Daftar Isi [Tampilkan]

Sudah pernah berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, belum? Sejumlah peninggalan sejarah dan budaya yang menarik wisatawan, mejadikan tempat ini kerap menjadi destinasi wisata religi yang cukup dikenal masyarakat luas. Banyak situs makam para wali dan leluhur yang dapat kita kunjungi. Penasaran? 

 

Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
 

Study Tour Ziarah Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon

Akhirnya ditulis juga cerita wisata religi yang sudah berselang empat tahun lamanya di blog ini. Saat itu anak sulungku, Rafa masih duduk di kelas 8 MTsN 4 Jakarta. Kebetulan aku merupakan salah satu koordinator kelas (Korlas) bilingual bersama tiga orangtua murid kelas Rafa.  

Acara kunjungan ke Makam Sunan Gunung Jati ini adalah salah satu rangkaian PLS atau semacam study tour seluruh kelas 8, di mana yang 3 kelas adalah kelas pengayaan dan 5 kelas reguler). Setiap kelas ada 2 korlas yang mendampingi murid-murid untuk turut berpartisipasi dalam study tour ke Yogyakarta, mampir dahulu ke Cirebon.

Momennya pas dengan Ramadan di tahun 2023 kali ini yang biasanya tak sedikit orang berziarah maupun wisata religi ke berbagai makam. Mereka datang berkunjung untuk mendoakan para wali, leluhur maupun tokoh-tokoh penyebaran agama Islam. Bukan meminta doa kepada yang sudah meninggal ya, temna-teman. Harap dicatat dan diingat ya!  

Baiklah, aku langsung saja ya bercerita bagaimana suasana dan situasi di Komplek Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon kala itu. Ya, semoga tdak ada perubahan yang signifikan ya, Syukur-syukur jika lebih tertib dan bersih di sana. Tapi apakah mungkin jumlah pengemis yang sebanyak itu dulu berbaris, kini berkurang atau menghilang? 

 

Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Ziarah Makam Sunan Gunung Jati
 

Lokasi

Makan Sunan Gunung Jati berada di komplek pemakaman Sunan Gunung Jati yakni di Jalan. Alun-Alun Ciledug No.53, Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45151. Makam Sunan Gunung Jati terletak hanya 4,5 km dari Stasiun Cirebon. 

 
Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Tiba di Lokasi

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Makam Sunan Gunung Jati buka setiap hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Sebanarnya makam tersebut buka 24 jam setiap hari. Meskipun demikian, sebaiknya kita berkunjung ke tempat ini sebelum malam hari. Untuk dapat mengunjungi tempat ini, gratis alias tidak bayar. Namun terkadang pengunjung memberikan uang seikhlasnya kepada juru kunci di sana.

Hal menarik lainnya di makam ini adalah desain arsitektur dan interiornya yang merupakan perpaduan ciri khas Arab, Jawa, dan Cina. Nuansa yang tercipta dari gaya khas tiga negara itu adalah nuansa religi yang cantik dan unik. Tak heran jika tempat ini juga menarik perhatian pecinta arsitektur dan interior.

Jika kita flash back pada pelajaran sejarah semasa masih bersekolah di bangku SMP maupun SMA, pasti teringat bahwa Cirebon merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra penyebaran Islam oleh Wali Songo. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan makam para wali dan leluhur sebagi pendiri. Sampai saat ini masyarakat yang datang untuk berziarah ataupun sekadar ingin tahu dan mempelajari sejarah Islam semakin banyak. 

 
Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Komplek Makam

Ritual Tradisional

Makam juga dikeramatkan oleh penduduk sekitar. Selain berziarah, mereka juga melakukan beberapa ritual tradisional yang diperingati setiap waktu tertentu. Ada ritual lempar koin di pintu besar Makam Sunan Gunung Jati yang sudah menjadi tradisi bila mengunjungi petilasan makam tersebut. Tak sedikit pengunjung meminta air dan mengusapkan air yang mengalir di sekitar pusara makam yang diyakini membawa berkah. 

Baca: Kisah Masjid Kauman Semarang, Ditopang 36 Pilar Kokoh Hingga Siarkan Proklamasi RI

Sejarah Singkat Makam Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati yang lahir dengan nama Syarif Hidayatullah adalah salah satu wali dari sembilan wali atau Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1.448 dan tutup usia pada 1.568.  

Pada usia mudanya, ia menuntut ilmu di Mesir, Baghdad dan Mekkah. Sunan Gunung Jati menjadi muballigh di Caruban demi melaksanakan harapan ibunya.. Ia dan Ibunya kemudian bepindah ke Caruban Larang atau kini akrab kita sebut Cirebon. Karena memiliki pesantren di Gunung Jati, ia kemudian lebih akrab disebut Sunan Gunung Jati.

Pada tahun 1.568 Sunan Gunung Jati wafat di usia 120 tahun dan dimakamkan di Cirebon. Warga Cirebon sangat menghormati Sunan Gunung Jati yang merupakan teladan dan tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam. Makam Sunan Gunung Jati pun dibuka untuk umum sehingga warga dapat berziarah dan mendoakan Sunan Gunung Jati di tempat ini.

Sunan Gunung Jati juga sempat diangkat sebagai Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1.479. Ia menikah dengan Putri Ong Tien Nio dari Tiongkok. Inilah alasan mengapa arsitektur pada makam cukup unik. Ada perpaduan arsitektur Jawa, Arab dan Tiongkok yang nemanbah khasanah adat dan budaya di tanah Cirebon. 

Ziarah Makam

Memasuki kawasan Makam Sunan Gnnung  Jati, terlihat di kanan dan kiri jalan banyak penjaja makanan maupun warung-warung sederhana. Kita juga dapat mencium aroma dupa yang cukup menusuk. Wangi kembang pun terasa. Pengunjung wajib melepas alas kaki sebelum memasuki pintu masuk. 

Baca: Paket Wisata Ziarah Makam Aman dan Nyaman

 
Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Memasuki Kawasan Makam Sunan Gunung Jati Cirebon

Komplek Makam Sunan Gunung Jati memiliki 9 pintu utama atau Lawang Songo. Kendati demikian, peziarah umum hanya diizinkan sampai pintu ke-4 di serambi muka Pesambangan. Pintu ke-5 sampai ke-9 hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan Gunung Jati yakni para sultan dan kerabatnya di Keraton Kasepuhan dan Kacirebonan. 

Adapun pusat dari komplek tersebut adalah Makam Sunan Gunung Jati yang terletak setelah pintu ke-9 yaitu di puncak Gunung Sembung yang tingginya mencapai 20 meter. Di sebelah barat serambi muka, terdapat Lawang Mergu yang diperuntukkan bagi para peziarah Tionghoa yang ingin berdoa untuk Putri Ong Tien Nio.  

 
Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Komplek Makam

Tak heran, meskipun Sunan Gunung Jati merupakan sebuah tokoh di agama Islam, komplek makam tersebut juga kerap dikunjungi oleh masyarakat dari latar belakang agama yang beragam. Kita juga bisa melihat keramik yang terawat dan ornamen dengan macam-macam gambar seperti bunga, burung dan gambar orang-orang Tionghoa berpakaian tradisionalnya. Konon keramik tersebut dibawa oleh Putri Ong Tien Nio dari Tiongkok.

Dalam perkembangannya Gunung Sembung juga menjadi komplek pemakaman keluarga Keraton Cirebon yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati. Ada 9 pintu yang terdapat dalam Makam Sunan Gunung Jati, yaitu Pintu Gapura, Pintu Krapyak, Pintu Pasujudan, Pintu Ratnakomala, Pintu Jinem, Pintu Rararoga, Pintu Kaca, Pintu Bacem dan Pintu Teratai.

Wisatawan maupun peziarah hanya diperkenankan berada sampai batas pintu serambi muka yang dijaga petugas. Ada pintu bernama Selamat Tangkep terlihat banyak anak tangga menuju Makam Sunan Gunung Jati. 

Baca: Wisata Goa Selarong, Napak Tilas Pangeran Diponegoro Melawan Tentara Belanda

 
Wisata Religi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon
Bersama Sebagian Korlas 8 MTsN 4 Jakarta

Tips Kunjungan

  • Kenakan pakaian sopan dan tertutup senyaman mungkin dengan bahan yang menyerap keringat.
  • Siapkan uang kecil siapa tahu ingin membagikannya kepada peminta-minta maupun juru kunci.
  • Jika membawa anak kecil, harap hati-hati jangan sampai terlepas atau terpisah karena saking ramainya peziarah dari seluruh pelosok negeri.
  • Perhatikan keadaaan sekitar saat berziarah untuk tetap waspada. Terlalu banyak orang yang berkerumun, antre maupun mendoakan di makam terkadang membuat kita teledor akan keamanan diri sendiri. 
  • Jaga kebersihan fasilitas seperti musala dan toilet umum dengan baik. 
 
Teman-teman, itulah cerita singkat aku berkunjung ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Alhamdulillaah kesampaian juga bisa berada di sana. Jadi tahu dan menambah wawasan dengan berwisata religi seperti ini, sungguh menyenangkan.



64 comments:

  1. Selama pandemi, tempat ziarah seperti ini terasa banget dampaknya. Semoga sekarang bisa kembali pulih dan banyak penziarah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah ramai kembali :) Supaya masyarakat bisa berziarah dengan tenang, aamiin.

      Delete
  2. Bah itu, peminta-peminta itu masih ada juga ya
    Dulu pernah ditertibkan
    lebih baik, ada Harga Tiket Masuk daripada peminta-peminta itu
    pengunjung lebih nyaman juga pastinya'
    saya lama tak kesana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti jamur, ada lagi, banyak lagi ya hehehe. Semoga ditertibkan agar kita nyaman berziarah ke makamnya.

      Delete
  3. Aku kayaknya pernah ziarah makam sunan gunung jati Cirebon pas tahun 2006 deh. Waktu itu bersama keluarga ikutin tour wali wolu (delapan wali) . Kayaknya ingin juga bisa ikutan lagi ziarah makam ini suatu saat nanti

    ReplyDelete
  4. Masya Allah usianya Sunan lebih dari 100 tahun ya mbaa.. Seru banget nih bisa jalan keliling Cirebon sama anak-anak sekolah :D Aku waktu itu beberapa kali ke Cirebon tapi baru mampir ke keratonnya, belum pernah wisata religi ke Makam Sunan Gunung Jati.. Wisata gini ternyata juga gak dipungut biasa, ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, DIta. Kuy agendain kapan2 mampir. Gratis masuknya :)

      Delete
  5. Aku pernah ke sini juga deh kayaknya. Gak tau kalo tempatnya hanya mirip. Soalnya dulu masih remaja dan ga begitu memperhatikan tempat-tempat ziarahnya hehe.

    ReplyDelete
  6. Ya ampun aku jadi ingat tahun 2004 kalau ga salah, ziarah ke sana bareng sahabatku dan juga alm ayahnya. Di sana tuh pas di makamnya ada yang bilang, coba berdoa biar segera nokah, nah aku candaan...kodratullah ya, doa suka jadi kemyataan wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya insya allah doa2 kita dikabulkan Allah SWT aamiin.

      Delete
  7. Aku tuh ya mba, sebenernya ga terlalu suka visit makam ulama Begini. Masalah preference aja sih. Tapiiii beberapa kali aku datangin, biasanya Krn nyenengin appa 🤣🤣. Soalnya beliau kan suka bgt Ama sejarah Islam gini. Makanya kdg nyuruh aku visit trmpat2 makam ulama, kayak yg di barus papan tinggi, terus pernah juga makam salah satu ulama di Kudus. Aku sampe lupa namanya siapa.

    Tapi mungkin kalo ada guide yg menjelaskan, dan caranya juga enak, aku sih seneng2 aja, jadi paham. Cuma terkadang kan guide ini ga selalu ada.

    Aku baru tau kalo sunan ini pernah jadi raja Cirebon 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga karena ngikut aja sih jadi tau hihihih :D Ke Cirebon juga baru kala itu bareng sekolah Rafa :D Tapi ternyata seru juga loh, nambah wawasan sejarah Islam dll.

      Delete
  8. Saya belum pernah berziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Makasih banyak ya. Semoga suatu saat saya bisa berziarah ke sana.

    ReplyDelete
  9. masyaallah pengen banget sih wisata religi ziara ke makam-makan sunan begini, karena bisa sekali napak tilas ya

    ReplyDelete
  10. Saya kesana tepat sebulan sebelum pandemi, ada draft tulisan juga di blog tapi kayaknya belum ada mood buat lanjutin ceritanya ehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuk, lanjutin aja tulisannya mbak. Seru jadi cerita pengalaman wisata religi :D

      Delete
  11. beneran nambah wawasan ttg history Islam yah

    bikin banggaaaa dan makin bersyukur
    keren dan kompak bgt maakkk

    ReplyDelete
  12. Ini 4 thn lalu ya mba seru pepotoan bareng.. Aku tahun kemarin ke sana itu karena diajak si mamah 😆 pernah dulu masih kecil banget. Keluarga mamah aku sering wisata religi gini akunya malas. .
    Masih berjejer pengemis. Beneeer deh siapkan uang koin di plastik. Biar tinggal cemplung2..
    Iyaa mndo'akan para wali betul mbaa bukan meminta sesuatu thdp yg telah meninggal. Kudu luruskan niat ada aja yg gitu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya hehehe udah hampir kelupaan ditulis :) Benar, seharusnya kita mendoakan yang sudah meninggal, bukan sebaliknya.

      Delete
  13. Udah pernah ke Cirebon dan lewat kesini, tapi kenapa dulu gak coba mampir buat ziarah ya. Tapi pastinya berkesan banget ya mak, bisa wisata religi gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berkesan dan seru bareng anak2 dan ibu2 korlas hehehe.

      Delete
  14. Belum pernah ke Sunan Gunung Jati, pernahnya ke Ampel doang wkwkwk. Baru tau ada ritual lempar koinnya juga mba. Kebayang kalo pandemi pasti pengunjung juga berkurang yah. Semoga besok2 bisa kesempatan belajar history dan ziarah ke sana juga ya..

    ReplyDelete
  15. Seru banget ya ini mak Nurul, menemani anak-anak fieldtrip terus mamahnya jadi bisa berbagi cerita juga diblog. Aku tuh waktu terakhir ke Cirebon juga mampir ke makan Sunan Gunung Jati, sayangnya waktu itu gak sempat foto-foto banyak disana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah berkesan sekali. Mungkin kapan2 bisa remedial hahaha :D

      Delete
  16. Aku belum pernah ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Kebanyakan ke Sunan terdekat kaya Kudus Muria atau ke daerah Timur. Kapan-kapan bisa nih diagendakan ke daerah Barat

    ReplyDelete
  17. wah toss banget sesama mama mama korlas, yang ngintil tiap anak ada kegiatan. Hihihihi. Aku belom pernah nih mak wisata religi kaya gini, disini anak anak sekaligus bisa mempelajari sejarah islam ya maaak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss yuk! Hihihihi.. Betul sekali, nambah wawasan Islam.

      Delete
  18. waktu SMP dulu pernah diajak orang tua ziarah ke makam wali gitu tapi mandiri dan kayaknya saya belum pernah ke makam sunan gunung jati ini. dulu itu di seputaran jawa timur aja kayaknya ziarahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Semoga kapan2 bisa datang ke Makam Sunan Gunung Jati ya.

      Delete
  19. Halo Mba Nurul nah aku juga masih banyak melihat banyak yang menyakini airnya berkah sehingga tak jarang banyak yang menggunakan air yang diperoleh untuk mendapat keberkahan. Termasuk mengusap air ke wajahn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kan suka ada yang kayak gitu ya. Berdoa aja supaya airnya berkah.

      Delete
  20. Mbak Nurul kalau ini empat tahun lalu, momennya sepertinya salah tahun, bukan Ramadan 2022..
    Senang sekali membaca artikel tentang wisata religi ziarah Makam Sunan Gunung Jati ini. Saat aku ke Cirebon, pengin ke sini tapi engak cukup waktu. Lain kali mesti diagendakan khusus ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, Mbak Dian. Sudah diperbaiki jadi 2023. Maksudku, pas momennya di Ramadan 2023 ditulis gitu cerita wisata religinya. Yuk, agendakan!

      Delete
  21. Dulu pernah ke sana juga, kayanya pas saya masih smp, diajak almarhum uwa...

    ReplyDelete
  22. Wah, aku ziarah wali belum sampai sini
    Karena waktu itu ziarah walinya hanya seputar jatim
    Semoga someday bisa kesini

    ReplyDelete
  23. Aku pernah ke sini tapi sudah lamaaaaa sekali. Tadi pas awal baca sampai mesti nginget2, pernah gak ya ke sini. Baru inget setelah Mb Nurul singgung soal pengemis. Ah iya, ini memang "ciri khas" banget di Makam Gunung Jati yaaa... Aku suka wisata makam, karena suka diceritain sejarahnya. Sayangnya, kalau datang ke tempat-tempat seperti ini sering gak ada pemandu yang proper dari segi sejarah. Lebih seringnya cuma ketemu juru kunci yang mohon maaf, kadang tak bisa banyak menjelaskan kecuali seputar makam yang ia jaga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, ternyata pengemis sebanyak itu sudah menjadi ciri khas di sana :( Enaknya ada pemandu wisata yang membuat kita nyaman ya. Bisa menjelaskan sejarahnya dll kan makin seru.

      Delete
  24. Aku baru 2 kali kesana mba.. banyak banget kegiatan ritual memang disana dan masih banyk pengunjung juga..

    btw masih ada pengemis disetiap pintu masuk makam gak mba .. mungkin agak sedikit menggangu kalau sudah ditertibkan akan lebih nyaman berkunjung kesana

    ReplyDelete
  25. aku dulu masih kecil sering banget diajakin ke sini sama papaku. aku suka banget sama hiasan2 yang ada di sana, trus kalau ke sana tuh yg sore menjelang malam. masih banyak jg orang yg nunggu di depan itu. ternyata sampai sekarang masih ada yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa ya, jadi andalan bagi peminta-minta di sekitar makam sepertinya.

      Delete
  26. aku belum pernah ke sini nih Nurul.. tapi pernah dengar cerita dari mamaku yang ziarah ke sana sama ibu-ibu pengajian.
    Berkunjung ke sini jadi bisa melihat secara langsung bukti sejarah ya yang selama ini cuma dipelajari di sekolah

    ReplyDelete
  27. Setiap mudik.mesti Cirebon menjadi kota tempat kami beristirahat akan tetapi belum sempet pergi ke makam.

    Next pengen mampir aah...

    ReplyDelete
  28. Baca ini seketika jadi pingin mudik, aku Mbak. Hehe. Iya, kebetulan saya asli Cirebon. Dari kecil hingga SMA saya kerap juga ke situ. Tapi jadi ada sedihnya juga karena jadi kangen dan teringat almarhum orang tua. Rindu...

    ReplyDelete
  29. Jadi keinget pelajaran Sejarah deh. Aku juga sering dengar nama Sunan ini tapi belum pernah ke sana, Malah ibuku yang udah ziarah2 wali songo gtu.
    Sampai skrng makamnya msh ramai ya, salah satu panutan ulama yang disegani dan pintar pada masanya. Semoga kapan2 bisa ziarah ke sana jg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zaman kita sekolah dulu kan ada pelajaran sejarah soal wali songo dll ya.

      Delete
  30. Jujur aku belum pernah coba ikutan seperti ini
    Soalnya masih punya batita dan balita
    Katanya khawatir sawananen soalnya yang dikunjungi tuh makam

    ReplyDelete
  31. Baca-baca tulisan ini bikin keinget sama almarhum bapak. Dulu waktu ada beliau, mama dan bapak sering wisata religi begini. Termasuk ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Mama sering cerita, katanya berziarah begini tuh sangat menyenangkan. Semoga nanti aku juga bisa deh ngikut jejak mamah dan bapak yang rajin wisata religi begini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah aamiin. Semoga terlaksana ya teh suatu hari nanti.

      Delete
  32. Waktu kecil aku pernah ke wali Songo sampai ke sunan Gunung Jati. Yang ku ingat ya keramik unik khas Tionghoa. Ternyata istri sunan dari sana yah.

    Dulu pernah baca ceritanya Mbak Ucig tentang pengemis di sepanjang jalan. Katanya banyaaaak dan segala umur. Sedih deh kok gitu yah.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan teman-teman :) Semoga betah membaca kisah seru dan penuh memori di blogku ini. Silakan tinggalkan pesan, kesan maupun saran. FYI, seluruh komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu. Oh ya, komentar dengan link hidup tidak akan aku munculkan.