Daftar Isi [Tampilkan]

Ketemu lagi sama saya di kuliner #14FoodTalk nih. Teman-teman suka makan serabi, mochi dan bandros? Waaah, toss yuk! Paling enak makan jajanan tradisional khas Jawa Barat ini sambil santai leyeh-leyeh di sofa dan minumannya teh atau kopi. Ikuti cerita saya selanjutnya aja. 

Mungkin sebagian teman udah pernah baca tulisan #14FoodTalk saya sebelumnya. Tentang nasi bakar peda itu lho dan 3 camilan favorit anak-anak dan keluarga di minimarket. Nah, kali ini saya beserta Nita Lana Faera, mbak Ummi Ade UFI dan Febriyanti Rachma udah sepakat membahas makanan khas dari daerah tertentu di Indonesia tentunya. Saya pilih yang khas Jawa Barat aja kan saya mah urang Sunda ti Bandung, pas lah hehehe 😊
 





Serabi

Serabi atau surabi berasal dari kata 'sura' yang artinya besar. Serabi adalah makanan ringan atau jajanan pasar khas daerah Jawa Barat. Bentukya kayak panekuk atau pancake tapi lebih kecil dan tebal. Mun ceuk urang Sunda mah atawa di Bandung sebatna 'surabi Bandung' 😍

Serabi Manis (Foto: dokpri)
Bikin kue serabi ini biasanya dibakar dengan menggunakan alat tradisional, seperti tungku dan cetakan dari tanah liat. Zaman moderen kini cara memasak serabi udah bisa menggunakan peralatan yang terbaru dan cepat matang. 

Kue serabi ini ga dimakan langsung begitu aja, teman-teman. Ada saus yang menambah rasa enaknya. Nah, saus serabi dibuat dari gula jawa sesuai dengan selera nusantara. Campuran gula jawa dan santan kelapa ini disebut kinca.

Serabi Manis (Foto: dokpri)

Dulu sih, rasa surabi belum bervariasi. Paling rasa original atau tawar begitu aja atau biasanya berisikan oncom. Kini serabi udah makin kaya rasa. Malah ada topping segala lho, misalnya rasa pisang, stroberi, keju, cokelat dan lain-lain, pokoknya aneka kreasi. Jadi ada 2 jenis serabi nih yaitu serabi manis yang menggunakan kinca dan serabi asin dengan atau tanpa taburan oncom yang udah dibumbui di atasnya.


Harga Kue Serabi dan Mochi di Koperasi Sejati Mulya (Foto: dokpri)

Saya beli serabi dan mochi di Koperasi Sejati Mulya Pasar Minggu. Banyak banget deh jajanan enak ala pasar sampai makanan kekinian. Harga serabi 5 buah beserta sausnya Rp 8.400 dan mochi 2 plastik seperti yang ada di foto itu Rp 4.800. 

Murah kan ya? 😋 Soalnya serabinya ga pakai rasa macam-macam, ga ada topping segala hehehe. Mochi juga ala murmer lah buat jajanan anak-anak dan keluarga. Apalagi di sekitar koperasi ada SD Pelita dan SMUN 28. Laris deh pokoknya nih koperasi.


Mochi 

Di negeri matahari terbit, mochi terbuat dari beras ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat. Mochi pun memang udah lama ada di negara-negara sekitar Jepang seperti Taiwan, Korea Selatan dan Cina. Konon menurut sejarah, keberadaan mochi di negara kita itu karena masuknya kebudayaan Cina. 

Proses Pembuatan Mochi (Foto: batikimono.com)
Indonesia pun punya mochi, bentuknya bulat, bertabur tepung sagu, kenyal rasanya. Begitu digigit, hhhmmm langsung terasa manisnya. Di Kota Sukabumi dan Bandung lah kita bisa temui mochi di mana-mana, eh di Bogor juga banyak. Sekarang mah di mana-mana banyak yang jual mochi. Rasanya khas deh, lembut pas pertama kali dimakan dan lama-lama jadi lengket di mulut.

Mochi (Foto: dokpri)

Awalnya mochi buatan Kota Sukabumi, Bogor, Bandung dan sekitarnya biasanya berisi adonan kacang. Kalau mochi yang tanpa isi biasanya disebut kiathong. Umumnya sih kue mochi ini dikemas dalam keranjang bambu ukuran kecil. 

Kue Mochi Kemasan Bambu (Foto: web BBC)

Lazimnya mochi ga bisa disimpan terlalu lama alias mesti segera dimakan. Rata-rata maksimal empat hari penyimpanan di suhu udara biasa. Bahkan kalau mochi rasa durian dan keju paling lama tahan dua hari. 

Mochi Kekinian (Foto: Sogoodblog)

Mochi Bentuk Kucing (Foto: web E-bay)

Sebaiknya mochi ga disimpan di dalam kulkas. Kenapa hayooo? Ya, benar, rasanya jadi berubah, kekenyalannya jadi berkurang. Begitu sih kalau mochi yang asli dan benar-benar dibuat dengan hati hehehe. Ya dong...jangan menggunakan pengawet lah, kan ga baik buat kesehatan tubuh kita 😃

Toko Kue Mochi Kaswari Lampion di Sukabumi, Jawa Barat berada di Jalan Bhayangkara No. 19, Kaswari II Selabatu, Cikole. Ada lagi nih di namanya Mochi-Mochi di Bandung di kios Paris Van Java, Jalan Sukajadi. Banyak lah kalau mau hunting mochi mah, di Jakarta juga seabrek-abrek. 



Bandros


Bandros (Foto: dokpri)

Bandros terbuat dari adonan terigu yang bentuknya mirip dengan kue pancong. Cara bikinnya mudah kok, kalau suka perhatiin abangnya lagi bikin. Kadang saya tuh kalau jajan bandros bareng anak-anak, senang lihat cara masaknya hahaha... 😀

Di dunia kuliner Sunda, jajanan tradisional di pinggir jalan ini masih banyak diminati masyarakat lho, seperti saya. Bisanya penjual bandros berkeliling pemukiman warga, jualannya dengan cara dipikul bukan didorong kayak tukang bakso. Rasanya gurih deh, campuran santan dan kelapanya terasa banget, apalagi kalau masaknya masih pakai kayu bakar yang dibelah kecil-kecil.

Saya sering beli bandros, biasanya minta yang baru jadi biar panas gitu. Kan enak makannya, ditambah gula pasir atau parutan kelapa. Bandros masa kini udah dikreasiin sama cokelat, irisan buah dan lainnya. Misalnya rasa cokelat nih. Langsung taruh aja cokelat di atas adonan bandros. Panas api bakal melelehkan si cokelat, lalu dioleskan ke seluruh permukaan bandrosnya.  

Proses Membuat Bandros (Foto: Kuliner Panduan Wisata)
Teman-teman mau penasaran cara bikin bandros? Sini saya bisikin hihihi... 😚 Bahan kelapa parut dicampur tepung beras dan tepung ketan. Lalu campuran tersebut dibubuhi garam dan diaduk rata. Setelah itu tuangkan santan sedikit demi sedikit, aduk sampai rata hingga jadi adonan. Nah, adonan ini dimasak dalam cetakan atau loyang lempeng setengah lingkaran. Pada umumnya cetakan kue bandros terbuat dari bahan kuningan.

Kalau udah jadi matang dan siap dinikmati, biasanya bandros ini ditaburi parutan kelapa juga. Tapi makin ke sini kayaknya udah jarang yang ditaburi kelapa parut, soalnya mahal kan si kelapanya ga nutup harga pembuatannya. Lagi pula, kata si mang penjual bandros, riweuh atuda mun abdi nyieun kalapa na, awis ayeuna mah. Jadi pakai gula pasir aja gitu. 

Teman-teman, paling enak menikmati serabi, mochi dan bandros ini ditemenin sama teh tawar hangat atau panas, sesuai selera aja. Bisa di pagi hari, siang maupun malam hari. Duduk manis di kursi teras rumah atau ruang keluarga sambil ngopi cantik terus nonton film hhhmmm.... makin yummy aja 😍 

Ga usah liatin timbangan yach hahaha... Jangan takut jadi gemuk, apalagi kalau kulineran bareng saya, rugi ntar lho hihihi 😊 Makan enak biar badan sehat, jangan lupa rajin berolahraga kayak saya. Ga percaya? Percaya aja lah 😄 

Makasih udah mampir dan baca-baca tulisan saya. Kalau mau kasih opini atau masukan, silakan isi di kolom komentar. Baca juga cerita teman-teman saya yaitu Nita Lana Faera nitalanaf.com mbak Ade UFI di adeufi.com dan Febrianty Rachma di tulisanfebri.com yach. Selamat makan! Sampai jumpa di #14FoodTalk bulan depan yach. Wassalam.