Daftar Isi [Tampilkan]
Haloooo…teman-teman sayang, apa kabar? 😃 Siniiii…. Mau ke mana sih? Ooh, baru nemu uang nyelip di dompet? Wah, sama dong, saya barusan juga bahagia gituh. Perasaan sudah mencatat pemasukan dan pengeluaran anggaran rumah tangga deh, tapi kok rasanya adaaa aja yang kurang pas iiih jadi minus deh. Pernah ga teman-teman mengalami hal serupa kayak saya? Hihi ayooo ngaku deh!

Ibu Berbagi Bijak cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur visa nurul sufitri blogger literasi keuangan prita ghozie
 
 
Jujur lho, hingga saat ini saya masih melakukan pencatatan arus kas di buku lalu uangnya disimpan sesuai dengan pos-pos yang sudah dialokasikan secara manual. Iya, misal untuk masak sehari-hari sekian, biaya pendidikan anak sekian, itu saya beri klip dan ditulis di secarik kertas. Well, beneran konvensional, tapi cukup mujarab. 

Saya juga pernah berjualan online pakaian tidur Ratu Tidur Collection, berumur kurang lebih enam tahun aja. Untung sih pasti ada dong dan alhamdulillaah pas (baca: cukup banyak 😄), cuma saya ga melanjutkan karena saya ingin fokus menulis di blog. Lagipula ga sempat untuk foto-foto produk, hayati lelah sampai tengah malam begitu. Plus kurang lihai mengelola keuangan usahanya hehe, jadi banyak buat keperluan di luar bisnis. Ups, ngeles dikit hihi 😎

Baca: Casio My Style Colorful Calculator: Kalkulator Warna-Warni yang Stylish dan Dinamis

Ibu Berbagi Bijak

Alhamdulillaah pada Hari Senin, 10 September 2018 saya berkesempatan hadir di acara workshop #IbuBerbagiBijak di RPTRA Kopi Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur dengan tema “Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera”. Perusahaan teknologi pembayaran global terdepan Visa menggelar program literasi keuangan dalam rangka mengedukasi dan mendorong para perempuan untuk berbagi pengetahuan seputar literasi keuangan dengan beberapa narasumber sebagai berikut: 
  • Bapak Riko Abdurrahman selaku Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia. 
  • Ibu Adhe Hapsari selaku Head of Corporate Communication PT. Visa Worldwide Indonesia.
  • Mbak Prita Hapsari Ghozie selaku financial educator, CEO & Chief Financial Planner ZAP Finance, dosen dan berbagai aktivitas lainnya. 
  • Mbak Aditya Lugina sebagai pemilik Gammara Leather. 

cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis womenpreneur visa nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak prita ghozie finance educator workshop
Ki-ka: Mbak Prita Ghozie, Bapak Riko Abdurrahman dan Mbak Lugina
 
Pembawa acara workshop ini adalah Mbak Fefe. Selain itu hadir pula Bapak Sunar selaku Sekretaris Kelurahan dan ibu-ibu PKK Kelurahan Pekayon dipimpin Ibu Asih. Program yang telah berkolaborasi dengan OJK ini telah menjangkau lebih dari 200.000 perempuan di seluruh Indonesia. Dengan konsep ‘Train The Trainer’, program ini akan dilaksanakan dari Bulan Juli hingga September yang terdiri dari serangkaian lokakarya dan aktivitas online melalui akun Instagram @IbuBerbagiBijak.


cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis womenpreneur visa nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak prita ghozie
Ki-ka: Mbak Prita Ghozie, Ibu Adhe Hapsari, Pak Sunar, Pak Riko Abdurrahman, Ibu Asih dan Mbak Lugina

mc fefe workshop visa ibu berbagi bijak cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis womenpreneur nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak prita ghozie
MC Mbak Fefe

Nah, pas banget kan inilah yang harus diketahui oleh kita semua terutama ibu-ibu sebagai Menteri Keuangan di rumah. Topik yang dibahas adalah tips membuat anggaran, menabung dan mengatur pengeluaran secara bijak, hingga kiat-kiat mendapatkan penghasilan tambahan serta tips keamanan dalam bertransaksi non tunai. Mau tau kaaan rahasianya? 😀

Literasi Keuangan di Indonesia 

Mengapa kesenjangan literasi keuangan harus diatasi? 

Perempuan Indonesia harus mampu mengelola keuangan dengan bijak. Menurut Survei Nasional OJK 2016, tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan masih rendah, yakni sebesar 25,5% dan 66,2% atau lebih rendah dibandingkan tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki, yaitu sebesar 33,2% dan 69,6%. 

Apa yang istimewa dari #IbuBerbagiBijak? 

  • Melibatkan komunitas, terutama perempuan. 
  • Mengusung konsep ‘train the trainer’ mengedukasi dan mendorong perempuan agar dapat berbagi pengetahuan dengan anggota keluarga, kerabat dan tetangga. 
  • Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya literasi keuangan. 
Nah, seperti telah disebutkan di atas, ibu dalam keluarga sebagai Menteri Keuangan harus mampu memiliki pemahaman dan keterampilan dalam mengelola keuangan, yang nantinya diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

bapak riko abdurrahman presiden direktur pt visa workdwide indonesia cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur nurul sufitri blogger
Bapak Riko Abdurrahman

Bapak Riko Abdurrahman mengatakan, “Melanjutkan kesuksesan kampanye tahun lalu, kami sangat senang dapat meluncurkan kampanye literasi keuangan #IbuBerbagiBijak di tahun kedua ini. Tahun ini, Visa bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dukungan Bank Indonesia (BI), bermaksud mengasah lebih banyak perempuan khususnya para ibu di Indonesia, mengajarkan mereka pengelolaan keuangan yang bijak dan mendorong mereka untuk berbagi pengetahuan tersebut dengan anggota keluarga dan lingkungan”.

Bijak Mengelola Keuangan Keluarga Demi Masa Depan Bahagia dan Sejahtera 

Workshop dimulai dengan cerita Mbak Prita tentang bagaimana cara mengelola keuangan yang baik. Mengelola keuangan yang baik sangat diperlukan agar kita dapat mencapai keuangan yang ideal dalam hidup kita.

arus kas keluarga dan usaha cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur prita ghozie visa nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak
Arus Kas Keluarga dan Usaha

Ada 3 cara mencapai keuangan ideal yaitu:  

- Financial check up

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah keuangan keluarga kita sehat atau tidak. Ini ya check list dalam financial check up.
  • Sehat atau tidak keuangan saya? Cek terlebih dahulu apakah kita punya utang atau tidak. Kalau punya, cermati apakah utang tersebut bermanfaat produktif atau tidak? Contohnya kredit mobil untuk usaha, mencicil pembelian rumah melalui KPR untuk disewakan, dan lain-lain. Pada pokoknya, utang untuk membeli sesuatu yang bisa menghasilkan pendapatan, bukan utang konsumtif seperti gadget, baju, sepatu baru dan sebagainya. 
  • Berapa banyak cicilan utang? Keuangan dikatakan sehat jika utang/ cicilan yang harus dibayar tiap bulan adalah di bawah 30% total pendapatan kita. 
  • Biaya hidup < pemasukan? Pastikan bahwa biaya hidup kita sebesar 50% dari pendapatan per bulan. Kemudian kita harus paham apa yang menjadi prioritas pengeluaran. 
  • Punya dana darurat? Harus dibedakan dengan tabungan. Besarnya dana darurat yang memenuhi syarat keuangan sehat yaitu besarnya 3x pengeluaran rutin, lalu berbentuk kas. 
  • Punya tabungan? Kita mesti memiliki tabungan untuk rencana ke depannya. Harus punya investasi saat kita pensiun, misalnya investasi emas logam mulai, rumah, tanah dll. Apakah punya utang, biaya hidup, dana darurat, investasi, gaya hidup, sedekah? 

prita ghozie financial educator cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis womenpreneur visa workshop nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak
Mbak Prita Ghozie

- Mengelola arus kas

Menurut Mbak Prita, ingat hal terpenting yakni “It’s not how much you   make but how much you spend”.  Dalam mengelola arus kas yang baik, ada langkah-langkahnya seperti: 
  • Ketika kita memperoleh pemasukan, pendapatan/ gaji, maka yang pertama harus dilakukan adalah langsung sisihkan dana-dana sosial sepeti zakat, amal, sedekah dll. 
  • Masukkan dana ke pos-pos asuransi dan dana darurat. 
  • Alokasikan dana rutin contohnya untuk membayar utang, biaya sekolah anak, belanja bulanan dll. 
  • Pos-pos kebutuhan rutin kemudian kita tabung. 
  • Lakukan investasi terutama jika kita tidak memiliki utang.

Baca: Kinerja 25 Tahun Dompet Dhuafa Membentang Kebaikan

Oh ya, teman-teman, kalau saya sih paling senang berbelanja kebutuhan rumah tangga dll menggunakan kartu debit Visa. Lebih bisa mengontrol pengeluaran lho. Tentu uang yang berkurang ya sebesar nomonal yang tertera di struk/ nota, misalnya Rp 869.575,- Coba deh kalau bayar dengan uang tunai, kita kasih ke kasir Rp 900.000,- tuh kembaliannya bisa dipakai jajan hihi menguap begitu aja. Ya sekali-kali sih ga masalah, tapi kalau niat disiplin terhadap anggaran keuangan (bukan pelit loh yaw 😄), boleh lah ikuti cara saya. 


cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur bersama prota ghozie finance educator visa workshop ibu berbagi bijak nurul sufitri blogger
Saya Bersama Mbak Prita Ghozie

Untuk mencapai pengelolaan keuangan ideal, ada 5 jenis alokasi dana yang dipisahkan dari gaji, keuntungan usaha maupun bonus atau honor yaitu: 
  • Dana sosial: 5% 
  • Dana darurat dan asuransi: 10% 
  • Biaya hidup dan cicilan (jika ada cicilan): 60% 
  • Investasi: 15% 
  • Gaya hidup: 10% 
Assurance merupakan jaminan hidup kita tetap baik meskipun mungkin terjadi sesuatu di luar dugaan. Kemudian ada Present Consumption sebagai kebutuhan, jangan sampai diutangkan. 
Future Spending yakni tabung dulu, beli kemudian.


alokasi ideal untuk penghasilan bulanan ibu berbagi bijak visa prita ghozie workshop nurul sufitri blogger
Alokasi Ideal untuk Penghasilan Bulanan

alokasi ideal untuk penghasilan bulanan ibu berbagi bijak visa prita ghozie workshop nurul sufitri blogger
Alokasi Ideal untuk Penghasilan Bulanan

- Merencanakan keuangan

Langkah ke-3 adalah merencanakan keuangan. Mimpi punya rumah tinggal, biaya kuliah anak, liburan keluarga, pilih mana yang terlebih dahulu diprioritaskan ya.

Cara menambah penghasilan rumah tangga dengan menjadi womenpreneur 

Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu:
  • Bekerja secara aktif 
  • Menjadi investor 
  • Menjadi womenpreneur 
Usaha adalah salah satu jenis investasi dengan risiko lebih tinggi. Jangan berinvestasi dalam dollar karena itu namanya spekulasi, tidak bisa diukur. Kalau mau kita bisa membeli emas, logam mulai atau reksadana saja.


prita ghozie finance educator cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnisn untuk womenpreneur visa nurul sufitri blogger ibu berbagi bijak
Mbak Prita Ghozie - Finance Educator

Ada beberapa tantangan ketika kita memulai usaha: 

  • Mau usaha apa? Apa hobi/ kesukaan kita? Kalau tidak suka memasak sebaiknya jangan usaha catering. Mungkin minat membuat keterampilan tangan, nah bisa juga tuh usaha decoupage, tas, dll. Apakah ada pasar untuk hasil dari hobi? Apa jam kerja yang disukai? 
  • Tidak tahu untuk vs rugi. Agar kita tahu kondisi kita untyng atau rugi dalam memulai usaha, pisahkan keuangan pribadi dan usaha, punya catatan arus kas, modal investasi vs biaya.
  • Pertimbangan lain. Pilih mau usaha sendiri atau bermitra. 
Kerja mandiri artinya semua dilakukan sendiri sedangkan womenpreneur memiliki tim/ kelompok yang mendukung kegiatan yang dilakukan. Ketika kita baru mulai usaha, sebaiknya modal sendiri saja, jangan dimulai dari utang.  

Tips Mengelola Keuangan untuk Womenpreneur sekaligus ‘Manajer Keuangan’ Rumah Tangga

  1. Pisahkan antara keuangan rumah tangga dengan usaha. 
  2. Omzet usaha dikurangi biaya adalah keuntungan. 
  3. Keuntungan usaha menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangga. 
Baca: Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Final 0,5% Bagi UMKM

Tips mengelola keuangan bagi pebisnis

  1. Punya rencana keuangan 
  2. Tidak ada utang konsumtif 
  3. Ada tabungan dan investasi 
  4. Siapkan dana darurat 
  5. Memiliki asuransi kesehatan dan jiwa 

Investasi 

  • Waktu, ilmu, bisnis dan orang tersayang. Cari tahu potensi pada diri yang masih bisa dikembangkan. 
  • Terbuka akan informasi sebesar-besarnya untuk dapat membuat diri kita sadar akan peluang. 
  • Cintai apa yang kita kejakan dan kerjakan apa yang kita cintai. Learning by doing
  • Mulailah sesegera mungkin. Berjalan sambil belajar, belajar sambil berjalan. 

Tentang Gammara Leather 

Gammara berdiri sejak tahun 2010 di Bandung, memproduksi tas dan aksesori yang bahan baku utamanya berasal dari kulit samak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari, juga sebagai pelengkap fashion utama yang fungsional. Gammara Leather Bag Women’s Products memiliki nama-nama unik seperti Larena, Amparita, Malawa, Maiwa dan Makanja.


aditya lugina wirausaha gammara leather bag ibu berbagi bijak nurul sufitri blogger visa cara mengelola keuangan rumah tangga dan wirausaha womenpreneur
Mbak Aditya Lugina

Pada tahun 2014 Gammara menjadi badan usaha yang bernama CV. Gammara Jaya Mondial. Material yang digunakan oleh Gammara adalah kulit berkualitas, sehingga ketahanan produk terhadap waktu jauh lebih baik. Lokasi penjualan produk-produknya berada di Jalan Cigadung Raya barat di Bandung dan Cilandak Town Square Jakarta Selatan. 

Mbak Aditya Lugina sebagai pemilik Gammara Leather, berbagi pengalaman menjadi pebisnis tas. Oh ya, teman-teman bisa melihat aneka koleksi tas kulit ini di Instagram @gammara_leather Langkah penting yang harus diketahui saat ingin menjadi seorang womanpreneur yakni: Goals. Menyusun dan membangun sasaran dengan perhitungan yang matang, misalnya menentukan ide usaha (produk yang akan dijual), bahan baku produk, perencanaan keuangan, harga jual, sasaran pembeli, promosi dan penjualan. 

Financial Management 

  • Menggaji diri sendiri 
  • Menabung terlebih dahulu seperti investasi dan pengembangan bisnis. Harus menjadi prioritas, jangan dijadikan terakhir karena nanti hasilnya tidak akan menjadi tabungan malah habis dikonsumsi. 
  • Anggaran Belanja. Alokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan wajib. 
  • Kelola cash flow dengan bijak. 
  • Cash flow, afirmasi (merumuskan sasaran dengan pikiran positif), visualisasi (membayangkan sasaran/ goals sukses diraih). 

Membentuk pola pikir (mindset) entrepreneur

  • Percaya akan kemammpuan sendiri 
  • Persisten 
  • Tidak mudah menyerah 
  • Kreatif, inovatif dan orientasi pada prestasi 
  • Berani ambil risiko Mandiri 

Sesi selanjutnya adalah kuis pengelolaan keuangan. Ada 3 ibu PKK dan 2 bloggers yang berpartisipasi maju ke depan. Pertanyaannya yaitu 'Siapa yang mengatur dan mengeluarkan biaya-biaya bulanan?' Waaah, ternyata semua ibu menjadi pengatur dan mengeluarkan biaya-biaya bulanan. "Bagus, ternyata semua menjadi Menteri Keuangan Rumah Tangga", kata Mbak Prita 😃  Setelah itu ada sesi tanya jawab bersama Mbak Prita Ghozie dan Mbak Aditya Lugina.


cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur
Kuis Tentang Siapa Pengatur/ Pengelola Keuangan Rumah Tangga yang Diikuti Oleh Ibu-ibu PKK dan Bloggers

sesi tanya jawab cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur nurul sufitri blogger visa prita ghozie
Sesi Tanya Jawab

Teman-teman, rezeki adalah modal ibadah. Tiap punya penghasilan jangan lupa membaginya sesuai dengan pos-pos yang sudah dialokasikan, jangan takut memulai usaha. Berapapun penghasilan yang kita peroleh, syukurilah, karena kita jauh lebih beruntung dibandingkan orang lain. 
 
Jadi jangan lupa mengeluarkan zakat, amal, sedekah dan lainnya ya 😊 Dalam mengelola arus kas, ingat “It’s not how much you make, but how much you spend”.Yuk, langsung cek buku arus kas keuangan kita! Semoga bermanfaat ya. Wassalam.
 

cara mengelola keuangan rumah tangga dan bisnis untuk womenpreneur
Foto Bersama Narasumber dan Teman-teman Kumpulan Emak2 Bloggers (Foto: Mbak Lydia Zein)


56 comments:

  1. aku juga suka seneng kalo nemu uang di selip2an :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss yuuks mb Lidya! 😀😍 Berarti pengelolaan keuangan kita masih harus dibenahi hihihi.

      Delete
  2. Saya suka tips mengelola uangnya mba. Kayak saya anakkos hhaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan dicoba deh mas, biar makin cerdas mengelola keuangannya. Justru anak kos kudu pinter2 ngatur duit biar ga habis sebelum tanggal transferan dari orangtua wkwkwkwk...

      Delete
  3. Entah kenapa setiap membahas pengelolaan keuangan keluarga, saya mendadak sesak napas.hahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha jangan sesak napas gitu dong mbak Sugi :) Justru kita bebenah bongkar2 catatan keuangan biar makin longgar tarik napasnya hihihi.. Yuk, ceki2 arus kas keuangan rumah tangganya mbak.

      Delete
  4. makasih sharingnya ya, pengelolaan uang memamng eprlu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 mbak Tira :) Iya, abis acara ini aku langsung buka buku catatan kas nih, ngeriiih pisan euy! Bulan depan kudu lebih betul nih pengawasan keuangan lebih ketat hihi.

      Delete
  5. Ngatur keuangan itu emang susah2 gampang, apalagi godaan buat beli2 yang lain selain kebutuhan pokok. Emang bener deh perempuan harus punya pemasukan juga biar bisa terpenuhi semua kebutuhannya, dan gak ganggu uang belanja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya aku kalo belanja bulanan sering pakai kartu debit Visa aja, supaya yang berkurang angkanya ya sebesar tertera di struk hehe pinter kaan? :D

      Delete
  6. Noted banget nih persentasi alokasi penggunaan uang. Terima kasih ya buat sharingnya mbaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, cami2 mb Memez. Yuk, rapi2 jali lagi arus kas keuangan rumah tangga dan bisnisnya mbak :)

      Delete
  7. Setuju banget kalau penting untuk sosialisasi literasi keuangan juga bisa dilakukan menggunakan media sosial karena bisa menjamah siapa saja ya mba :). Aku harus sering perbanyak membaca materi keuangan nih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuuuuul, mbak Al :) Biar pada melek tuh mata u bu2 di jagat raya hehe ternyata kalau niat kita pun bisa melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan bijak :D

      Delete
  8. Literasi soal keuangan keluarga emang masih sangat kurang padahal keuangan keluarga salah satu pondasi penting rumah tangga.
    Memang harus dipaksa awalnya sampai nantinya terbiasa. Dengan mencatat keuangan keluarga, pastinya semua halnya lebih bisa dilihat dan financial goal bisa tercapai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget..memang harus dipaksa..biar bisa 😊 Sama halnya menabung kudu dijadikan utama jangan ntar sisanya karena ga bakalan jadi2 hihihi.

      Delete
  9. Kalau saya sih gak pernah menuliskan keuangan tapi uang dari penghasilan pribadi saya pisahkan dengan penghasilan paksu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooh begitu... penghasilan pak suami kan kita yg atur 😊 Aku sih tetep punya catatan anggaran RT biar terstruktur 😀

      Delete
  10. ibu bijak atur keuangan keluarga itu memang bikin aman dan nyaman. Siap dalam kondisi apapun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, mbak Git :) Dana darurat mesti tersedia ya jadi kalau ada apa2 ga telalu panik.

      Delete
  11. Klo kita ga pandai mengelola keuangan meski kita punya usaha sampaingan, bocor halus deh dimana-mana. Akhirnya bingung: Gue usaha juga, nerima uang suami juga, kok ya gak berasa lebihnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, itu dia yg jadi persoalan pelik hahaha... mestinya dari dulu ya ketemu financial educator kayak mbak Prota ini. Ah belum terlambat yukkks kita benahi pembukuan keuangan kita 😘

      Delete
  12. Aku pun pernah berbisnis tapi mati suri karena gak bijak mengelolanya, alhamdulillah ya mbak kita dapat ilmu dari pakarnya, semoga dgn ngeblog tetap menjadi penghasilan yg barokah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah sekarang kita bisa lebih paham tentang pengelolaan keuangan rumah tangga dan untuk bisnis dari pakatnya langsung. Mari kita praktekkan secara riil 😘

      Delete
  13. Sebagai Istri yang kurang bijak dalam Pengelolaan keuangan Rumah Tangga, aku perlu banget literasi keuangan semacam ini nih, apalagi anak udah mau dua, banyak yang harus dibenahi supaya gak kesulitan di kemudian hari dalam masalah finansial. Huhu, makasih ya Mba infonya :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iiih mb Hani bisa aja masa kurang bijak jd isteri 😀😀 Tenang ajaa nih kan sekarang udah lebih terbuka soal pengelolaan keuangan rumah tangga. Jadi tinggal realisasikan aja yuk 😍

      Delete
  14. Aku juga sekarang belanjanya pake debit aja di minimarket. pake cash kebanyakan recehan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bettul mb ley 😘 praktis lah gesek doang yg penting ada saldonya wkwkwkwk.

      Delete
  15. Aku tu paling suka kalau abis ikutan workshop keuangan kyk gini mbak, bisa bikin semangta mengatur keuangan.
    Btw emang sebaiknya para ibu, terutama yg gk kerja kantoran, jg ikutan menyokong perekonomian keluarga ya, salah satunya dengan jd womanprenur :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa makanya pas workshop kemaren lan ada beberapa ibu PKK yg turut hadir. Biar melek pengelolaan keuangan. Alhamdulillaah ya nambah ilmu 😘

      Delete
  16. Ngelakuin bisnis dengan apa yang kita suka itu emang lebih enjoy ngejalaninnya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget 😘 Kalau sesuai hobi jadi bahagia deh melakukan usaha kita dan semangat.

      Delete
  17. Alhamdulillah, bersyukur banget bisa ikutan acara seru ini ya mbak. Jadinya dapat tambahan ilmu lagi soal kelola keuangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah iya mb Elva. Mata jadi terbuka lebar hahaha jd apa yg salah selama ini kudu diperbaiki pengelolaan keuangannya 😉

      Delete
  18. Aku juga sempat ikutan workshop keuangan dari Visa dan sama mbak Prita Ghozie juga. Ilmunya emang bener-bener ngena dan langsung dipraktekkan. Apalagi buat aku yang saat ini sedang berperan sebagai breadwinner, tips2nya mbak Prita itu bantu banget biar aku semangat mengelola keuangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss yuk 😍 Betul banget mb Tya 😉 Jadi lumayan ngerti dikit2 deh pengalokasian dana apa aja yg wajib didahulukan dll. Jangan2 gaya hidup yg persentasenya cukup besar ya weleh2 hihi 😊

      Delete
  19. Makasih mba sudah diingatkan tentang zakat, InshaAllah saat saya masih kerja, penghasilan langsung potong zakat ke bazis, dan sekarang walaupun ngga kerja kantoran, Alhamdulillah punya penghasilan dan sudah jarang banget zakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 😊 Ya zaman aku masih ngantir dulu sampai selarang punya penghasilan dr blog, aku selalu menyisihkan sebagian harta buat zakat 😊

      Delete
  20. Mindset kudu di ubah ga mbak agar manajemen keuangan membaik. Noted mbak. Ini nih yang susyah buat ibu ibu macam saya . tFS mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi mb Sri. Yang penting niat yg kuat. Ga boleh gampang kena godaan wkwkwkwk 😊

      Delete
  21. Dengan pernah berbisnis, setidaknya kita udah belajar mengatur keuangan ya, Mba Nurul. Karena berbisnis itu jumlah uang yang didapatnya nggak pasti, haha... Untuk biaya hidup itu 60% ya. Diriku ga sampe sedetail ini sih. Cuma memang ada 1 rekening yang dipakai untuk tabungan, artinya kalau ga kepepet amat, ga boleh dipake uangnya, haha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yak bener deh pengalaman bisnis pakaian tidur yg kemaren2 itu memberi pelajaran deh soal mengatur keuangan wirausaha. Harus dipisahkan mana anggaran rumah tangga dan usaha jangan sampai tecampur, kepala eikeh jadi pusing hahaha :) SIp kudu ada rekening dana darurat itu pentiiing, Nit.

      Delete
  22. Artikel yang sangat membantu. thank you banget loh sharing ini artikel.
    Perkembanga dunia finansial sekarang lewat teknologi, biar pada melek coba pelajari yang namanya fintech (financial technology) seperti yang ada di artikel ini ni :
    prospek peer to peer lending

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 :) Semoga bermanfaat. Yang penting anggaran itu bisa direalisasikan ga bocor gitu :D

      Delete
  23. Wah bermanfaat banget mbak ilmunya. Semestinya persiapan pernikahan juga include materi literasi keuangan yah, apalagi perempuan yang nantinya jadi menteri keuangan di keluarga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya ya bisa juga nih minta dimasukkan keuangan pernikahan...tapi khusus yg ini sih buat rumah tangga dulu 🤩 sama2.

      Delete
  24. istilahnya lucu2...literasi keuangan, financial check up. yg 1 istilah sastra yg 1 medis..hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar ga pusing kan hehehe.. mikirin duit aja bisa puyeng muter2 😂😂

      Delete
  25. Aku juga masih catat manual mbak. Plus masuk masukin amplop. Hihihi.
    Paling susah nyediain dana darurat nih. Belum terkumpul sudah kepake lagi kepake lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sama kayak aku masih manual juha. Betul2 susah dana darurat sering terpakai ya 😂😂

      Delete
  26. Penting banget buat para ibu, baik bekerja maupun tidak. Bekerja tidak menjamin tabungan lebih banyak kalau boros. Tidak bekerja bukan berarti pengeluaran tidak banyak juga kalau tidak dikendalikan. Makasih sharingnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuuuul, mbak Lusi 🤩 Jadi tergantung pada pengelolaan keuangan kita secara cermat dan pintar tentunya. Atur pos2 pemasukan dan pengeluaran supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang.

      Delete
  27. Saya justru payah dalam kelola keuangan. Cuma tinggal terima uang harian dari suami untuk belanja, 20 ribu per hari. Bergantung ada atau tidak. Jika tak cukup maka akan dikurangi jadi setengah. atah belanja harian murni untuk dapur, jajan anak, dan lainnya. Belum bisa disiplin sisihkan misal 2 ribu per hari untuk celengan. Karena belanja dapur yang saya maksud meliputi juga untuk keperluan mandi dan minyak goreng, berikut cuci-cuci.
    Makanya fokus menulis agar bisa bantu suami dan beroleh penghasilan sendiri. Ittu harapan swaya, Teh Nurul.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mbak Rohyati 😊 Iyaaa perlahan2 aja mengelola keuangannya. Yang penting pas sesuai pemasukan deh hehehe. Semoga makin lancar ya rezeki dari menulis biar bisa nambah2 kebutuhan rumah tangga aamiin.

      Delete
  28. makasih sahring , manajemn yang baik ya perlu itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2, mb Tira. Harus banget bisa mengatur keuangan kita dengan baik 😀

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman-teman :) Semoga betah membaca kisah seru dan penuh memori di blogku ini. Silakan tinggalkan pesan, kesan maupun saran. FYI, seluruh komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu. Oh ya, komentar dengan link hidup tidak akan aku munculkan.