Daftar Isi [Tampilkan]


Pada Hari Jumat 21 Juli 2017 lalu saya menghadiri acara launching vaksin MR yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di Hotel Park Lane Jakarta Selatan. Saya begitu antusias merasa harus tahu benar mengenai imunisasi MR ini. Kebetulan beberapa waktu lalu pihak sekolah anak-anak saya mengumumkan bahwa mulai Bulan Agustus nanti semua anak harus diimunisasi MR. Anak sulung saya perempuan kelas 7 berusia 11 tahun, sedangkan si bungsu laki-laki kini di duduk di kelas 4.



Nah, sebagai ibu yang selalu berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anak, tentunya saya harus mengerti dahulu apa sih vaksin MR ini? Ada efeknya atau ga ya bagi anak dan sekitarnya? Usia berapa aja yang wajib divaksin? Masih banyak lagi pertanyaan di benak saya. 

Alhamdulillaah saya tergabung dalam komunitas Blogger Cihuy yang turut terundang untuk berada di acara penting ini. Kebanyakan sih momblogger, pastinya penasaran sekali ingin tahu lebih banyak dan jelas tentang vaksin MR. Ada juga lho dadblogger alias bapak-bapak blogger yang ikutan hadir karena penasaran dan merasa bahwa MR ini adalah sesuatu hal baru yang wajib diketahui.


Pembicara dalam acara 'Temu Blogger dalam Rangka Kampanye dan Introduksi MR' yaitu:
- DR. Jane Soepardi selaku Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan  Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
- DR. Hindra Irawan Satari dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
- DR. H. M. Asrorun Ni'am Sholeh, MA selaku Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat


Pembicara dalam Kampanye Vaksin MR di Hotel Park Lane (Foto: dokumen pribadi)

Di awal penjelasan Ibu Jane mengatakan bahwa dunia diharapkan bebas polio di tahun 2000, namun sampai saat ini ternyata masih belum bisa terwujud. Nigeria, Afganistan dan Pakistan adalah tiga negara yang paling sulit untuk bebas polio karena negaranya terkait konflik yang berkepanjangan. 

Negara dengan Jumlah Kasus Campak Terbesar Tahun 2015 (Foto: dokumen pribadi)

Tahun lalu India gagal dalam kampanye vaksin MR karena ikatan dokter di sana ga diikutsertakan. Ga ada gerakan terkoordinasi dalam mempersatukan visi dan misi di negaranya. Nah, Indonesia harus bisa dong!

Di Indonesia tepatnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), biasanya petugas Puskesmas yang berinisiatif datang ke desa-desa. Diadakan penyuluhan, kaderisasi Posyandu dan sebagainya. Di DIY, imunisasi maupun fasilitas kesehatan diatur per periode supaya memudahkan. Misalnya sekali sebulan jadi hemat vaksin deh karena semua orang berkumpul bersama, sekaligus begitu.

Cakupan Imunisasi Campak Tahun 2012-2016 (Foto: dokumen pribadi)

Teman-teman di seluruh Nusantara, Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak/ Measles (M) dan Rubella (R) untuk perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella. Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus. 

Hati-hati ya jangan sepelekan bersin dan batuk. Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi Campak dan Rubella, atau yang belum pernah mengalami penyakit ini berisiko tinggi tertular.

Bahaya Penyakit Campak (Foto: dokumen pribadi)

Rubella Epidemilogy di Indonesia (Foto: dokumen pribadi)

Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi (Foto: dokumen pribadi)

DR. Hindra Irawan Satari dari IDAI (Foto: dokumen pribadi)

Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

Congenital Rubella Syndrome (CRS)

Kecacatan ini dikenal dengan nama Congenital Rubella Syndrome (CRS) yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan. Kecacatan ini bisa beragam, tergantung pada minggu ke berapa kehamilan si ibu atau fase pembentukan organ tubuh yang mana ibu hamil tersebut terinfeksi.

Ibu-ibu, bapak-bapak, saudara-saudari sekalian, ga mau kan kalau generasi penerus bangsa Indonesia kita tercinta ini terkena penyakit berbahaya seperti yang telah disebutkan di atas? Kayaknya mengerikan deh. Oh..no..no..no, bukan kayaknya lho. Memang benar-benar mengerikan! Yuk lah, kita cermati bareng-bareng tentang Measles Rubella (MR) ini.

Tentang vaksin Measles Rubella (MR)

Oh ya, sebelum anak-anak kita divaksin, tentu ada pertanyaan apakah Vaksin MR aman? Tentu aman dong. Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO. Sudah dapat izin edar dari Badan POM juga. Vaksin MR 95 persen efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella. In sya Allah vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.


Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama Kampanye Imunisasi MR. Selanjutnya, Imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD/ sederajat menggantikan Imunisasi Campak. Untuk ibu hamil harus cek darah terlebih dahulu sebelum divaksin ya.

Nah, itu penjelasan tentang MR. Kita mesti tahu nih seperti apa aja sih gejala penyakit Campak dan Rubella? Umumnya yaitu demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjuntivitis). Gejala penyakit rubella ga spesifik, bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri persendian,  mirip gejala flu.

Gejala Campak (Foto: dokumen pribadi)


Tentang Campak (Foto: dokumen pribadi)

Bagaimana agar terlindung dari penyakit Campak dan Rubella?
Belum ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegah terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.

Imunisasi MR memiliki efek samping atau ga ya?
Ga ada efek samping dalam imunisasi. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi itu adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yang serius jarang terjadi kok.

Misalkan si anak sudah pernah diimunisasi Campak, perlu lagi mendapat imunisasi MR? Iya dong. Kan supaya mendapatkan kekebalan tubuh terhadap Rubella. Imunisasi MR aman bagi anak yang telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak.

Teman-teman, pasti masih bertanya-tanya dalam hati deh (sama kayak saya juga hehehe), ada bedanya ga antara vaksin MR dan MMR? Kalau    vaksin MR mencegah penyakit Campak dan Rubella. Sedangkan vaksin MMR mencegah penyakit Campak, Rubella dan gondongan.

Jika sebelumnya kita pernah dengar atau mungkin beberapa dari kita pernah nih buah hati disuntik MMR. Tapi kenapa sekarang yang diberikan tuh MR ya bukan MMR? Oh...ternyata saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian Campak dan Rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan. Biasanya kelompok menengah ke atas datang mandiri ke rumah sakit swasta untuk vaksin MMR, malah ada yang dari luar negeri sehingga penerapannya ga menyeluruh kan?

Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR, apakah masih perlu mendapat imunisasi MR?
Ya. Hal ini untuk memastikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Campak dan Rubella/ Imunisasi MR aman diberikan kepada anak yang sudah mendapat vaksin MMR.

Apakah benar vaksin MR dapat menyebabkan autisme?
Ga benar itu. Hingga kini kan belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun bisa menyebabkan autisme.

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Foto: dokumen pribadi)


UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Foto: dokumen pribadi)
  

Landasan Hukum UUD 1945 Mengenai Kesehatan (Foto: dokumen pribadi)

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 4 Tahun 2016

Fatwa MUI Tentang Imunisasi (Foto: dokumen pribadi)

Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu.

Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan alhi yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.

Apa saja yang yang perlu dilakukan pada hari imunisasi MR?
 - Datanglah ke pos imunisasi pada waktu yang telah ditentukan. Pastikan anak-anak sudah makan sebelum diimunisasi.
- Sampaikan kondisi kesehatan anak kita kepada petugas kesehatan seperti riwayat penyakit, pengobatan yang sedang dijalani, adanya kecacatan bawaan, kelahiran prematur, alergi atau riwayat reaksi berat setelah imunisasi sebelumnya.
- Setelah anak diimunisasi, tunggu sekitar 30 menit di fasilitas kesehatan untuk memantau kemungkinan kejadian ikutan pasca imunisasi.
- Tak perlu khawatir apabila anak terkena demam ringan, ruam merah dan bengkak ringan di tempat suntikan karena hal ini adalah reaksi normal.
- Bawalah segera anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat apabila terjadi kejadian pasca imunisasi yang serius misalnya demam tinggi, kejang maupun pembengkakan di tempat suntikan.

Imunisasi Rutin MR (Foto: dokumen pribadi)

Kampanye Imunisasi MR (Foto: dokumen pribadi)

Peran Guru dalam Kampanye Imunisasi MR di Sekolah (Foto: dokumen pribadi)


Yuk, bawa buah hati kita ke pos imunisasi terdekat pada Bulan Agustus dan September 2017 untuk mendapatkan imunisasi MR!
Imunisasi MR ini diberikan di sekolah, Puskesmas, Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya. Gratis lho! Jangan sampai ketinggalan ya. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Wassalam.

Bloggers yang Mendapat Bingkisan (Foto: dokumen pribadi)


Saya dan Teman-teman Blogger (Foto: teman blogger)



Suasana Temu Blogger di Hotel Park Lane (Foto: teman blogger)


Menu Santap Siang di Cafe Hotel Park Lane (Foto: dokumen pribadi)

Saya Bersama Teman-teman Bloggers (Foto: dokumen pribadi)


Saya Bersama Sebagian Kecil Teman Blogger (Foto: dokumen pribadi)


Bersama Buncha Blogger Cihuy (Foto: Buncha)


Saya Bersama Teman-teman Blogger Cihuy (Foto: Buncha)