Daftar Isi [Tampilkan]
Dalam dunia medis, ada beberapa penyakit yang memiliki kemiripan diagnosis. Penyakit demam berdarah dengue, campak, chikungunya adalah contohnya. Gara-gara virus yang dibawa nyamuk misalnya, seseorang bisa mengalami sakit kepala luar biasa, demam bahkan timbul bercak atau bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Kali ini aku mau berbagi cerita tentang penyakit chikungunya yang sempat dialami anakku di tengah pandemi Covid-19.


anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga


Sungguh tak kusangka, ternyata anak bungsuku, Fakhri bisa terkena penyakit chikungunya! Awalnya pada Rabu, 15 April 2020 badannya hangat lalu menjadi panas seperti demam. Muncul bintik-bintik kemerahan di permukaan kulit lengan, kaki, paha dan ada juga sedikit di bagian perutnya. Anakku merasa pusing sekali, sakit kepalanya.

Berhubung waktu itu aku juga sedang rutin fisioterapi, maka dibawalah Fakhri ke dokter anak. Karena memang baru sehari demam, dokter menyatakan ga apa-apa, ga ada hal serius pada anakku. Ia memberikan resep obat-obatan demam dan pusingnya. Kata dokter,”Kalau sampai Hari Sabtu masih belum sembuh, kontrol lagi ya, bu”. 

Setelah minum obat, sepertinya ia kelihatan lebih segar dan pusing pun berkurang. Namun lambat laun badan anakku panas lagi, pusing lagi, bintik merahnya semakin banyak dan melebar. Beberapa hari nafsu makan pun berkurang dan berat badannya turun hingga 3 kg. Sebenarnya kalau anak sudah demam 3-4 hari aku cemas sekali, apalagi kini wabah Covid-19 sedang melanda dunia termasuk Indonesia. Aku takut banget kalau si bungsu (amit-amit) terkena virus corona, duuuuh jangan sampai 😢

Selasa malam menjelang tidur, anakku merasa ada keanehan pada selangkangannya sebelah kiri. Kaki kirinya sulit digerakkan dan ga bisa berjalan. Ya Allah. Aku usap-usap keningnya dan kami mendoakan dan berharap semoga besok kakinya ga apa-apa. Rabu pagi, 22 April kami bawa Fakhri kontrol ke rumah sakit di bilangan Siaga Raya. 

Konsultasi ke Dokter Ortopedi dan Dokter Spesialis Anak

Pertama kontrol ke dokter ortopedi karena jam prakteknya lebih awal. Papanya yang menemani Fakhri, karena aku sudah masuk ke ruangan fisioterapi untuk menyembuhkan tulang punggung bawah yang lemah ototnya. Memang sih ada peraturan baru rumah sakit yang hanya memperbolehkan satu orang aja yang menemani pasien berobat. 

Rontgen Kaki 

Setelah melakukan rontgen dan hasilnya dinyatakan kaki anakku baik-baik aja, barulah kemudian berkonsultasi ke dokter spesialis anak. Kalaupun ke dokter anak dahulu, sang dokter akan tetap berkonsultasi ke dokter ortopedi untuk memastikan penyakitnya. Dari dokter ortopedi dikatakan kalau Fakhri menderita penyakit chikungunya. 

Periksa Darah di Rumah Sakit

Ini dia pengalaman paling menegangkan! Anakku yang sekarang duduk di kelas 6 ini memiliki tubuh gempal, beratnya aja hampir menyamaiku. Sudah 2 suster yang baik dan ramah berusaha mencoba mengambil darah dari tangan bagian dalam siku hingga 3 kali, namun belum bisa menemukan saluran pembuluh darah. Sepertinya kulit tangannya terlalu tebal 😢

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Fakhri Cek Darah di Laboratorium Rumah Sakit

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Periksa Darah

“Maaf ya dik, maaf ya bu”, ujar mereka kepada kami. Kami memaklumi hal ini dan solusinya adalah memanggil petugas laboratorium cabang Pasar Minggu. Di rumah sakit ini pun ada lab dengan nama yang sama. Namanya juga berikhtiar jadi kami harus sabar menunggu.

“Baca Al Fatihah, dik. In sya Allah bisa ketemu nih yang om cari’, katanya sambil tersenyum. Alhamdulillaah akhirnya berhasil juga pengambilan darahnya. Aku peluk Fakhri sambil diusap-usap kepalanya, ia menangis lirih menahan sakit. Jarumnya memang besar sih, kalau ga kuat bisa kabur hehehe. 

Hasil  Tes Laboratorium

Keesokan harinya Kamis, 23 April kontrol lagi ke dokter anak untuk mengetahui hasil tes darahnya. Sebenarnya bisa aja di hari kemarin diketahui hasilnya, tetapi anakku ini sudah terlalu lelah jika terlalu lama duduk di kursi roda. Apalagi ketika menunggu petugas lab kira-kira satu jam lamanya, ia menangis sesenggukan. Rupanya duduk di kursi roda dengan keadaan ini sangat sulit menahan rasa sakit dan pegal seluruh tubuhnya. 

Ternyata benar, Fakhri terjangkit chikungunya! “Untung lekas dibawa ke rumah sakit dan ini masih anak-anak. Biasanya jika kelamaan didiamkan dan tidak dilakukan tes darah, apalagi menimpa orang dewasa, sembuhnya bisa lama sekali”, kata staf bagian informasi. 

Tentang Penyakit Chikungunya 

Aku sempat bertanya ke mbah gugel tentang penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus. Namun ternyata ga semudah itu, malah jadi bingung saking kebanyakan klik sana-sini. Akhirnya aku ccoba mencari informasi ke sumber yang bisa dipercaya yaitu Halodoc agar hati bisa lebih tenang. 

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Tanya Dokter Ahli di Halodoc

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Cek Risiko Covid-19 dan Penanganannya dari Rumah

Oh ya, ga kalah penting nih, di Halodoc kita juga bisa melakukan test corona kalau kita memiliki gejala dan termasuk kelompok berisiko terhadap virus corona. Ada juga tes online yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang gejala dan risiko penularan Covid-19. Teman-teman bisa mencobanya nih. 

Dokter memberikan penjelasan penyebab chikungunya adalah nyamuk. Dalam dunia medis, memang ada beberapa penyakit yang memiliki kesamaan diagnosis. Misalnya chikungunya mirip dengan penyakit demam berdarah maupun campak. Teman-teman, yuk simak bersama tentang chikungunya supaya kita bisa lebih waspada! 

Penyebab Chikungunya 

Virus chikungunya menyebar melalui gigitan nyamuk. Biasanya nyamuk-nyamuk ini menyerang di siang hari tetapi gigitannya terutama terjadi saat dini hari dan sore hari. Nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti. senang berada di wadah penampungan air, bak mandi, pot dan vas bunga berisi air.

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Nyamuk Penyebab Penyakit Chikungunya (Foto: Grab Mx)
 
Virus chikungunya banyak ditemukan di negara-negara tropis. Nyamuk tersebut lebih banyak hidup dan berkembang biak di tempat yang dekat dengan manusia khususnya di dalam ruangan. Kuperhatikan sih di rumahku bersih-bersih aja, ga ada genangan air dan sebagainya dan suka dilakukan fogging.  Apakah mungkin sumbernya adalah nyamuk dari rumah tetangga? Hhhmmm… 😓

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Nyamuk Penyebab Chikungunya

Gejala Chikungunya 

Dalam waktu 4-8 hari atau 2-12 hari, manusia yang tergigit nyamuk yang membawa virus akan memiliki gelaja-gelaja seperti penyakit flu yakni: 
  • Demam tiba-tiba 
  • Nyeri sendi yang bisa berlangsung berminggu-minggu. Tubuh sulit digerakkan tak lama setelah gejala demam. 
  • Nyeri otot, kedinginan, sakit kepala tak tertahankan, ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh. 
  • Rasa sakit yang tinggi ini bisa saja timbul di siku, pergelangan tangan, hingga jari-jari kaki. 
  • Kelelahan 
  • Mual dan muntah. 
Aku baca informasi kesehatan di website Halodoc, pada umumnya nyeri sendi bisa terasa selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Malah bisa juga menyebakan komplikasi, seperti gangguan pada saraf, mata, jantung, dan saluran pencernaan. Pada lansia penyakit ini dapat mengakibatkan kematian. 

Diagnosis Chikungunya 

Nah, untuk mengetahui penyakit chikungunya, dilakukan pemeriksaan darah seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Pemeriksaan laboratorium sendiri merupakan pemeriksaan yang sangat penting, karena gejala klinis yang ditimbulkan penyakit chikungunya sangat mirip dengan demam dengue.

Pengobatan Chikungunya 

Orang yang menderita chikungunya harus banyak beristirahat dan ga boleh melakukan aktivitas berat. Biasanya dokter memberikan obat pereda rasa sakit dan anti radang serta obat penurun panas. Pengidap chikungunya ada pula yang dehidrasi atau kekurangan cairan akibat kehilangan nafsu makan dan malas minum. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian cairan oralit atau infus. 

Pencegahan Chikungunya 

Hingga saat ini vaksin pencegah infeksi chikungunya belum ditemukan. Kita bisa melakukan pencegahan dengan memberantas habitat nyamuk berkembang biak dan menghindari gigitan nyamuk untuk mencegah penyebaran vurus chikungunya. 

Orang-orang yang bersisiko penyakit chikungunya adalah bayi yang baru lahir terinfeksi sekitar waktu kelahiran, orang dewasa yang lebih tua atau di atas usia 65 tahun, Orang-orang dalam kondisi medis misalnya tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit jantung. 

Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Tindakan Tambahan  


anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M (Foto: Zika Communication Network)

Ada tiga cara utama pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan 3M Plus yakni: 
  1. Menutup rapat tempat penyimpanan air. 
  2. Menguras tempat penampungan air. 
  3. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air. 

Sedangkan tindakan tambahan yang dapat dilakukan untuk membantu 3M yaitu: 
  1. Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air. 
  2. Memasang kawat anti-nyamuk di ventilasi rumah. 
  3. Menggunakan kelambu saat tidur. 
  4. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
  5. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian. 

Teman-teman mesti waspada ya jika mengalami demam berulang selama 3-5 hari. Virus chikungunya juga bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri pada persendian lutut dan area lainnya serta bintik merah pada tangan dan kaki. Saking hebatnya nyeri yang ditimbulkan penyakit ini bisa aja membuat pengidapnya ga mampu berjalan sehingga dikatakan lumpuh sementara. 

Itulah ceritaku tentang penyakit chikungunya yang sempat dialami anak bungsuku. Alhamdulillaah ga memakan waktu berhari-hari, Fakhri sudah bisa berjalan kembali dengan normal. Tentu obat-obatan masih terus diminum hingga tuntas. Kami bersyukur sekali akan kesembuhan si bungsu yang ganteng ini 😍 Ke depannya, kami akan lebih berhati-hati dan waspada dengan kebersihan rumah dan sekitarnya.

Kenapa Harus Halodoc?

FYI, sampai saat ini Halodoc menjadi pionir aplikasi yang menghubungkan pasien, dokter, apotek dan laboratorium dalam sebuah platform. Dalam semboyan Simplyfying Healthcare, Halodoc berkomitmen memberikan pelayanan cepat, aman, nyaman dan terpercaya di mana saja dan kapan saja. Halodoc juga bisa memiliki layanan antar obat ke tempat tujuan secara gratis.

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Kenapa Harus Halodoc?

anakku sakit chikungunya di saat pandemi virus corona nurul sufitri travel lifestyle blogger review kesehatan halodoc rumah sakit siaga
Layanan Antar Obat Halodoc

Komunikasikan pertanyaan-pertanyaan pada dokter melalui aplikasi Halodoc melalui chat atau voice/ video call dengan dokter berpengalaman dan terverifikasi dengan beragam pilihan dokter umum dan spesialis di seluruh Indonesia. Selain privasi kita dijamin, penjelasan dan saran medis yang akurat dan terpercaya dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga. Salam sehat selalu ya 😀



70 comments:

  1. Ya Alloh mbak pasti deg2an banget ya. Semoga keluarga kita sehat terus ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Terima kasih doanya 😊🤗 Iya, kita harus sehat terus nih, semoga Allah senantiasa melindungi.

      Delete
  2. Nahan napas bacanya, Mbaaa.
    Alhamdulillah cepet ditangani, rumah sakit responsif, Halodoc juga cukup membantu kita kita ini yang panikan dengan isue kesehatan ya.

    Segera sehat dan pulih kembali yaa Abang Fakhrii.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa hiks :( Alhamdulillaah memang mesti gercep, kalau ga duuh ga tau gimana anakku ini :) ALhamdulillaah kini sudah pulih. Makasih ya :D

      Delete
  3. Bagaimana kabar Fakhri sekarang? Semoga lebih sehat ya, mak. Dan di tengah simpang siur berita atau berita hoax, penting buat kita untuk bisa menyaring informasi dari sumber yang kredibel ya, mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ALhamdulillaah sekarang Fakhri sudah sehat kembali. Makasih, Tante Mira atas doanya. Jaga kesehatan juga ya.

      Delete
  4. Dilihat dari gejalanya mirip sama DBD ya..cepat sehat kembali ya Fahri..
    aku juga kalau udah mulaibkngung cari informasi seputar kesehatan. Mending langsung klik Halodoc
    bisa konsultasi juga sama dokter, fiturnya juga beragam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang mirip gelaja penyakit tersebut. Bener, kita bisa tanya2 infoa apa aja di Halodoc, lengkap banget :)

      Delete
  5. Kak Fahri, semoga semakin dan sehat selalu yaaa...

    ReplyDelete
  6. Subhanallah. Untung semuanya berjalan lancar, ya. Beruntung masih bisa mengakses info kesehatan yang terpercaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, mbak :) Ada Halodoc buat kita mencari informasi seputar kesehatan yang terpercaya.

      Delete
  7. Wah, Fakhri semoga sehat-sehat terus yah nak.
    Makanya aku sekarang ini sering parno sama nyamuk nih mbak, lansung semprot aja deh. Untung bisa dapat info terpercaya dari Halodoc yah mbaaak.

    Wah, ternyata bisa test corona juga via Halodoc yah, pasti bakal lebih praktis dong yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Tante Titi, aamiin. Sekarang sudah sembuh alhamdulillah :) Betul, praktis banget pakai aplikasi Halodoc, kita bisa tanya2 sama dokternya :) Komplit loh. Iya bisa tes corona juga.

      Delete
  8. Ya Allah, gejala chikungunya itu berat juga ya, sampai nyeri sendi. Masya Allah anaknya kuat, Mbak ... semoga seterusnya aman dari gangguan nyamuk pembawa chikungunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, serem banget tiba2 anakku ga bisa berjalan :( Aamiin, sehat2 ya mbak :D Makasih.

      Delete
  9. Semoga Fahrinya sehat-sehat terus ya Mbak. Aamiin...

    Jadi keingat saat saya dulu kena demam malaria dan diambil sampel darahnya, liat suntik yang gede gitu, mikirnya itu buat suntik gajah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasih, om Rudi. Iya pas suntikan terakhir jarumnya gede banget :)

      Delete
  10. Alhamdulillah Fakhri sudah lebih baik ya.
    Kebayang deh perasaan anak sakit saat seperti sekarang ini, anakku yang sulung juga pernah sakit kala pandemi. Untung ada Halodoc, terbantu banget untuk proses penyembuhannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tante alhamdulillaah. Wah, deg2an banget aku tuh. Membayangkan ga bisa berjalan dll ngeri :( Iya, cari info2 tentang chikungunya lengkap juga di Halodoc :)

      Delete
  11. Awal April kemarin aku juga sempat sakit dan yang pertama aku lakukan konsultasi dokter dulu via Halodoc karena mikirnya kalau sekarang ke rumah sakit kayaknya bikin parno. Nah, dari hasil chat sama dokter di Halodoc memang mereka anjurkan jika sampai 3 hari tidak ada perubahan baru ke dokter.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, begitu Iya sih kita juga bisa chat dengan dokter2 di Halodoc. Jadi setidaknya bisa merasa tenang sebelum benar2 diambil tindakan di rumah sakit :)

      Delete
  12. Sekarang kesehatan Fakhri sudah jauh membaik, kak ?.
    Hati-hati dan sebaiknya dirumah rajin pakai obat nyamuk elektrik, terlebih di lingkungan yang terkena malaria.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sudah membaik :) Makasih, Om Hino :D Sekarang jadi parno setiap ada nyamuk mendekat :)

      Delete
  13. semoga cepat pulih anaknya, sakit saat pandemik ini bikin kita tambah cemas

    ReplyDelete
  14. Mama aku juga kemarin konsul di Halodoc, membantu banget. Soalnya dia mau ke dokter paru sama jantung juga, konsul bulanan di rumah sakit pasar rebo. Alhamdulillah nggak jadi, karena udah ada spesialis juga di Halodoc

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah ya adanya aplikasi Halodoc masyarakat jadi dimudahkan mencari informasi mengenai kesehatan dan bisa tanya2 ke dokter via chat nya :)

      Delete
  15. Sekarang kalau demam itu rasanya gimana ya. Dulu temanku terkena Chikungunya, memang lebih lama penyembuhannya untuk orang dewasa. Waktu itu dia cuti sampai dua mingguan.

    Semoga Fakhri segera sembuh dan cepat pulih kembali ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, katanya kalau orang dewasa bisa lama berbulan2 sembuhnya. Alhamdulillaah Anakku cepat barakallah :)

      Delete
  16. Cepat sembuh ya...sy ga pernah kena hanya kata orng2 badan pegel2 banget sampai sakit

    ReplyDelete
  17. Iya, ibu saya juga pernah chikungunya, bekas sakitnya lama... Alhamdulillah ya anak kecil mah cepat sembuh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, pernah juga ya mamanya kena chikungunya? Turut prihatin. Betul, alhamdulillaah Fakhri lekas pulih kembali.

      Delete
  18. Duh aku jd inget pengalamanku mbak, jd Maxy pernah kena penyakit lumpuh di kedua kaki setelah demam tinggui gtu, tapi cuma tiga hari dan sempet bikin deg2an, blm sempet nulisin ceritanya krn sbnrnya bukan chikungunya kata pak dokter huhuhu.
    Alhamdulilah diagnosanya jelas ya mbak dan segera bisa ditangani, semoga selanjutnya sehat2 ya Abang Fakhri aamiin
    Wah tes corona juga skrng bisa dilakukan pakai halodoc yaa, nice info

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalaaa ... kasihan Maxy :( Kedua kakinya malah ya bisa lumpuh sementara. Iya, pertama2 badannya panas trus sakit kepala berat. Memang mesti lekas ditangani supaya diberi obat dan istirahat supaya cepat sembuhnya. Halodoc solusi kita2 tentang kesehatan.

      Delete
  19. Wah bacanya ikutan deg2-an. Aku aja mau ke dokter gigi ta tahan2. Khawatir banget pastinya kalo mau ke RS pas pandemi gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fakhri nangis, aku juga sedih banget tapi ditahan air mata supaya dia tegar dan tenang. Pastinya khawatir banget.

      Delete
  20. Aku juga was was kalau sekarang nih mba. I sincerely hope everybody will be healthy until the end of the pandemic

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mesti berhati2 sama semua binatang deh, ngeri banget mbak.

      Delete
  21. Aku jadi ingat mba tahun 90an pertengahan, aku pernah kena penyakit ini. Pada masa itu belum familiar dengan chikungunya. Waktu itu aku habis pulang dari naik gunung. Besoknya langsung demam, terus buku-buku jariku ga bisa digerakkan. Sendi tangan juga sakit banget. Sampai nangis waktu itu aku mba, lhaaa penyakitnya aneh gitu. Trus lama-kelamaan sendi kaki juga sakit dipake jalan. Jangan sampai deh kena lagi ini.

    Di masa pandemi ini setiap orang jadi lebih aware ya dengan kesehatan. Menjaga imunitas sangat penting agar tidak mudah terpapar. Semoga kita semua segera diberi kesehatan oleh Allah ya, ga ada lagi yang terkena corona.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, serem amat mbak. Dulu tahun 90-an gimana itu ya penanganannya? Soalnya dulu memang elum familiar dengan chikungunya. Aamiin, semoga kita semua senantiasa dilindungi Allah SWT.

      Delete
  22. Kemarin dapat kabar bahwa teman juga terjangkit cikungunya, kak..
    Karena ia rajin berkonsultasi dengan dokter, maka tanpa ke Rumah Sakit, ia bisa sehat kembali.Memang rada lama sehatnya. Tapi beliau terlalu takut untuk pergi ke Rumah sakit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah :( Iya, mesti mencari tahu gejal, pencegahan dll soal penyakit ini. Tapi kalau memang terpaksa harus ke rumah sakit ya ga apa2 hehehe bismillah, namanya juga bertawakal kita.

      Delete
  23. Mba aku bacanya deg2an hahaha pasti mba Nurul saat kejadian jg was2 ya mikirnya duh begininbegitu..aku baru tahu jg sakitnya bisa menyerang anak2 mba..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, super was-was aku niiiiih :( Bisa, gara2 nyamuk bandel duh sekarang jadi parno tiap ada nyamuk lewat :D

      Delete
  24. Ya ampun mba nurul semoga cpt sehat dan sabar yah, kalo ga salah ciri2 nya kayak DBD yah? Demam tinggi soalnya tetangga udah lama pernah sakit kayak gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, alhamdulillaah sekarang Fakhri sudah sembuh. Makasih doanya ya mbak.

      Delete
  25. Semoga ananda lekas sembuh ya Mbk, memang gejalanya mirip banget dengan DBD ya, badan jadi ngilu banget. Semoga kia terhindar dari penyakit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah, thanks ya mbak Naqi. Miriip jadi ga nyangka sama sekali. Aamiin.

      Delete
  26. Serem ya, rul kalau diwabah virus corona gini, trus anak sakit. Duh ade juga bisa nangis bombay deh. Itu diperiksa darah Fahri ga nangis ya? Padahal Fahri suka olahraga ya. Kok bisa ga kedeteksi pembuluh darahnya?

    Semoga sehat terus ya, Bang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seremnya bukan main. Mana aku juga lagi fisioterapi melulu duuuuuh kalau ingat waktu itu sediiiih banget :( Kegemukan kali kulit tanagnnya hehehe jadi susah ditemukan pembuluh darahnya :) Makasih tante Ade.

      Delete
  27. Beberapa waktu yang lalu aku juga ngerasain gejala yang sama mak. Tapi setelah minum paracetamol, Alhamdulillah sembuh. Memang harus double check lagi kalo pas keadaan kek gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya? Iya, bisa itu memang dikasih obat perda panas dan vitamin juga ada obat lainnya. Betul kita kudu cek n ricek :)

      Delete
  28. Aku ya jaman pandemi ini seminggua lalu emak masuk RS mba
    wara wiri RS, bikin sedih. Padahal yang harusnya di rumah aja.
    Semoga kia semua dilindungi kesehatanna aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, semoga Allah selalu melindungi kita ya :)

      Delete
  29. Senoga bisa lekas sembuh dan pulih kembali ya.. amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, alhamdulillaah Fakhri kini sudah sembuh. Makasih, Om Andrie :)

      Delete
  30. Ya Allah, ngeri juga ya mbak anak sakit dalam keadaan seperti ini, apalagi gejalanya demam, takutnya kena virus yang lagi marak, ternyata kena chikungunya.

    Biarpun chikungunya tapi harus cepat diobati ya. Sekarang bagaimana keadaan anaknya mbak? Apakah sudah sehat? Alhamdulillah kalo sudah sembuh dan kembali sehat.😊

    Aku belum instal Halodoc mbak, sepertinya harus install nih biar makin update.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Mas Agus 😊😊 Iyaaa, gejalanya mirip.campak, DBD, ngeri2 juga takut corona duuuh 😭 Ternyata gara2 nyamuk tih chikungunya. Alhamdulillaah Fakhri udah sembuh. Makasih atas doa dan perhatiannya 🤗🙏

      Delete
    2. Alhamdulillah kalo Fakhri sudah sembuh mbak.😊

      Eh nama anaknya Fakhri ya, kok jadi ingat Fahri di novel ayat ayat cinta.😁

      Delete
    3. Makasih, Om Agus 😍😍 Iya nih hihihi..bedanya ini pake 'kh' 😘

      Delete
  31. Alhamdulillah sudah membaik…

    Stay safe, healthy and virus free

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillaah, terima kasih doanya, om Tanza :)

      Delete
  32. Bisa dibayangkan rasanya, pasti sbg ibu makdeg ya mak. Semoga anaknda lekas pulih dan sehat kembali ya. Makasih info ttg chikungunya nya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa hiks :( Makasih ya, mbak atas doanya buat anakku. Sama2, semoga, semoga bermanfaat.

      Delete
  33. Dan selama ini aku pikir itu penyakit yg sama dengan demam berdarah . Ternyata beda ya... Tp memang yg aku takutin dr penyakit dengue atopun chikungunya, Krn ada nyeri sendi nya ini. Kalo kata temen2 yg prnh kena, itu EMG berasa sakiiit banget ya mba. Apalagi chikungunya yg sampe susah berjalan.

    Memang hrs selalu kita cek tempat penampungan air secara berkala. Dulupun asistenku kena dengue itu Krn di tampungan air ada yg tergenang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda, Mbak Fanny hihihihi :( Akupun terkezuuut pisan, ga percaya gitu Fakhri bisa kena chikungunya. Ngeri sampai ga bisa bergerak apalagi jalan. Iya, aku makinparno sama nyamuk, bawaannya ngomel2 mulu :) Tetap waspada kita semua nih.

      Delete
  34. Saya tgl 4 Juni lalu kena chikungunya. Sampai 16 Juli 2020 sendi kaki dan tangan masih sakit, bingung gmna ya ngobatinnya. Sdh ke dokter spesialist 4x hanya diberi obat pereda nyeri dan voltaren. Usia pdhal msh 45 .. kalo ada yg bs membantu share pengobatannya tlg info ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooooohhhh..turut prihatin ya mbak Mega. Anak dan papaku kena chikungunya. Memang sih ga ada obat yang spesifik melainkan istirahat yg cukup, obat pereda nyeri dan vitamin aja.

      Delete

Terima kasih atas kunjungan teman-teman :) Semoga betah membaca kisah seru dan penuh memori di blogku ini. Silakan tinggalkan pesan, kesan maupun saran. FYI, seluruh komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu. Oh ya, komentar dengan link hidup tidak akan aku munculkan.