Daftar Isi [Tampilkan]

Pada Hari Sabtu, 20 Mei 2017 saya menghadiri sebuah talkshow di El Bombon Cafe, Hotel Grand Melia, Jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Talkshow ini membahas seputar kesehatan wanita yang bertemakan "Your Greatest Wealth is Your Health". Acara ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk kaum perempuan saja, melainkan juga laki-laki dalam hal ini adalah pasangan suami istri disingkat pasutri.
 

Jumat malam sebelum hari H, saya membaca email yang masuk dan ternyata nama saya termasuk di dalam daftar undangan blogger yang terpilih. Semangat dong saya, kan ingin mendengarkan langsung ilmu menarik tentang kesehatan dari nara sumbernya. Ada dr. Irsal Yan, SpOG, dr. Herijanto, SpOG, Ibu Indri Boediharjo selaku Head of QQ Modelling dan mbak Ega Shore musisi reggae sekaligus pelatih renang sebagai bintang tamunya. 

Saya tiba di Hotel Grand Melia kira-kira pukul 08.30 WIB sedangkan talkshow dimulai pukul 10.00 WIB. Ga masalah sih datang kepagian hehehe tanggung antara mau balik lagi ke rumah atau langsung berangkat ke hotel. Pasalnya, pukul 06.45 WIB anak saya harus sudah kumpul di sekolah untuk acara karyawisata ke Taman Safari bersama seluruh kelas 6.

Setelah parkir di basement 2, saya  menuju Cafe EL Bombon di lantai 2. Lalu registrasi dan mendapatkan tanda mata dari pihak penyelenggara. Saya kan memang sendirian dan belum kenal wajah bloggers lain. Sambil menunggu, saya menikmati coffee break aja deh, ambil posisi dekat stop kontak hehehe...

Coffee Break di Caffe El Bombon (Foto: dokpri)

Ketemu Mbak Arum (Foto: dokpri)

Ibu Indri Boediharjo Sedang Berbagi Mengenai Pola Hidupnya (Foto: dokpri)


Ibu Indri Boediharjo berbagi cerita tentang apa aja yang dilakukan sebagai aktifitas hariannya. Misalnya treadmill 1 jam seminggu bisa 1-2 kali dan rajin mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Waktu makan malam pun dibatasi lho yaitu pukul 17.00 dan mesti disiplin. Beliau juga mengikuti program diet dari ahli gizi yang terpercaya.


Mbak Ega Bagong (Foto: dokpri)

Nah, mbak Ega Shore atau sering dipanggil Ega Bagong ga mau kalah seru nih. Sebagai ibu rumah tangga plus musisi Jamaican plus lagi pelatih renang hehe keren yach, beliau suka makan apa aja, sehingga disebut bagong oleh teman-temannya. Menurut mbak Ega, hidup itu harus disyukuri dan apa pun permasalahan yang dihadapi ya dijogetin aja jangan dibawa stres. Hebat banget ya 😄



Tiba saatnya nih saya mendengarkan 'wejangan' para dokter dari Klinik Teratai. Yang pertama adalah dr. Herijanto, SpOG. Beliau bilang,"Pelajar biasanya ditanya kapan lulus? Setelah lulus, ditanya kapan akan menikah kan? Nah jika sudah menikah, pasti yang ditanya adalah kapan punya anak?". 

Pada dua dasa warsa terakhir ada perubahan paradigma menikah yaitu globalisasi, kemampuan ekonomi yang meningkat, pendidikan seseorang yang lebih tinggi, makin terbukanya kesempatan kerja.


Pada umumnya, pasutri akan menjawab, "Belum rezeki. Belum dikaruniai momongan oleh Allah SWT", dan sebagainya. Namun, anak adalah sumber kebahagiaan suami isteri. Hidup tidak lengkap tanpa kehadiran anak dan pasutri sebaiknya memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Sebanyak 80 % pasangan akan hamil dalam 12 bukan perkawinan. 86 % pasangan akan hamil dalam 24 bulan perkawinan. Nah setelah 36 bulan bagaimana? Tentu kita sebagai manusia harus berikhtiar, berusaha semaksimal mungkin agar masih memiliki kesempatan dengan cara-cara lain, misalnya dengan inseminasi buatan, orang pada umumnya langsung mengacu pada program bayi tabung.

Sebaiknya kita mengetahui faktor apa saja penyebab infertilitas. Zaman sekarang yang katanya 'kekinian', gaya hidup masyarakat perkotaan semakin 'cepat' serba instan. Contoh paling sering ditemui ya makan fast food yang junk food, kurang olahraga, minuman beralkohol, merokok dan perokok pasif, kekurangan nutrisi, berat badan yang kurang maupun berlebihan dll. 





Sudah tau arti infertilias belum, teman-teman? Dokter menjelaskan nih kalau infertilitas berarti ketidakmampuan untuk hamil setelah bersenggama secara teratur tanpa kontrasepsi selama 12 bulan (untuk praktek klinik). Sedangkan WHO (1993) dan ESHRE (1996) mendefinisikan infertilitas untuk kepentingan riset epidemiologik.

Ada pula data dari WHO bahwa sebanyak 10-15% gangguan kesuburan dari suami yakni 30%, isteri sebesar 40%, faktor suami isteri 30%. Sebanyak 80 juta pasangan di Asia mengalami gangguan kesuburan tapi yang berobat ke klinik hanya sekitar 15% saja.

Fertilisasi in vitro (bayi tabung) merupakan proses bantuan teknologi untuk mempertemukan sel terlur (isteri) dan (sperma) suami di luar tubuh (in vitro), dalam medium kultur agar terjadi pembuahan (fertilisasi). Sedangkan transfer embrio berarti prosedur menempatkan embrio yang tumbuh dalam medium kultur ke dalam rongga rahim.


Agar perempuan bisa hamil, alat reproduksi harus optimal secara anatomi dan fisiologi..
Penjelasan dari Pihak Klinik Teratai (Foto: dokpri)


Teratai Fertility Clinic Jakarta menyediakan pelayanan fertilitas yang lengkap. Ada dukungan psikologis dari konselor dan perawat fertilitas. Suasana kekeluargaan membuat pasutri merasa nyaman. Selain itu, seluruh petugas melayani dengan hari dan sangat peduli kepada pasien.

Proses bayi tabung pertama yang berhasil di Indonesia bernama Nugroho Karyanto, lahir pada tanggal 2 Mei 1988 di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita.




Yuk, baca brosurnya nih dari Klinik Teratai, lengkap sekali, bukan? Periode 5 Mei-7 Juni 2017 ada promo spesial yakni sebesar 39 juta sudah termasuk obat-obatan, operasi petik sel telur dan transfer embrio. Sekadar informasi, biaya tersebut bukan biaya secara pasti ya. Semua tergantung pada situasi dan kondisi pasutri yang berkonsultasi. Oh ya, Klinik Teratai ini berlokasi di RS. Gading Pluit Lt. 4 Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading, Jakarta Utara. Para dokternya sudah berpengalaman puluhan tahun.



Tim Klinik Fertilitas Teratai

Konsultan: Prof. DR. Dr. Soegiharto Soebiyanto, SpOG(K), dr. Irsal Yan, SpoG, dr. Indra NC. Anwar, SpOG. 
Tim dokter: dr. Andrie Rongganie, SpOG, dr. Harijanto, SpOG MM, dr. I. G. N. Elbatiputera, SpOG.
Embriologist: Achmad Muhyiddin, Ssi, Heru N. Zawir dan Drh. Miko Saputro.


Ibu Alfita Beserta Puterinya (Foto: dokpri)


Testimoni pertama yang berhasil memiliki momongan dari Klinik Teratai yaitu Ibu Alfita. Ia pernah mengikuti program bayi tabung pada tahun 2010 dan 2017. Setelah menikah selama 3 tahun akhirnya ia memiliki anak dambaan hati. Kini ia tengah hamil calon bayi kembar. Alhamdulillaah ya 😃


Ibu Yuliana dengan Bayinya (Foto: dokpri)

Testimoni kedua datang dari Ibu Yuliana. Ia berhasil memperoleh buah hati dengan proses bayi tabung. Tahun 2016 disuntik 7 sel telur, yang 3 disimpan dan ini bisa menjadi calon bayi jika berhasil. Per 1 telur  itu 10.000 - 100.000 dibuahi oleh 1 ekor sprema.


Foto Bersama MC dan Nara Sumber (Foto: dokpri)

Foto Bersama (Foto: dokpri)

Oh ya, sebelum bubar acaranya, saya menyempatkan diri bertanya kepada dr. Irsal Yan, SpoG tentang kemungkinan besar memiliki buah hati, meskipun misalkan isteri sudah pernah dioperasi miomnya, pernah mengalami endometriosis dan lain-lain. 

Penjelasan secara singkat, kata dokter Irsal, "Yang paling penting adalah niat. Memang untuk isteri rata-rata maksimal usia 35 tahun, namun tidak menutup kemungkinan pada usia di atas 40 tahun bisa berhasil juga. Manusia kan berusaha disertai doa siap tau dikabulkan Allah," ujar dr. Irsal. 

Dr. Irsal juga bercerita ada faktor keberhasilan sebanyak 60% itu terjadi pada perempuan berusia 35 tahun. Isteri diberi obat perangsang sel telur dengan tujuan merangsang pertumbuhan folikel di indung telur agar tumbuh lebih dari 1 (minimal 3, idealnya 8-10). Setelah diberi obat dan dilihat perkembangan folikel tersebut, maka tejadi petik ovarium. 

Tes urine, dilihat hasil jika positif (+) maka terjadi kehamilan secara kimia. Masih harus sabar menunggu hingga 2 minggu nih sampai terbentuk kantong embrio dan ada denyut jantung, baru deh akan terjadi kehamilan yang sebenarnya.


Bertemu dengan Bloggers (Foto: dokpri)

Saya yang sebelumnya hanya say hi sama mbak Gita, akhirnya bisa bertemu wajah deh. Ada juga mbak Agatha dan mbak Arum.


Pose Bareng Bloggers (Foto: dokpri)

Bertemu Bloggers Kece (Foto: dokpri)


Makanan Sehat Turut Memengaruhi Tingkat Fertilitas (Foto: dokpri)


Banyak mengonsumsi buah dan sayur itu sangat baik bagi kesehatan kita, terutama untuk meningkatkan tingkat kesuburan pasangan suami isteri yang sedang berusaha memiliki momongan. Tentu hal ini berlaku juga dong buat kita semua. Kepengen sehat terus kan, teman-teman? 😍


Tanda Mata Talkshow Women and Health (Foto: dokpri)

Itulah hasil 'pelajaran' saya di talkshow Women and Health di Le Bombon Cafe, Hotel Grand Melia Jakarta. Terima kasih atas undangannya buat saya, alhamdulillaah jadi menambah ilmu 😄 Sekian dulu cerita saya ya, sampai ketemu lagi! Wassalam.