25.4.20
Me, Wearing A White Coat: Cita-cita Anak Sulungku dalam Sebuah Karya Tulis Berbahasa Inggris
Daftar Isi [Tampilkan]
“Me, Wearing A White Coat” adalah judul paper puteri sulungku, Rafa Shahira. Paper tersebut merupakan karya tulis berbahasa Inggris sebagai tugas akhir Rafa berada di kelas bilingual selama 3 tahun. Saat ini kita semua cemas dan takut akan keberadaan wabah Covid-19 yang belum tahu ujungnya. Sabtu, 11 April 2020 seluruh murid kelas 9.1 MTsN 4 Jakarta tetap melaksanakan presentasi walaupun secara online dengan semangat melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings.
Paper Presentation: Tugas Akhir Kelas Bilingual di MTsN 4
Saat duduk di kelas 7.1 wali kelas teteh Rafa adalah Maam Tengku Hantamah, di kelas 8. 1 ada Maam Shinto Puspo, sedangkan di kelas 9.1 adalah Maam Yenni Ruzianah. Awalnya, Pak Ade Nur Rohim yang bertangan gurita serba bisa di beberapa bidang studi, merupakan ketua/ pembina kelas bilingual MTsN4.
Kami punya kenangan ketika field trip di kelas 7.1 bersama Maam Tamah dan Pak Ade, Maam Shinto dan para guru lainnya. Walking Tour with Jakarta Good Guide ke Kawasan Kota Tua seperti Toko Merah dan Jembatan Kota Intan seru sekali dan tak terlupakan 😍
Kami punya kenangan ketika field trip di kelas 7.1 bersama Maam Tamah dan Pak Ade, Maam Shinto dan para guru lainnya. Walking Tour with Jakarta Good Guide ke Kawasan Kota Tua seperti Toko Merah dan Jembatan Kota Intan seru sekali dan tak terlupakan 😍
Karena kesibukan yang tak terelakkan beberapa bulan terakhir Pak Ade menjadi dosen di UPN Pondok Labu, maka urusan kurikulum bilingual diasuh oleh Bu Yayah Sofiah selaku pembinanya. Bu Yayah termasuk guru bilingual beserta Maam Iiim. Singkatnya begitu ya, teman-teman. Nanti bisa pusing kalau kepanjangan jadi kisah biodata guru sekolah deh hehehe 😄
Rencana Presentasi di Sekolah
Musibah atau bencana memang seperti jalangkung. Pergi tak dijemput, pulang tak diantar. Covid 19 mengubah total semua rencana kami. Sedianya, acara paper presentation ini diadakan secara resmi di sekolah. Menjadi hal teristimewa yang biasanya dihadiri oleh kepala madrasah, guru-guru, seluruh murid kelas 9.1 beserta para orangtua muridnya.
Aku sudah membayangkan keseruan anak-anak kelas 9.1 mempersembahkan penampilan terbaik masing-masing. Sudah siap pesan makan siang, snack, minuman, pin dan sebagainya. Apa daya, semua sirna. Padahal semua telah dipersiapkan secara matang berbulan-bulan Lamanya.
Namun semua pihak tetap semangat, terutama para murid dan wali kelas serta guru-guru bilingual untuk tetap mengadakan paper presentation melalui aplikasi Zoom. Oh ya, kebetulan guru pembimbing materi paper teteh Rafa adalah Maam Shinto.
Work From Home dan Learn From Home Menggunakan Aplikasi Zoom
Kebijakan Work From Home (WFH) untuk karyawan perusahaan, PNS dan sebagainya serta Learn From Home (LFH) telah diberlakukan pemerintah guna menekan angka penyebaran virus corona yang kian meluas. Dengan berkurangnya aktivitas di luar rumah, masyarakat kemudian memanfaatkan aplikasi video conferencing sebagai sarana untuk bertatap muka, termasuk untuk urusan pekerjaan.
Zoom adalah salah satu aplikasi video conference yang jamak digunakan. Aku sendiri belum pernah menggunakannya. Papa Rafa juga belum, karena ia selalu menggunakan Skype untuk meeting. Aplikasi Zoom menyediakan sejumlah fitur yang dapat membantu pengguna saat bekerja dari rumah, seperti ketika menggelar rapat secara online.
Salah salah fitur Zoom adalah share screen. Dengan fitur ini, pengguna Zoom dapat membagikan tampilan desktop atau ponsel pribadi mereka kepada pengguna lainnya. Fitur ini berguna saat seorang pengguna ingin melakukan presentasi di hadapan pengguna Zoom lainnya secara online.
Acara Presentasi Karya Tulis Berbahasa Inggris
Total murid kelas bilingual sebanyak 34 anak. Setelah pembukaan dan kata sambutan oleh Ibu Hj. Retno Dewi Utami selaku Kepala Madrasah, disusul kata sambutan dari Bu Yayah, Maam Yenni dan guru agama Pak Marali, anak-anak langsung ditempatkan di dua kelompok A dan B. Teteh Rafa kebetulan masuk dalam kelompok A. Ga tanggung-tanggung, materi dan penampilan anak-anak dinilai langsung oleh para juri yang kompeten lho 😃
Para Juri Paper Presentation
Para juri yang menilai paper presentation dari kelompok A yaitu Mr. Hendrik (Global Islamic School), Mr. Rudi Irawan (Global Islamic School) dan Mr. Ahmad Subekti (Wakil Kepala SMPIT Nururrahman). Adapun juri-juri untuk kelompok B adalah Mr. Stuart (Binus College), Mr. Adi Nur Rohman (Univ. Bhayangkara) dan Mr. Fazlur Rahman (Univ. Al Azhar Indonesia).
Cita-cita Anakku dalam Sebuah Karya Tulis Berbahasa Inggris
Ternyata anakku bercita-cita menjadi seorang dokter! 😀 Sebenarnya aku ga menyangka lho, karena sejak awal proses pembuatan paper, Rafa ga banyak bicara bagaimana alur ceritanya, durasi penampilannya berapa lama dan sebagainya. Kayak gitu deh, ‘Silence is gold’ hehehe.
Aku hanya tahu kalau Maam Shinto lah yang menjadi pembimbingnya. Beliau malah bilang ke aku setelah usai presentasi, kalau ternyata anakku ini sempat bolak-balik ga kunjung kelar hanya soal judul paper hehehehe. Sepertinya mungkin Rafa ingin memberikan surprise buat aku, papanya dan Fakhri.
‘Me, Wearing A White Coat’ itu asli banget Rafa yang bikin judulnya. Dari awal hingga akhir aku sama sekali ga menyentuh apapun. Sebagai mamanya, wajarlah sering bertanya perkembangan karya tulis akhirnya ini. Tapi ya begitulah anakku memang ajib hahaha. Percaya aja deh anakku in sya allah bisa. Adem aja sih orangnya, ga grasa-grusu.
Ketika Mikrofon Tidak Berfungsi
Pembawaannya tenang, ga emosional dan termasuk mudah beradaptasi. Apalagi ketika laptop barunya entah kenapa ga bisa berfungsi tuh mic-nya. Tertulis: Your microphone is not working. Sudah coba pakai laptop baru adiknya juga sama. Pasti ada setting yang mesti ditanyakan, padahal sudah diutak-atik 😎
Aku malah yang makin deg-degan gegara ini. Saat gladi bersih di Hari Jumat ya begitu sikonnya. Jadinya Sabtu presentasi via Zoom pakai smartphone aku hihihihi. Ah, kasihan. Tapi kucoba untuk ga memperkeruh suasana hatinya. Khawtir hatinya kacau kayak balon hijau yang meletus, dooooooorrrr! 💣 “Coba sejak H minus sekian dicoba-coba dulu Zoom sama aku”, ujarku dalam hati.
Oh ya, sepertinya seluruh murid kelas 9.1 sudah menyerahkan paper secara fisik sebelum musibah covid-19 ini membuat mereka dirumahkan hehehe. Kerennya lagi, tiap anak membuat PPT alias slide power point yang bagus-bagus. Sempat mengintip gambar hasil karya Rafa sih 😂 Alhamdulillaah ada Lya, teman Rafa yang membantu share gambar-gambar slide PPT di Zoom ketika anakku ini mempresentasikan materi paper di urutan ke-10 di kelompok A.
Oh ya, sepertinya seluruh murid kelas 9.1 sudah menyerahkan paper secara fisik sebelum musibah covid-19 ini membuat mereka dirumahkan hehehe. Kerennya lagi, tiap anak membuat PPT alias slide power point yang bagus-bagus. Sempat mengintip gambar hasil karya Rafa sih 😂 Alhamdulillaah ada Lya, teman Rafa yang membantu share gambar-gambar slide PPT di Zoom ketika anakku ini mempresentasikan materi paper di urutan ke-10 di kelompok A.
Paper Presentation by Rafa Shahira: Me, Wearing A White Coat
Pertama-tama Rafa memberi salam dan memperkenalkan diri. “Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Let me introduce myself. My name is Rafa Shahira from group A and you can call me Rafa. In this opportunity, I would like to tell you about one of my future goal that is being a doctor”.
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Online Paper Presentation Murid Kelas Bilingual MTsN 4 Jakarta |
Selengkapnya bisa teman-teman saksikan di video Youtube berikut ya. By the way, sudah acc sama Rafa kalau aku boleh merekam dan cekrek-cekrek dia sebelum persentasi dimulai. Alhamdulillaah, oke. Kalau ga, bisa marah tuh orangnya wakakakaka 😂
Ini Lho, Alasan Rafa Ingin Menjadi Dokter
Anakku yang manis ini menjelaskan alasan ingin menjadi dokter. Rafa rupanya tertarik pada dunia medis. Ia pernah diopname beberapa hari di RSPAD karena dioperasi usus buntu ketika masih duduk di kelas 7.1. Saat masih duduk di bangku SD pun ia pernah terkena DBD sehingga dirawat di RS. Bunda Margonda.
Entah nyambung atau ga ya, ini sekadar nyama-nyamain aja, gaes. Dulu, ketika aku hamil Rafa dua bulan di kandungan, tiba-tiba aja aku diopname usus buntu di RSPI, padahal sebelumnya ga ada gejalanya lho. Toss ajalah ya hihihihihi 😀
Rafa Shahira - Dokter Kecil SD Pelita |
Tiga Tokoh di Dunia Medis yang Menginspirasi Anakku Ingin Menjadi Dokter
Kembali ke laptop! Eh, balik lagi tentang paper presentation-nya. Jadi anakku yang manis dan sholehah ini terinspirasi oleh tiga tokoh di bidang kesehatan terutama kedokteran yakni dr. Susan Kelleher, dr. Lie Dharmawan dan dr. Hasri Ainun Habibie. Teman-teman sudah tahu tentang ketiga orang ternama ini atau belum?
Oh ya, karena durasi presentasi dibatasi hanya lima menit, ulasan anakku tentang ketiga tokoh memang ga sama seperti yang kutulis di blog. Aku kembangkan di sini supaya kita lebih mengenal kontribusi mereka. Yuk, simak bersama!
Dr. Susan Kelleher
Susan Kelleher adalah dokter hewan profesional dan tokoh TV yang dikenal sebagai pembawa acara Nat Geo Wild TV “Dr. ER Hewan Eksotis K.” Acara ini mengikuti pekerjaan yang dilakukan oleh Dr. Kelleher dan timnya di Broward Avian dan Rumah Sakit Hewan Exotik yang berlokasi di Florida Selatan.
Dr. Susan Kelleher (Foto: Insider Direct Tv) |
Perempuan hebat kelahiran Buffalo, New York, 1 April 1968 ini membawa hewan-hewan dalam kondisi sangat memprihatinkan ke rumahnya. Susan Kelleher memberikan perawatan medis, mengajarkan pemilik hewan peliharaan bagaimana merawat mereka dengan benar. Kelleher mengikuti moto “Semuanya kecuali anjing dan kucing. Jika itu akan masuk melalui pintu, saya akan mengobatinya! ".
Aku baca di situr Thecelebinfo, Dr. Kelleher selalu memiliki hewan peliharaan termasuk kelinci, bebek, ayam, gerbil, hamster, marmut, burung, bahkan ular. Ia menyumbangkan pengalaman dan keahliannya untuk fasilitas satwa liar di seluruh Florida, menjadi sukarelawan South Wildlife Wildlife Center di Fort Lauderdale dan masih banyak lagi. Selain itu, ia telah menjadi sukarelawan di Butterfly World di Pantai Pompano sebagai dokter hewan unggas resmi.
Dr. Lie Dharmawan
Pernah mendengar atau tahu Rumah Sakit Apung? Hingga kini, Rumah Sakit Apung telah melayani pasien sampai ke pelosok negeri. Uniknya, semua tindakan medis dilakukan tanpa memungut biaya sepeser pun lho. Adalah Dr. Lie Agustinus Dharmawan, PH.D, SP.B, SP.BTKV yang bernama Tionghoa Lie Tek Bie, lahir di Padang, Sumatera Barat, 16 April 1946, telah mematahkan ungkapan “sehat itu mahal” dengan mendirikan rumah sakit apung (floating hospital) swasta pertama di Indonesia, bahkan dunia.
Kapal Motor Rumah Sakit Apung Dokter Lie Dharmawan (Foto: Serambi Jambi) |
Dr. Lie Dharmawan (Foto: doctorshare.org) |
Dokter Lie merupakan seorang ahli bedah lulusan S3 Free University of Berlin, Jerman. Ia memiliki empat spesialisasi yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung, dan ahli bedah pembuluh darah. Pada tahun 2009, Lie mendirikan Yayasan Dokter Peduli atau yang lebih dikenal dengan doctorSHARE dan mewujudkan ide membangun rumah sakit apung dengan menjual rumah pribadinya terlebih dahulu.
Di atas kapal motor (KM) yang berukuran panjang 25,13 meter dan lebar 6,82 meter, dr. Lie telah melakukan banyak pengobatan dan pembedahan di berbagai penjuru Nusantara. Kepulauan Kei (Maluku), Pulau Panggang (Kepulauan Seribu), Bangka Tengah, Belitung Timur (Bangka Belitung), Ketapang dan Pontianak (Kalimantan Barat), Bali, Nusa Tenggara Timur, dan berbagai wilayah lainnya, telah ia jelajahi. Tak terhitung nyawa yang diselamatkan karena kebesaran hati sosok yang akrab di sapa Dokter Lie ini.
Dr. Lie bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga dokter. Ia pernah kehilangan adiknya yang terkena penyakit diare sewaktu kecil dan tak tertolong karena kendala biaya. Ia bertekad untuk membantu pasien tak mampu yang berada di wilayah pegunungan terpencil seperti Papua dan wilayah lainnya. Layanan medis Rumah Sakit Apung dan Dokter Terbang adalah wujud kepedulian beliau terhadap kemanusiaan.
Dr. Hasri Ainun Habibie
Dr. Hj. Hasri Ainun Besari biasa dipanggil Hasri Ainun Habibie lahir di Semarang, 11 Agustus 1937 dan wafat di Munchen, Jerman, 22 Mei 1010 pada usia 72 tahun. Beliau adalah isteri dari Bacharudin Jusuf Habibie, presiden ketiga Indonesia dari tahun 1998 hingga 1999.
Bapak BJ. Habibie dan Ibu Hasri Ainun Habibie (Foto: ayojakarta.com) |
Pada 8 Februari 1997 silam, Harian Kompas pernah memplubikasikan artikel tentang kehidupan pernikahan Ainun bersama Habibie. Dilansir kompas.com, ketika menikah dengan Habibie, ia dihadapkan dengan dua pilihan. Bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan dan berkarya di belakang layar sebagai isteri dan ibu rumah tangga.
Ainun memiliki pandangan bahwa yang lebih maju dan berpenghasilan lebih besar harus jadi pono-ang keluarga. Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya Ainun memilih yang kedua. Kata Ainun,”Dalam satu keluarga tidak bisa ada dua kapten. Salah satu harus mengalah”.
Atas dedikasi yang sangat tinggi dari B.J. Habibie dan Ainun bagi dunia kesehatan, khususnya dalam penanganan penyakit mata di Indonesia adalah pemerintah Provisnsi Gorontalo mendirikan dan meresmikan Rumah Sakit Provinsi dr. Hasri Ainun Habibie di Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Hingga kini, rumah sakit tersebut dikembangkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Negeri Gorontalo) dan Rumah Sakit Rujukan bagi daerah-daerah di wilayah Teluk Tomini yang meliputi Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Hingga kini, rumah sakit tersebut dikembangkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Negeri Gorontalo) dan Rumah Sakit Rujukan bagi daerah-daerah di wilayah Teluk Tomini yang meliputi Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Klinik Mata Dr. Hasri Ainun Habibie (Foto: newsdetik.com) |
Dilansir newsdetik, B.J. Habibie juga memiliki kepedulian dalam memberantas kebutaan terutama yang disebabkan oleh penyakit katarak, dengan pembangunan klinik dr. Hasri Ainun Habibie. Klinik mata tersebut berada di Jalan Dokter Semeru, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya klinik ini bernama Bank Mata Indonesia kemudian diganti menjadi Klinik dr. Hasri Ainun Habibie ketika beliau menjabat Ketua Bank Mata Indonesia.
Sesi Tanya Jawab dan Opini Para Juri atas Presentasi Rafa
Nah, itulah para tokoh dokter yang menjadi inspirasi Rafa ingin menjadi dokter. Alhamdulillaah, menurut aku sih termasuk baik dan lancar penampilan si teteh yang manis ini. Jadi ingat ketika Rafa bermain piano dalam Indonesia National Piano Festival beberapa waktu lalu. Hitungan durasinya cukup pas, di mana hanya diberikan kurang lebih 5 menit aja. Ditambah dengan sesi tanya-jawab totalnya menjadi 11 menit lebih.
Rafa Mempresentasikan Karya Tulisnya Via Zoom |
Rafa Mempresentasikan Karya Tulisnya Via Zoom |
Setelah memaparkan materi karya tulis selama 5 menit lebih sedikit, berikutnya adalah sesi tanya-jawab. “Hello, Rafa Shahira. It was a nice presentation. Good job”. Pronunciation-nya bagus, pemilihan judulnya pun wow, awalnya bertanya-tanya, apa ini “Me, Wearing A White Coat”? Ternyata isinya cita-citamu menjadi dokter", ujar para juri bergantian 😁
Kali ini masing-masing juri dari kelompok A bertanya kepada Rafa. Mengapa Rafa Shahira pilih menjadi dokter anak dan dokter ahli bedah? Apa risiko menjadi seorang dokter? Mau melanjutkan kuliah di universitas mana seandainya lolos masuk di jurusan kedokteran?
Sejujurnya, aku beneran deg-degan, kira-kira anakku ini bakalan jawab apa hihihi. Zaman aku dulu presentasi model begini pas duduk di bangku SMU ketika les di LIA Pengadegan dan itu pun pertanyaannya dari teman-teman kelas. Lah, ini penanya adalah para guru kawakan yang kompeten di bidangnya. Bismillah aja, dalam hatiku.
Rafa menjawab pertanyaan para juri dengan perlahan tapi pasti. Saksikan videonya di Youtube ya, gaes. Intinya sih kepengen kuliah di Universitas Indonesia atau Universitas Airlangga maupun lainnya, belum tahu juga. Kalau alasan menjadi dokter, sudah ada jawabannya di atas ya. Hayooo, yang mana tuh, baca pelan-pelan deh. Risiko menjadi dokter kemungkinan besar lebih cepat tertular penyakit, karena berhadapan langsung dengan pasien.
Itulah keseruan penampilan presentasi my little lady, Rafa Shahira melalui Zoom. Alhamdulillaah pecah telurnya, pecah juga bisulnya. Eh, untung ga jerawatan dan bisulan hahaha. “Udah ah, Rafa mau istirahat, kepengen bobo,” katanya sambil tersenyum lebar. Maklum, semalaman kurang kurang karena persiapan dan H2C alias harap-harap cemas hihihi.
Bahagia tak terkira dia. Selesai sudah tugas akhir di kelas 9.1 MTsN 4 Jakarta. Terima kasih kepada para wali kelas dan segenap tim guru bilingual dan lainnya yang ga bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih juga untuk foto-fotonya 🙏 Tinggal menunggu hasil nilai dan kelulusan. Mamah, papah dan Fakhri banggaaaaaaa banget sama teteh Rafa. Sing sukses ya, nak. Bahagia dunia akhirat dan barakallah 😍
mamanya kudu siapin mental dan fisik nih juga dari sekarang mesti rajin nabung. dengar2 biaya kuliah kedokteran kan selangit hihii.. :P
ReplyDeleteIya, nih. Mohon doanya, mbak 😊 Semoga kami punya rezeki untuk mewujudkan cita2 Rafa aamiin. Thanks ya 🤗
Deletewah semangat dek buat kejar cita-citanya
ReplyDeletekelas 9 udah bikin paper wow aku dulu baru kelas XII mbak
keren sekolahnya
musim pandemi bukan halangan untuk tidak berkarya dan berprestasi
Aamiin 😊 Makasih, om Ikrom 🙏 Iya, keren ya MTsN 4 alhamdulillaah. Betul, semua berjalan sesuai rencana 😘
DeleteAnaknya pengin jadi dokter ya mbak Nurul, sebuah cita cita yang mulia, apalagi dengan banyaknya orang yang sakit seperti sekarang.
ReplyDeleteCuma biaya kuliah kedokteran mahal katanya, bisa sampai ratusan juta. Harus siap nabung mulai sekarang.😊
Aamiin 🤩 Iya, Mas Agus. Ya semoga aja dengan mulai giat menabung sejak kecil nanti dilancarkan bisa menjadi dokter 😊
DeleteSemoga cita-citanya bisa terwujud
ReplyDeleteSaya akan atau ikut mendoakannya
Wah itu MTS nya sudah canggih betul ya
Aamiin. Makasih, Om Djangkaru 😘😘😘 Iya, canggih sekolah Rafa hehe alhamdulillaah.
Deletebangga ya punya anak seperti itu. jd inget dua anakku, sdh mencapai impian mereka dan amsih banyak impian lain yg mereka inginkan . kiat sbg ortu hanay bisa mendoakan
ReplyDeleteAlhamdulillaah 😍 Iya, bun. Kita mendoakan, mengarahkan yang terbaik sesuai mjnat dan bakat juga rezeki semoga dimudahkan aamiin.
DeleteAlhamdulillah pecah bisul yaa teh Rafaa, sok geura istirahat ya Nak.
ReplyDeleteBtw emang bener nih kadang privasi anak juga perlu dijaga ya, kalo udah diizinin buat di up emaknya jadi tenang. Kalo anakku beneran ga mau di up, awas mama..awas mama hihiiii.
Teh Rafa, Semoga sukses dan menjadi dokter tercapai. Seru banget kalo mantengin anak2 belajar di rumah nih.
Iya, bisa istirahat deh alhamdulillaah 😍 Betul3x jangan sampai motrrt dan videoin sembunyi2 nanti dia kecewa hehehe. Senangnya dibolehin sama anakku wakakakaka 😘😘 Aamiin. Makasih doanya, Tante Hanie.
DeleteAllhamdulillah ya Bun aplikasi zoom memudahkan kita yang di rumah. Ngebantu banget. Ngomong-ngomong tugas akhir sekolahnya keren ya. Jadi slain ngelatih anak berpikir tentang ide ceritanya tapi juga melatih anak berbicara untuk mempresentasikan ide ceritanya. Jadi bikin aku kangen ngajar hahaha
ReplyDeleteBener banget 😘 Iya, jadi pas kelas 9 tuh ada tugas akhir bikin paper berbahasa Inggris 😘 Hayuk bunda ngajarin Rafa 😁😁
DeleteKeren Kakak Rafa,semoga cita-cita untuk menjadi dokter tercapai ya.
ReplyDeleteSaya juga lebih sering pakai zoom dibanding aplikasi online meeting yang lain.
Makasih 😍 Aamiin yra. Oh, begitu ya, jadi sering pakai zoom?
DeleteWAH ka Rafa keren banget ya di usianya sekarang beneran serius dan concern yg cita2nya dna bukan cm sekedar pingin tau tahu betul kenapa dia pingin dan bagaimana dia bakal mewujudkannya
ReplyDeleteSukses ka rafa
Maaciww, Tante Ophi 😘😘 Alhamdulillaah ini kayak surprise gitu soalnya tau2 jadi aja papernya hehehe. Iyaaa 🤩
DeleteWah semoga cita-citanya menjadi seorang dokter tercapai ya kakak Rafa, semoga dimudahkan dan dilancarkan dalam menggapai cita2nya.
ReplyDeleteKeren sekali ya kelas 9 sudah ada presentasi seperti ini.
In sya allah aamiin yra. Makasih doanya, Tante Lianny 😍🤗
DeleteWah keren sekali teteh Rafa ini cita citanya semoga terkabul ya. Sama kayak Ayyas juga pengen jadi dokter mba
ReplyDeleteAamiin. Wah, toss ah sama Ayyas 😍
DeleteKeren sekali ini Teh Rafa, sudah mampu presentasi dan menjawab pertanyaan yang diajukan juri yang sangat berkompeten ya. Semoga lulus dengan hasil terbaik ya Teh Rafa.
ReplyDeleteAamiin 😘 Alhamdulillaah, aku yang deg2an banget hihihi. Betul sekali 😊 Makasih tante.
DeleteRafa semoga lulu dengan nilai yang baik. Dan dapat sekolah berikutnya yang diinginkan. Aamiin
ReplyDeleteAamiin. Thanks doanya 😊😊😍
DeleteMasyaallah, hebat sekali anak2 ini. Guru2nya juga hebat, ya. Semoga cita2 rafa terkabul, deh. Aamiin.
ReplyDeleteAlhamdulillaah 😍 Iya, mbak. Aamiin. Terima kasih.
DeleteAKu udah nonton video Teh Rafa. Masyaallah, kelihatan smart banget dan surprise juga dengan cara mengungkapkan cita-citanya. Merinding aku Mbak pas pertama kali nonton. Semoga Teh Rafa mendapatkan hasil maksimal dari ujiannya. Semoga cita-citanya terkabul ya, mbak. Amiin.
ReplyDeleteAsiik, ditonton sama Tante Damar 😍 Makasih ya. Iya nih memang Rafa kepengen jadi dokter. Aamiin yra semoga dikabulkan Allah SWT 😇
DeleteKeren ini teh Rafa, semoga apa yang kamu cita-citakan terwujud ya nak. Apalagi dia memiliki tokoh inspirasi untuk mencapai cita-citanya tersebut, semoga selalu dilancarkan ya.
ReplyDeleteIn sya allah dimudahkan Allah aamiin 😊 Makasih, Tante Chichie 🤗
DeleteMasya Allah, Teteh Rafa keren ini, sudah tahu apa tujuannya, semoga tercapai ya, anak cantik.
ReplyDeleteMak Nurul bahagia banget ya punya anak gadis seperti Rafa yang sudah bisa fokus mengembangkan dirinya.
Alhamdulillaah 😍 Makasih, Tante Indah. Aamiin. Pasti dong bahagia banget. Papa dan adiknya juga happy tak terkira.
DeleteSemoga cita-cita Teteh Rafa terkabul ya, Mak
ReplyDelete... dan saat itu, artikel ini pun masih ada dan menjadi saksi.
Aku percaya pasti Mak Nurul bangga dan terharu ya, punya buah hati seperti Teteh Rafa.
In sya allah aamiin 😍 Ah, jadi ngebayangin seandainya nanti tercapai menjadi dokter, ingat tulisan ini 😇😇
DeleteMasha Allah, barokallah dek rafa utk presentasi kerennya. Smg cita-citanya jd dokter tercapai. Aamiin.
ReplyDeleteThanks, Tante Neti, aamiin 🤗
DeleteLuar biasa keren banget anaknya. Semoga tercapai ya cita-citanya yang mulia itu. Pasti terharu banget ya mbak.
ReplyDeleteAlhamdulillaah. Terima kasih mb Wiwied 😊😊🤗
DeleteBuat aku pribadi belajar bahasa asing salah satunya bahasa Inggris tuh dah wajib banget karena kita butuh ya
ReplyDeleteBetul banget 😊 Kudu bisa berbahasa Inggris kita nih.
DeleteSemoga Rafa lulus dengan nilai terbaik dan bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Semoga Mba Nurul dan suami juga bisa mewujudkan keinginan Rafa, insyaa Allah biaya untuk sekolah anak selalu ada, Allah SWT Maha Baik
ReplyDeleteAamiin. In sya allah. Makasih banyak doanya buat kami, Mbak Wati. Mbak sekeluarga juga semoga sukses dunia akhirat ya 🤗🤗🤗🤗
DeleteKeren banget mba ini anaknya. Semoga sukses dan bisa mewujudkan keinginannya jadi dokter ya mba. Mba pasti bangga banget ya mba.
ReplyDeleteAlhamdulillaah 😍😍 Bangga pastinya. Aamiin.
DeleteMbaa, aku baca sampe abis ikut deg2an pas leptop ga connect sama mix tp akhirnya solusi pake hp ya btw aku inget presentasi inggris pake topik jakarta post waktu sma dan aku nangis udahannya karena ga bisa jawab wkwkwkwkwkwk sungguh momen buruk itu pas baca kaka Rafa keren bamgets dah smg tercapai ya kaka
ReplyDeleteHehehe mb Herva langsung keingetan ya 😁😁 Makasih doanya aamiin yra. Sukses selalu dan berbahagia yaaa 🤗
DeleteSemoga cita-cita Rafa jadi dokter kelak akan terwujud. Btw, aplikasi zoom ini aman nggak sih Mbak? katanya rawan kena hack. Jadi khawatir.
ReplyDeleteAamiin. Thanks, Mbak Lina 😊😊 Pas acara kemarin alhamdulillaah aman sih.
DeleteHebat Teh Rafa...Barakallah, semoga tercapai cita-citanya. Tetap soleha, sehat dan bisa menyumbangkan ilmunya buat sesama.
ReplyDeleteMakasih Mbak Dian. Alhamdulillaah 😍🤗 In sya allah.
DeleteKaka Rafaa...
ReplyDeleteMashaAllah.
Setuju banget...presentasinya lancar dan sangat percaya diri. Jadi pronounce-nya stabil.
Bagus bangeett..
Semoga kaka Rafa bisa menjadi dokter yang menebarkan kebaikan di manapun kaka bertugas, kelak...aamiin~
Barakallahu fiik...
Halo, Tante Lendy. Alhamdulillaah 😍🤗 Iyaaaa...aamiin. makasih yaaa.
DeleteWah keren deh kakak. Moga cita citanya tercapai ya. Sukses selalu, presentasinya nanti lancar yaaa
ReplyDeleteMakasih, Tante Eni 😊 Aamiin. Kan emang udah kelar presentasinya, makanya ditulis di sini hehehe 😁
DeleteMasya Allah Rafa, aku kok terharu yaa bacanya. Mulai dari judul presentasinya aja udah stand out. Kece.. Semoga terwujud ya cita-citanya. Aamiin.
ReplyDeleteMakasih, Tante Dzul 😊 Aamiin.
DeleteMakin salut sama Teteh Rafa, Masya Allah cita-citanya luar biasa. Semoga berhasil mewujudkan cita-citanya yaa.. .Mba Nurul, apakahdi rumah terbiasa berdialog dalam Bahasa Inggris? Soalnya Rafa terlihat sudah terbiasa bgt.
ReplyDeleteThanks for sharing yaa
Alhamdulillaah, Makasih Tante Memez :) Aamiin. Iya semoga punya rezeki berlimpah buat merealisasikan cita2 Rafa. Kadang2 aja ngomong pake Bahasa Inggris di rumah hehehe :D
DeleteAnak jaman sekarang udah makin canggih ya mba untuk prosentasi materi degan cara ini. Aku belum pernah sih presentasi pakai zoom. Hehhe. Keren ya teteh Rafa. Dan semoga niatnya terkabul ya. Aamiin
ReplyDeleteAku juga belum pernah hahaha. Anak2 sekarang emang canggih :) Aamiin. Makasih doanya.
DeleteWah keren banget Kakak Rafa pake dua bahasa ya. Semoga Ada hikmahnya kondisi sekarang belajar di rumah sampe presentasi juga di rumah. Yang penting keluarga tetap sehat.
ReplyDeleteHebat banget deh bisa dua bahasa buat presentasi. Ini yang muridnya Bu Tama tetanggaku bukan mb? Atau si kakak yang murid Bu Tama. Bu Tama kan guru bahasa inggris
DeleteThanks, Tante Leyla :) Aamiin.
DeleteIYa, Mamah Eni. Betul, it Maam Tamah tetangganya ya? Wali kelas Rafa pas kelas 7.
DeleteSemangat teteh rafa ujiannya. di masa pandemi sekarang memang aplikasi meet virtual kaya gini yang dibutuhkan ya.
ReplyDeletesemoga cita - cita teteh rafa segera terealisasi ya sayangs >.<
Iya, makasih Tante Ruffie :) Alhamdulillaah aamiin.
DeleteAnaknya yang presentasi, orangtyanya yang deg-degan ya. Tapi ngerasa lega banget karena semua berjalan lancar. Saya belum jadi orangtua sih, nikah juga belom😁, tapi kalau bayangin gitu rasanya "kayaknya saya paham"
ReplyDeleteSemoga sukses buat teteh rafa nya, semoga cita-citanya jadi dokter tercapai ya.
Iya mbak hehehe 😊😊 Terima kasih doanya ya. Aamiin yra. Sukses juga buat mb Tri 🤗🤗
Delete