kayak apa dampak jangka pendek maupun panjangnya. Mengerikan hiiiiyyy...!

      Delete
  10. Oh ternyata remaja putri sering kena Amerika eh anemia karena ada tamu bulanan ya mbak, berarti harus minum obat penambah darah dan juga jaga makanan agar cukup gizinya ya mbak.

    Bagi yang ibu hamil ngeri juga ya kalo kena anemia, bisa lahir prematur, bayinya juga rawan kena penyakit stunting.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas hihihi....Tapi ga semua abg putri merasakan gejala yang sama sih, tergantung kondisi kesehatan masing-masing. Iya, makanya nutrisi dan gizi seimbang mesti diupayakan sebaik-baiknya plus jangan lupa berolah raga secara teratur :D

      Delete
  11. Salut banget dengan Danone yg selalu konsisten menyuguhkan edukasi dan aneka program seperti ini.
    Good job, Danone!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah Danone Indonesia turut membantu masyarakat jadi teredukasi tentang gizi dan nutrisi yang baik untuk mencegah anemia dan stunting ya :)

      Delete
  12. Anemia menjadi salah satu permasalahan gizi ya, karena kurangnya zat besi dalam tubuh. Bila sudah terjadi memang harus ditangani cepat, terlebih lagi pada usia remaja karena dialah nantinya yang akan melahirkan generasi baru. Sangat dukung Danone yang berperan mengedukasi dan mensosialisasikan ini secara berkesinambungan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, jangan nanti dan nati lagi melakukan pencegahan dan pengobatan anemia jika memang terkena gelajanya.

      Delete
  13. Bener bnget zat besi harus bener2 dipenuhi dan itu harus sejak dini atau Istilahnya 1000HPH biar tumbuh kembang ank baik dn tidk animea

    ReplyDelete
  14. Baru tahu penyebab keluhan pada saat menstruasi. Semasa muda, saya sering muntah karena sakit kepala berlebihan saat haid. Terima kasih telah berbagi informasi, Mbak Nurul. Selamat malam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, malah teman kuliahku dulu tiap menstruasi sering pingsan :( Sama2 Mbak Nur :D

      Delete
  15. Serem ya dampak anemia, waktu remaja dulu saya juga pernah anemia tapi ga nyangka dampaknya sehebat itu
    Untung pemerintah paham dan membagikan TTD untuk remaja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalaaa...iya mbak..TTD itu penting banget dilakukan secara berkelanjutan :D

      Delete
  16. Anemia pada ibu hamil ini sering terjadi kak, ya karena waktu hamil memang jadi picky eater.. makan pilih-pilih Dan kadang mual juga... Tapi Demi kesehatan harusnya bisa dikurangi ya milih-milih makanannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe betull, jadi kepengen makan apa trus ga mau makan ini dan itu :)

      Delete
  17. Masalah gizi menjadi PR banget, ya. Banyak efeknya kalau sampai kekurangan gizi. Salah satunya anemia. Ayolah kita sama-sama mulai memperhatikan asupan makanan dan gizinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. IYes, ternyata makan itu bukan sekadar enak dan banyak namun harus bergizi dan bernutrisi tinggi :D

      Delete
  18. Edukasi tentang kesehatan seperti anemia memang harus disebarluaskan ya mbak agar makin banyak orang sadar. Anemia ini penyakit lintas generasi dan dapat diturunkan jadi memang harus diputuskan mata rantainya agak Indonesia sehat dan kuat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semakin dini semakin baik, jangan sepelekan ADB ini :) Informasikan kepada seluruh lapisan masyarakat agar terhindar sesegera mungkin.

      Delete
  19. informasi yang bermanfaat....
    thank you for sharing

    ReplyDelete
  20. Kalau dibaca rinci tentang efek kekurangan gizi, hati rasanya bergetar banget. Luar biasa itu pengaruhnya. Terutama untuk usia anak-anak dan mereka yang masih produktif. Jadi gak heran kalau DANONE INDONESIA sangat peduli dengan hal ini. Sebagai salah satu produsen aktif dalam dunia makanan dan minuman, mereka tentunya punya kewajiban moral untuk hal ini.

    Semoga program yang dicanangkan DANONE sejak 1954 dapat terus berlangsung dan memberikan efek berterusan bagi kita semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. ALhamdulillaah ya Danone Indonesia turut aktif melaksanakan kewajiban moralnya kepada masyarakat agar kita senantiasa hidup sehat dan jauh2 dari berbagai macam penyakit terutama anemia defisiensi besi.

      Delete
  21. masa remaja utamanya untuk remaja putri memang harus diperhatikan betul ya mba nurul kecukupan gizinya...supaya tidak anemia karena sudah masuk datang bulan jadi untuk meminimalisir lemas (bahkan ada yang sampai mau pingsan segala loh menahan sakit datang bulan seperti aku waktu jaman masih puber dulu) maka perlu pula suplemen penambah darah...dulu itu akubhaid oertama kalau tidak salah kelas 5 Sd deh

    juga masalah adb ini...memang rentan itu anak anak, dan kadang perlu digenjot dengan tambahan supplemen supaya kisarannya masih normal..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh yaa? Ada juga rupanya pemberian TTD saat duduk di kelas 5-6 SD. Biasanya anak perempuan yang bongsor dan sudah mens itu ya heheh. Betul mbak Tiwi, semua prang mesti pahami benar gizi seimbang, seperti di 'Isi Piringku' itu :)

      Delete
  22. wah beruntung banget mbak Nurul bisa ikut webinar yang sangat bermanfaat ini
    jadi tahu banyak tentang anemia dan pencegahannya ya mbak..
    anemia harus segera diatasi, nutrisi terbaik adalah caranya ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, makin tambah wawasan tentang anemia :)

      Delete
  23. Baru kemarin ada pengumuman dari kader posyandu di komplek, katanya ada pembagian suplemen penambah darah untuk remaja putri...
    Mantap banget nih ilmu dari nutrisi untuk bangsa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, TTD sebaiknya diminum aja walaupun katanya arsanya ga enak hihihihi :D

      Delete
  24. Dengan adanya edukasi akan bahaya anemia gini, maka kita pun jadi semakin aware yaa mbak. Apalagi kalau tulisannya disajikan dalam bentuk postingan blog, lengkap dengan gambar pendukung, makin enak deh bacanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentu, mbak :) KIta jadi makin berhati2 gimana caranya agar terhindar adri ADB ini :)

      Delete
  25. Ngeri ya mba data dan fakta seputar anemia ternyata ga boleh dianggap sepele semoga kita semua sehat terus aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi sepertiga remaja putri ternyata mengidap anemia hiiiy serem sekali kan. Makanya kita harus berusaha memutus mata rantai anemia sedini mungkin. Aamiin.

      Delete
  26. Mengerikan juga ya mba data dan faktanya seputar anemia ini ga bisa dianggap enteng juga semoga kita semua sehat sll aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pastinya demikian mbak, kita kudu jaga semua kondisi, makanannya dll agar terbebas dari ADB ini.

      Delete
  27. tadinya aku nganggep remeh anemia loh, tapi abis tau tentanga nemia defisiensi zat besi ini bahaya untuk kita, jadi makin aware deh buat lebih perhatiin kondisi tubuh sendiri plus kondisi anak.anak juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya alhamdulillaah ya semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua.

      Delete
  28. Ulasannya panjang bangetbmba semoga membantu bagi yanh mencari informasi seputar anemia ini yah sehat sll krn penyakitnya ga bisa dianggap enteng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesuai dengan yang dijelaskan di webinar 'Nutrisi untuk Bangsa' waktu itu hehehe :D

      Delete
  29. Komitmen Danone ini bagus sekali untuk turut memberikan edukasi dan dukungan penuh bagi masyarakat dalam rangka memerangi anemia.
    Bahayanya ternyata sampai pembengkakan limfa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa, kalau sudah parah banget, anemia ini ke mana2 efeknya. Duuh, jangans ampai terjadi pada kita dan masayarakat lainnya ya. Cukup sampai di sini saja.

      Delete
  30. Nggak nyangka ya sedemikian besar efek anemia pada kesehatan generasi muda kita. Salut dengan Danone yang sudah melakukan berbagai kegiatan dalam memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar. Senangnya Danone memiliki berbagai kegiatan positif yang dapat membangkitkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan :D

      Delete
  31. memang sering dianggap sepele masalah anemia ini.. problem makanan yang itu2 aja pada anak jaman sekarang membuat tubuh kurang maksimal dalam menyerap nutrisi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya kita (ga mesti para inu saja) mesti belajar variasi masakan maupun camilan yang bergizi tinggi agar anak dan anggota keluarga lainnya ga bosan dengan makanan harian yang disajikan :D

      Delete
  32. Nemu penyakit yang "tidak bikin sakit" itu membingungkan!
    Dibilang ga sakit tapi dia anemia, kraung darah, dibilang sakit, dia cuman disuruh istirahat dan makaan enak enak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe....seperti terselubung gitu ya mbak, penyakit anemia ini :D

      Delete
  33. Anemia ini semacam bahaya terselubung ya mak. Kadang ga disadari sama para orang tua. Apalagi kalo anaknya udah remaja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itulah...kadang orang di sekitarnya juga ga ngeh dengan sikon seperti ini.

      Delete
  34. Anemia ini memang penyakit khas perempuan. Apalagi kalo sedang haid dan hamil. Harus sedia suplemen anemia deh. Atau dari makanan yg mengandung zat besi ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali :) Suplemen khusus penambah darah baik dikonsumsi jika diperlukan :D

      Delete
  35. Aku dulu sempat rutin minum suplemen penambah zat besi, trus sekarang ketlisut entah di mana dah tuh
    kayake besok mau rutin lagii aahhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. He he saya juga sekarang rajin minum kalo ingat
      Termasuk asam folat, masuk kriteria TTD gak ya?

      Delete
    2. Hai, Mbak Nurul :) Oh, begitu ya mbak? Mesti dikonsumsi lagi deh obatnya...biar tubuh makin fit yach :)

      Delete
    3. Helo, Mbak Maria. Dalam TTD ada zat besi dan asam folatnya :)

      Delete
  36. ooo Taman pintar di Jogja itu salah satu programnya Danone ya. Saya pernah sekali ke sana mbak, dan takjub banget sama fasilitas edukasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yess :D Ada zona kebaikan air di Taman Pintar Jogja :D

      Delete
  37. Baru tau kalo Taman Pintar di Yogya itu kepunyaan Danone. Aku kira kepunyaan Pemerintahan provinsinya/kota nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zona Kebaikan Air terdiri dari area edukasi PIJAR atau Pilih, Jaga dan Rawat. Pemerintah dan Danone saling berkoordinasi memberikan pengetahuan dan wawasan tentang air kepada para pengunjung Taman Pintar.

      Delete
  38. Jaga asupan gizi, vitamin c Dan zat besi yang masuk ke tubuh kita ya mbak, jangan sampai terserang anemia, sungguh anemia itu nggak enak banget rasanya

    ReplyDelete
  39. Anemiia ini ya, dianggap sepele padahal ternyata efeknya sangat serius. Apalagi buat anak, bisa fatal. Dari stunting, hingga IQ yang rendah. Semoga kita semua bisa aware dengan anemia ini. Supaya generasi bangsa bisa sehat dan pintar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga seluruh masyarakat waspada terhadap anemia, jangan sampai semakin meningkat jumlah pengidapnya.

      Delete
  40. PR banget ya di zaman saat ini menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Kalau remaja udha kena anemia, kasihan pas hamil dan melahirkan nanti. Perlu sejak dini cek isi piring denngan nutrisinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget :) Sedini mungkin mesti diperhatikan semua jejak anemia ini. Dipantengin keseluruhan biar kita terhindar dari ADB.

      Delete
  41. Jangan sampai deh kena animea, thanks for sharing

    ReplyDelete
  42. Wah, begitu pentingnya zat besi bagi pertumbuhan remaja ya. Semoga dengan informasi ini dapat menambah pengetahun kita tentang kesehatan remaja. Terima kasih informasinya kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perhatikan asupan gizi seimbang seperti Isi Piringku aja 😊😊 Sama2.

      Delete
  43. Emang butuh banget zat besi buat pertumbuhan anak yang baik yah mba

    ReplyDelete
  44. Dulu jujurnya aku anggab enteng anemia ini mba. Aku pikir leukimia msh lebih berbahaya drpd anemia.

    Kenyataannya anemia sndiri banyak jenisnya. Dan ada yg juga bahaya.

    Bbrp bulan lalu salah satu akun donatur yg sering bgt nolongin anak2 kurang mampu yg terkena penyakit bahaya, sempet nolongin anak laki2, yg menderita anemia akut apaaaa gitu namanya. Duuh lgs ga tega. Dan penyakit itu lgs merembet ke usus, yg mana kulit perutnya terpaksa dibuka. Aku ngiluuu banget.

    Jd terbukti anemia itu ga bisa dianggab remeh :(.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, anemia ini peyakit yang berbahaya sekali walaupun terkadang ga kelihatan banget ya 😊😊 Mesti menjaga pola makan dan gaya hidup.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman-teman :) Semoga betah membaca kisah seru dan penuh memori di blogku ini. Silakan tinggalkan pesan, kesan maupun saran. FYI, seluruh komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu. Oh ya, komentar dengan link hidup tidak akan aku munculkan.