Yok, mari yok ke Posyandu (Mari Yok!). Yok, mari yok ke Posyandu! Ayo! Apa kabar ibu-ibu, bapak-bapak dan teman-teman semua? Semoga sehat dan lancar berpuasa Ramadan ya, aamiin. Kali ini aku mau obral-obrol soal keamanan dan kesehatan anak dan keluarga dengan imunisasi lengkap dan rutin.
Jadi teringat anak-anakku dulu, Rafa dan Fakhri mulai bayi sampai usia 5 tahun (Balita) yang rajin diajak ke Posyandu. Apalagi mamaku dahulu adalah kader Posyandu yang cukup lama, sejak zaman aku bersekolah di bangku SD.
Urusan imunisasi, Insya Allah sudah lengkap, kan tercatat semua di buku pencatatan masing-masing anak. Ada imunisasi yang dilakukan di rumah sakit, klinik, dokter maupun Posyandu. Serba mudah kok kalau kita niat, pasti ada jalan. Jangan sampai terlupa lho, jadwal vaksin buah hati kita.
Sayangnya, sejak pandemi melanda dunia dua tahun terakhir, pelaksanaan layanan imunisasi mengalami kendala. Pada tahun 2020 WHO mengungkapkan secara global bahwa 23 juta anak di bawah usia 1 tahun tidak menerima imunisasi dasar. Sejak tahun 2009, inilah angka tertinggi.
Peran imunisasi terbukti efektif dalam
meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah beragam penyakit.
Setiap tahun imunisasi telah membantu mencegah kematian 2 hingga 3 juta
anak di Indonesia. Semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak,
maka semakin baik pula perlindungan kesehatan anak dan tentunya juga
akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.
Kemenkes dan GSK Indonesia Ajak Masyarakat Melakukan Imunisasi Rutin Meskipun Situasi Masih Pandemi
Alhamdulillaah, pada hari Senin, 18 April 2022 lalu aku berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI bersama GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia, perusahaan kesehatan global, tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dalam Pekan Imunisasi Dunia.
Acara tersebut mengusung tema “Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap – Long Life for All”. Kementerian Kesehatan dan GSK Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap memberikan imunisasi secara rutin kepada anak meskipun kita masih berada di situasi pandemi.
Sebelum webinar dimulai, ada rekaman yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin,”Selama lebih dari dua abad imunisasi telah memberikan anak-anak kesempatan untuk tumbuh sehat dan bahagia dengan mengurangi ancaman berbagai penyakit seperti polio, cacar air, tetanus, difteri, pertusis, influenza dan campak”.
Kementerian Kesehatan RI dan WHO |
Beliau menambahkan lagi,”Momentun Pekan Imunisasi Dunia 2022 diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kesehatan, masyarakat, pemerintah dan jajarannya baik daerah maupun mitra pembangunan untuk menjalankan program imunisasi demi tercapainya tujuan keluarga Indonesia yang sehat dan berkualitas.
Grass selaku perwakilan UNICEF mengatakan bahwa program kesehatan dan keamanan vaksin sudah tersedia. Petugas kesehatan juga telah dilatih untuk memastikan keluarga dapat aman dan tenang membawa anak-anak diimunisasi di fasilitas layanan kesehatan.
Adapun dr. N. Paranietharan - WHO Representative to Indonesia yang mengemukakan bahwa Bulan Imunisasi Anak Nasional yang akan datang memberikan kesempatan untuk bisa melaksanakan imunisasi rutin pada setiap anak. Anak-anak yang divaksin lengkap selain sehat, tentu dapat berprestasi lebih baik lagi di sekolah dan menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Vaksin yang telah disetujui WHO terbukti aman dan secara ilmiah efektif mencegah penyakit campak, polio, rubella, difteri dan tetanus.Jika anak-anak tidak diimunisasi, mereka dapat terkena penyakit yang bisa mengakibatkan kematian. Lindungi anak-anak kita dengan lengkapi vaksinnya!
Berbagai penyakit Berbahaya pada Anak-anak |
Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84% dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak Covid-19 . Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1% per Oktober 2021.
- dr. Prima Yosefine, MKM selaku Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes.
- dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes.
- Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A (K) selaku dokter spesialis anak - Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM.
- dr. Deliana Permatasari selaku Vaccine Medical Director GSK Indonesia.
- dr. Johan Wijoyo selaku Senior Medical Affairs Manager GSK dan moderator acara.
Kemenkes dan GSK Indonesia Ajak Maksyarakat Lengkapi Imunisasi |
Mengikuti Webinar |
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM mengatakan bahwa dalam menjawab tantangan ini Pemerintah telah mengeluarkan dan mensosialisasikan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang petunjuk teknis untuk mengatur pelaksanaan pelayanan imunisasi rutin pada masa pandemi Covid-19 serta melakukan akselerasi imunisasi bagi anak yang belum lengkap statusnya.
“Disamping sikap waspada terhadap virus Covid-19 yang terus dijaga, layanan imunisasi pada anak harus tetap diberikan untuk menghindari risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi” ujar dr. Prima.
Potensi wabah KLB dapat terjadi mengingat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri dapat menular. Difteri merupakan bakteri yang menyerang saluran pernapasan pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas. Pada bulan November dan Desember 2021 lalu dilaporkan bahwa tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Baru mengalami kasus KLB difteri dan campak.
Mapping KLB Difteri |
Mungkin masih banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya negara mana saja sih yang melakukan imunisasi kepada rakyatnya? Ternyata semua negara melakukan imunisasi rutin karena terbukti penting, bermanfaat dan aman.
Bagaimana dengan Indonesia? Negara kita memiliki BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) yang dimulai pada Mei 2022. Ada tiga hal signifikan pada BIAN ini yaitu:
- Imunisasi Kejar (Polio: tetes /OPV dan suntik /IOV) dengan tujuan melengkapi status imunisasi balita yang terlambat diimunisasi sesuai jadwal.
- Imunisasi tambahan campak rubella dengan tujuan memberikan dosis tambahan tanpa memandang status imunisasi.
- Pelaksanaan perluasan dan introduksi vaksin baru dengan tujuan penambahan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan “Melalui peringatan Pekan Imunisasi Dunia setiap pekan akhir bulan April ini kami mengajak semua pihak lintas sektor, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media untuk dapat menjadi penggerak serta turut mendorong pelaksanaan imunisasi yang berkualitas dan mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Beliau juga mengemukakan soal kegiatan Posyandu yang kini menurun sebesar 21% pada 2020. Hal ini mengakibatkan cakupan imunisasi dasar tidak lengkap. Oleh karena itu diadakan layanan Posyandu kunjungan ke rumah dan penambahan jadwal yang biasanya sebulan sekali menjadi beberapa kali sebulan untuk menghondari kerumunan.
Saat ini telah dikembangkan kemitraan Pentahelix yang melibatkan sebagai berikut:
- Unsur pemerintah: Kesehatan maupun non-kesehatan.
- Unsur pendidikan/ perguruan tinggi (Akademisi).
- Unsur private sector: GSK.
- Organisasi masyarakat sipil: IDAI, NGO, LSM.
- Peranan media massa: Kontribusi media dan blogger.
Aku Tahu, Aku Mau, Aku Mampu
Dalam mengembangkan kemitraan tersebut dilakukan dengan slogan ‘Aku Tahu, Aku Mau, Aku Mampu, yakni:
- Aku Tahu: Memberikan lebih banyak pengetahuan dan menyebarluaskan informasi yang benar.
- Aku Mau: Masyarakat mau melaksanakan setelah tahu, butuh, jadi tidak dengan paksaan alias keinginan sendiri.
- Aku Mampu: Jika sudah tahu dan mau, warga akan mengajak orang lain melakukan hal yang sama.
Tantangan dan Tujuan Program Imunisasi
- Masih terdapat daerah kantong yang memiliki cakupan imunisai rendah, berisiko tinggi KLB PD3I (Difteri, Campak dll).
- Komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah masih kurang terutama dalam operasional program.
- Masih terdapat penolakan imunisasi (Isu negated, halal/ haram, takut KIPI dll).
- Manajemen penyimpanan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan terutama swasta masih belum sesuai SOP.
- Kapasitas, jumlah dan mutasi sumber daya manusia pelaksana imunisasi yang masih perlu ditingkatkan.
- Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (Intermediate goal).
- Menurunkan prevalensi penyakit (Mengubah epidemiologi penyakit).
- Eradikasi penyakit (Final goal).
Apakah Imunisasi Bebas Efek Samping?
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dapat terjadi, umumnya bersifat ringan dan sementara. KIPI merupakan suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga disebabkan oleh imunisasi.
- Ada KIPI Lokal (Indurasi)
- KIPI Lokal (Nyeri pada tempat suntikan)
- KIPI Sistemik (Menangis)
- KIPI Sistemik (Demam) Pasca DTP-HB-Hib
- KIPI Lokal dan Sistemik Pasca DTP-HB-Hib Booster
Risiko Penyakit vs Risiko KIPI
- Risiko Penyakit- Difteri, mati 1:20
- Tetanus, mati 3:100
- Pertusis. Pneumonia 1:8 ; Ensefalitis 1:20 ; mati 1:20
- Risiko KIPI
- Vaksin DTP. Menangis terus 1:100 ; Renjatan/Syok 1:1.750 ; Ensefalitis akut 0-10,5 : 1.000.000. Mati: tidak diketahui.
- Efek samping vaksin BCG, Hepatitis B, DTP-HB-Hib, OPV, IPV, Campak bisa dilihat pada tabel berikut:
Efek Samping Imunisasi |
Keamanan dan Manfaat Imunisasi untuk Anak dan Keluarga
Dokter Spesialis Anak, Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan “Untuk menghindari terjadinya serta meluasnya kasus Kejadian Luar Biasa (KLB), penting bagi orang tua untuk segera melengkapi dan mengejar imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang jadwal imunisasi dari awal”.
Menurut beliau, imunisasi dapat memupuk kekebalan komunitas. Imunisasi melindungi individu yang bersangkutan serta bisa melindungi individu lain yang belum diimunisasi. Kekebalan komunitas hanya bisa dicapai dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
Dengan menurunnya cakupan imunisasi rutin lengkap, maka semakin turun pula tingkat kekebalan komunitas terhadap PD3I. Kematian akibat PD3I di tahun 2013 adalah 4,9 juta jiwa, sedangkan di tahun 2018 sebanyak 2,1 juta.
Bagaimana jika imunisasi anak tidak lengkap? Bawa si kecil ke layanan kesehatan dan langsung diimunisasi. Lengkapi imunisasi yang kurang karena tidak ada imunisasi yang hangus. Apabila banyak yang tertinggal atau kurang, maka lakukan vaksin ganda/ multiple.
Cara Kerja Vaksin |
Manfaat Imunisasi
Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila suatu saat terkena penyakit, biasanya orang tersebut dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Manfaat imunisasi yakni sebagai berikut:
- Proteksi Individu. Setiap orang yang mendapatkan imunisasi akan membentuk antibodi spesifik terhadap penyakit tertentu.
- Proteksi Lintas Kelompok. Pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu (Anak) dapat membatasi penularan kepada kelompok usia dewasa atau orang tua.
- Kekebalan Kelompok. Apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata, maka dapat membentuk kekebalan tubuh kelompok dan melindungi kelompok masyarakat yang rentan.
Pelaksanaan Imunisasi Rutin pada Masa Pandemi Covid-19
- Sebagai prinsip dasar, pada masa pendemi Covid-19 imunisasi tetap harus diberikan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.
- Adanya rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) bahwa imunisasi harus tetap diupayakan lengkap sesuai jadwal. Penundaan imunisasi akan memperbesar risiko KLB PD3I.
- Strategi pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi epidemiologi Covid-19, kebijakan pemerintah daerah serta situasi epidemiologi PD3I.
- Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menetapkan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi serta prinsip menjaga jarak aman 1-2 meter (physical distancing), sehingga pelaksanaan imunisasi tetap aman untuk petugas kesehatan dan sasaran.
- Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan efisien untuk optimalisasi pelayanan imunisasi pada masa pandemi Covid-19.
Pelaksanaan Imunisasi Rutin pada Masa Pandemi Covid-19 |
Prevalensi Gizi dan Imunisasi |
Penting bagi anak untuk mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan yakni hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Polio, Campak, Rubela. Selain itu, orang tua juga dapat merujuk pada jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan rincian sebagai berikut:
- Usia 0-12 bulan : Hepatitis B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus, Influenza, MR, JE, dan Hepatitis A.
- Usia 1-2 tahun : MMR, Varisela, vaksin ulangan DTP-Hib-Hepatitis B.
- Usia 24 bulan : Tifoid.
- Beranjak usia 9 tahun, anak juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan Dengue.
Sebagian besar vaksin tersebut telah masuk dalam program imunisasi nasional sehingga masyarakat dapat mengakses secara gratis melalui fasilitas kesehatan seperti Puskesmas maupun Posyandu. Pada pertengahan tahun 2022 ini Kementerian Kesehatan juga akan menambahkan vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia dan Rotavirus untuk mencegah diare . Hal ini merupakan upaya yang dilakukan Pemerintah dalam memberikan akses imunisasi dasar lengkap kepada seluruh anak-anak Indonesia.
Dukungan GlaxoSmithKline - GSK Indonesia
GSK Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung upaya Pemerintah dalam membangun dan memelihara kesehatan masyarakat. Dalam acara ini dr. Deliana Permatasari, Vaccine Medical Director GSK Indonesia mengatakan,” Ada kolaborasi antara public dan private dalam upaya untuk menyampaikan informasi ilmiah kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat umum terkait imunisasi harus terus lakukan agar dapat mempercepat cakupan imunisasi lengkap terhadap 'Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) diantaranya seperti Difteri Tetanus Pertussis, Rotavirus, dan Pneumokokus, Difteri, MMR”.
GSK merupakan satu dari world largest vaccine company, yang memiliki lebih dari 20 vaksin yang memberikan proteksi pada penyakit-penyakit infeksi untuk semua umur. Sebagai perusahaan vaksin terbesar di dunia GSK juga terus menemukan vaksin baru untuk cegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi. GSK bangga akan kolaborasi ini dan memastikan supply vaksin di lebih dari 100 negara. Peranan sektor swasta terhadap kesuksesan cakupan vaksinasi yang penting sekali.
Rangkuman Tentang Imunisasi
- Imunisasi merupakan upaya pencegahan efektif untuk cegah PD3I.
- Perlu dilakukan sesuai jadwal Kemenkes/ IDAI.
- Aman, telah diimplementasikan di 192 negara di dunia.
- Dapat menimbulkan KIPI tetapi imumnya ringan dan sebentar.
- Perlu diberikan secara lengkap sesuai jadwal.
- Apabila imunisasi tertinggal/ tidak lengkap, maka segera lengkapi.
Teman-teman, itulah kemanan dan manfaat imunisasi untuk anak dan keluarga menuju masa depan sehat dan gemilang. Mari kita sukseskan bersama pelaksanaan imunisasi di Indonesia dengan lengkapi imunisasi anak-anak kita tercinta sekarang juga. Salam sehat dan bahagia!
PR banget bagi kita ya untuk menjaga vaksinasi ini. Jadi kita sebagai orangtua perlu memahami ya tentang vaksin ini
ReplyDeleteBenar sekali Ayah Ugi :D Kalau perlu pasang reminder supaya ga terlewat imunisasi anak2 kita.
DeleteBetapa banyak manfaat imunisasi bagi anak dan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang ya...Maka jika ada ketertinggalan imunisasi akibat pandemi mestinya segera dikejar, sehingga lengkap vaksinasi yang diperoleh anak nanti
ReplyDeleteBetul sekali, masih bisa kita kejar imunisasi yang tertetunda akibat pandemi ini mbak.
DeleteAlhamdulillahnya. Mamaku adalah sedikit mama kampung yang menyadari pentingnya imunisasi lengkap untuk anak. Sehingga aku dan adik-adikku mendapatkan imunisasi lengkap.
ReplyDeleteBanyak sekali ibu-ibu yang tinggal di kampung tu merasa nggak perlu imunisasi. Khawatir anak sakitlah. Padahal dampaknya kan baik.
Alhamdulillah mamahnya sangat concern terhadap pentingnya imunisasi lengkap pada anak2 dan keluarga mbak :)
DeleteAngka cakupan imunisasi memag harus terus dijaga, ya. Jangan sampai kekebalan imunitas jadi hilang karena banyak yang gak imunisasi. Ngeri kalau sampai jadi endemi apalagi pandemi. Semoga semakin banyak orangtua yang mau mengejar ketertinggalan imunisasi. Supaya semua anak Indonesia terlindungi
ReplyDeleteBenar. Semoga saja aamiin.
DeleteBeberapa keponakanku yang mahmud dan melahirkan selama pandemi berlangsung, cobaannya memang luar biasa. Selain proses melahirkan yang hanya boleh ditemani suami. Itupun dengan proses cek kesehatan yang panjang. Belum lagi ribetnya urusan imunisasi dasar karena masalah pemeriksaan dan tidak semua RS membuka kesempatan ini karena sebagian besar tenaga medis ditugaskan dalam tim penanganan Covid-19. Akhirnya beberapa diantaranya terpaksa menunda imunisasi.
ReplyDeleteJadi ikutan khawatir karena imunisasi kan sejatinya bukanlah hal yang boleh ditunda. Karena setiap vaksin sudah ada jadwalnya sesuai dengan usia si bayi. Alhamdulillah, meski rada terlambat, satu demi satu satu vaksin bisa dilakukan. Ngeri juga kan Nur jika bayi-bayi tidak diproteksi kesehatannya sementara virus sedang mengelilingi kita.
Ya, makanya itulah kenapa pemerintah mensosialisasikan imunisasi lengkap kepada masyarakat akan disegerakan. Memang gegara pandemi ini terjadi sedikit kekacauan ga lengkapnya imunisasi dasar karena sulit interaksi. Semoga masih bisa rutin dan lengkap ya, supaya anak2 terhindar dari penyakit2 berbahaya.
DeleteImmunisasi ini penting banget, apalagi buat anak-anak, karena kita ga pernah tahu bila suatu saat anak akan terinfeksi, dan kita tidak ingin ia menderita, dan mungkin akan mengancam nyawanya, karena kelalaian kita akan vaksinasi.
ReplyDeleteBetul. Jangan sampai kelupaan diimunisasi, dampaknya bakalan seumur hidup ih amit2.
Deletesetuju, pandemi jangan membuat kita melalaikan imunisasi
ReplyDeleteJangan sampai pandemi Covid-19 hilang, eh muncul penyakit lama seperti BCG dan polio
keren banget Kemenkes karena peduli dan konsisten mengampanyekan imunisasi
Jangan sampai ya duh amit deh. Semoga saja masyarakat waspada terus dan mau membawa anak2nya ke layanan kesehatan untuk diimunisasi.
DeleteAntisipasi dengan masa depan generasi penerus memang perlu dipertimbangkan melalui ikut program imunisasi. Karena dampaknya besar untuk kekebalan tubuhnya tetap terjaga
ReplyDeleteYes, bener banget mbak :)
DeleteImunisasi bagi anak2 emang sangat penting sekali ya, bisa membuat mereka lebih kebal terhadap antigen asing penyebab penyakit. Sehingga wajib imunisasi lengkap. Ortu harus paham dan mengarahkan anak2nya tuk imunisasi maupun vaksinasi.
ReplyDeleteMesti lebih banyak sosialisasi tentang imunisasi lengkap dengan jadwalnya :)
DeleteImunisasi anak buat aku hukumnya wajib dan harus tepat waktu mba, molor2 paling cuma itungan minggu doang, soalnya menurut aku itu penting bgt.
ReplyDeleteNgomong2 soal posyandu, posyandu di RW ku di depan rumah yg ngasuh anakku persis hihi, jadi tiap bulan anakku ke posyandu terus ama pengasuhnya. Tp bulan puasa ini libur posyandunya.
Keren mbak Ursula. Iya dong memang harus begitu kita jadi orangtua :D
DeleteAlhamdulillah anakku vaksin di rumah vaksin yang notabene pada sehat semua jadi masih sesuai jadwal
ReplyDeleteEmang penting banget ya mba vaksin itu, salah satu ikhtiar kita menjaga kesehatan keluarga
Alhamdulillaah, toss kita mbak.
DeleteImunisasi lengkap itu sangat penting bagi kesehatan anak-anak ya mbak
ReplyDeleteDengan memberikan anak imunisasi lengkap, kita telah melindungimyabdari ancaman berbagai penyakit
Namanya juga ikhtiar ya mbak.
Deleteinformasinya lengkap sekali, terimakasih sharingnya, ini sih wajib baca ya terutama buat ibu-ibu atau calon ibu supaya buah hati tetap sehat
ReplyDeleteSama2. Iya mbak.
DeleteLengkap banget paparan mengenai imunisasi anak ini mbak. Semoga kaum yang masih anti vaksin segera menyadari bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati sedari dini. Ngeri, antara Difteri dan Pneumonia angka resiko kematiannya sama ya
ReplyDeleteSemoga. Harus sadar akan manfaat imunisasi ini terhadap kesehatan anak2 kita.
Deleteimunisasi dasar ini memang diperlukan ya mba, kalo aku sih mikirnya sebagai bentuk ikhtiar untuk menjaga kesehatan anak kelak dari segala penyakit yang mungkin belum ada obatnya
ReplyDeletePihak sekolah anak tadi juga menyampaikan jika bulan ini anak anak akan imunisasi. Sebagai ibu dan masyarakat yg patuh anjuran pemerintah, saya setuju. Karena secara pribadi saya pun memahami pentingnya imunisasi bagi kita yang rentan dengan berbagai penyakit baik yang berbahaya, menular, maupun tidak
ReplyDeleteBetul. Jadi bagi anak2 yang belum sempat diimunisasi, masih bisa susulan. Datangi aja layanan kesehatan terdekat :)
DeleteImunisasi melindungi kesehatan dan masa depan generasi bangsa
ReplyDeleteBenar sekali.
DeleteDah jangan banyak alasan buruan imunisasi biar kesehatan anak makin prima di masa depan
ReplyDeleteYoi.
DeleteBagus sekali, kak Nurul.
ReplyDeleteEdukasi awal mengenai imunisasi ini yang kudu dikuatkan, bahwa dengan imunisasi, anak bisa sehat dan terhindar dari KLB (Kejadian Luar Biasa) atau wabah penyakit yang sudah pernah ada di Indonesia. Efek jangka panjang ini tentu akan sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh sang anak untuk kini dan nanti.
Membentuk imunitas atau kekebalan sejak awal.
Dan edukasi mengenai bahan yang digunakan imunisasi adalah bahan yang halal, sehingga tidak perlu membentuk opini publik yang meluas. Cukup percayakan pada MUI Indonesia.
Mesti lebih sering sosialisasikan informasi mengenai imunisasi ini beserta jadwalnya :D Betul sekali.
DeleteBeruntungnya aku juga karena posyandu sangat dekat dengan rumahku, jadi sekal anak pertama ngga terlewat informasi dari kader posyandu.. setiap ada layanan pasti selalu mampir kerumah untuk pinjam alat kebersihan untuk membersihkan posyandu yang memang hanya digunakan saat ada layanan.. ya intinya aku termasuk yg sangat terbantu dengan adanya layanan dari posyandu khususnya imunisasi dasar anak anak
ReplyDeleteSenangnyaaa mbak Elly :D Alhamdulillaah ya kehadiran Posyandu sangat bermanfaat dan mendukung imunisasi anak.
DeleteImunisasi rutin dan lengkap penting bagi kesehatan anak, dan edukasi tentang ini memnag mesti digaungkan terus agar semua sadar akan bahaya jika anak tidak diimunisasi. Kalau enggak bermanfaat pasti enggak semua negara mau melaksanakannya, kan...
ReplyDeleteBetul sekali :)
DeleteKadang ya ada orang tua yang berseloroh, "Anakku ngga diimunisasi juga sehat-sehat aja." Dia lupa kalau sebenarnya anaknya sehat juga bisa jadi ada andil dari anak-anak yang sudah diimunisasi, sehingga penyebaran penyakitnya ngga sampai ke anak tersebut.
ReplyDeleteImunisasi itu penting banget sih, sebagai salah satu bentuk ikhtiar kita untuk tetap sehat. Alhamdulillah anak-anakku diimunisasi. Terakhir kemarin dari sekolah ada imunisasi DT dan MR selain vaksin covid.
Seharusnya ada edukasi khusus pada orangtua khususnya para ibu tentang pentingnya imunisasi.
DeleteAku awalnya termasuk bingung saat pandemi datang
ReplyDeleteAgak khawatir saat membawa anak anak imunisasi
Tapi tetap harus berangkat, demi kesehatan anak juga
Alhamdulillaah ya semangat terus imunisasi anak.
DeleteSetuju. Imunisasi penting banget bagi anak agar imunitas lebih kuat dan tak mudah terkena penyakit dan jika ada KLB resikonya tak terlalu parah ya. Edukasi tentang pentingnya imunisasi ini juga harus terus digalakkan.
ReplyDeleteYang penting kita pun sudah berikhtiar :D
Deletealhamdulillah ya mba rafa dan fahri semua lengkap. kebayang kalau kita sendiri ga bekali imunisasi. aku yang utama-utama ke posyandu atau puskes, kalau yang tambahan krn dicover baru ke rumah vaksin atau rs. semoga anak-anak indonesia semakin banyak yang divaksin lengkap
ReplyDeleteAlhamdulillaah, iya mbak Echa. Aamiin, semoga.
DeleteSaya nih, jarang banget eh bahkan gak pernah sama sekali mengunjungi yang namanya Posyandu. Alasannya kenapa ya? gak tahu juga nih. Jadi tiap bawa anak untuk vaksinasi, ya paling dibawa ke dokter spesialis anak aja. Padahal ada banyak keuntungan kalau ke posyandu ya. Sering ada pembagian vitamin gratis juga.
ReplyDeleteOh ya? Posyandu sangat mendukung kesehatan anak lho. Iya, ibuku dulu kader Posyandu lama juga.
DeleteAku tahu, aku mau, aku mampu. Slogan ini simple tapi kalau di resapi maknanya dalam ya mbak. jadi kedasaran untuk imunisasi memang harus dari dalam diri sendiri, bukan karena pengaruh/paksaan pihak luar.
ReplyDeleteAlhamdulillah walau nggak pernah ke posyandu, anak-anakku juga sudah imunisasi lengkap. Imunisasi di bidan yang buka praktek di rumahnya kalau malam
Alhamdullilah anak-anakku vaksin-nya lengkap dan suami sangat disiplin kalau urusan imunisasi anak sejak bayi, tapi kebanyakan aku bawa anak-anak imunisasi di puskesmas, kalau di Posyandu biasanya urusan timbang-menimbang soalnya selain imunisasi, perkembangan berat badan anak terutama saat usia batita sangat penting buat aku. Imunisasi tidak hanya membantu membuat anak lebih sehat tapi juga membantu lingkungannya agar lebih sehat lho jadi manfaat imunisasi ngak hanya untuk diri sendiri, contohnya vaksin Covid-19.
ReplyDeleteSenangnyaaaa mbak. Layanan kesehatan mana saja bisa kok. Yang penting usahakan imunisasi sesuai jadwal. Kalau terlewat, masih bisa juga ga usah khawatir.
DeleteDuuuh aku kok serem banget sih liat foto fotonya :(
ReplyDeletekebayang anak anak menderita penyakit gini tanpa imunisasi :( sedih banget pasti orang tuanya jaman itu ya
Iyaaa mbak hiks :(
DeleteKalau sudah memasuki bulan imunisasi nasional itu emang sibuk banget nih sepertinya para nakes, tenaga bidan desa, kader posyandu hingga ibu-ibu muda membawa anaknya berbondong-bondong ke posyandu terdekat demi mendapatkan imunisasi sesuai dengan tahapan usia anaknya mbak.. Aku inget banget ketika masih menjadi kader posyandu pasti ada target yang balita yang harus dipenuhi karen memang ssaran pemerintah kan adalah imunisasi untuk banyk anak terpenuhi terutama yang wajib ataupun imunisasi tambahan (kejar) nya.
ReplyDeleteKeren ya Febri pernah jadi kader Posyandu, kayak mamahku dulu nih 😀😀 Iya, masih bisa kejar imunisasi yang tertunda. Pokoknya harus komplit semua deh.
DeleteImunisasi ini emang penting banget ya buat anak-anak, apalagi saat dia beranjak dewasa nanti, karena berhubungan dengan daya tahan tubuh nantinya.
ReplyDeleteAku jadi ingat, harus melihat lagi nih daftar imunisasi kedua anakku, apakah sudah lengkap atau belum.
Betul sekali. Daya tahan tubuh jangka waktu panjang itu penting.
DeleteDibalik banyaknya orang yang pro Dan kontra sama imunisasi aku tetap yang pro mbak. Karena manfaat imunisasi memang terbukti bagus kan ya dibandingkan yang nggak imunisasi.
ReplyDeleteYes, setuju.
Delete